Ilmuwan Berhasil Tumbuhkan Biji Pohon Penawar Racun yang Disebutkan dalam Alkitab
Biji tumbuhan ini ditemukan pada akhir 1980-an. Namun baru berhasil ditumbuhkan ilmuwan.
Getah pohon yang tumbuh dari biji purba yang ditemukan di sebuah gua di gurun dekat Yerusalem. Getah itu disebut-sebut dapat menjadi sumber balsem obat yang disebutkan dalam Alkitab. Demikian menurut sebuah studi terbaru.
Biji yang tidak biasa tersebut, berukuran sekitar 2 cm, ditemukan di sebuah gua di Gurun Yudea pada akhir 1980-an. Biji ini diperkirakan berasal dari periode 993 M hingga 1202 M.
-
Dimana benih pohon purba tersebut ditemukan? Para ilmuwan bereksperimen menanam benih berusia 1.000 tahun, yang ditemukan pada akhir 1980-an di Gurun Yudea, Palestina yang diduduki.
-
Siapa yang menemukan fosil tumbuhan? Beberapa fosil baru yang ditemukan mengisyaratkan bahwa tumbuhan berbunga muncul 100 juta tahun lebih awal dari perkiraan para ilmuwan sebelumnya.
-
Siapa yang menemukan kayu tertua? Larry Barham, arkeolog dari Universitas Liverpool di Inggris dan penulis utama studi dalam penelitian ini mengatakan kepada AFP bahwa struktur ini merupakan 'penemuan kebetulan' pada tahun 2019 saat penggalian di lokasi yang terletak di tepi Sungai Kalambo atas air terjun setinggi 235 meter.
-
Bagaimana pohon ini ditemukan? 'Fosil tumbuhan jarang ditemukan dalam sejarah bumi. Bahkan lebih jarang lagi kita dapat menemukan fosil pohon dengan daun mahkota tiga dimensi yang masih utuh. Kita dapat menghitung jumlah kemunculan fosil tumbuhan pada Paleozoikum Akhir dengan satu tangan, di mana batang pohon diawetkan dengan daun tajuk yang menempel. Dan pohon kecil yang kami temukan hanyalah satu dari segelintir fosil pohon yang daunnya masih menempel pada batangnya.'
-
Di mana fosil pohon purba itu ditemukan? Seorang pemburu fosil menemukan fosil bersisik aneh dan misterius saat berjalan-jalan di sungai di Birmingham, Alabama, Amerika Serikat.
-
Siapa yang menemukan hutan purba itu? Cekungan terbaru di taman ini ditemukan oleh para ahli pada Mei 2022, dengan panjang lebih dari 304,8 meter, lebar 149 meter, dan kedalaman 192 meter.
Setelah bertahun-tahun upaya menumbuhkan tanaman tersebut, para peneliti akhirnya berhasil mengidentifikasi tunas yang diberi nama "Sheba". Analisis DNA menunjukkan bahwa pohon ini termasuk dalam spesies unik dari famili Commiphora, yang tersebar di Afrika, Madagaskar, dan Jazirah Arab, terkenal karena resin aromatiknya.
Mengutip Independent, Sabtu (28/9), para peneliti menduga bahwa pohon "Sheba" mungkin merupakan kandidat untuk "Balsam Yudea" atau "Balsem Yudea", yang dibudidayakan secara eksklusif di wilayah gurun selatan Levant pada zaman Alkitab.
Balsam Yudea banyak disebutkan dalam literatur dari periode Helenistik, Romawi-Bizantium, hingga Pasca-Klasik antara abad ke-4 SM dan abad ke-8 M. Getah pohon ini, yang disebut "tsori" dalam teks-teks Alkitab, sangat berharga di dunia kuno dan diekspor ke seluruh Kekaisaran Romawi.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa getah ini digunakan sebagai parfum, dupa, obat katarak, serta untuk pembalseman dan penawar racun. Meskipun sangat berharga, Balsam Yudea tampaknya telah menghilang dari wilayah Levant pada abad ke-9.
Penelitian DNA terbaru menunjukkan bahwa pohon "Sheba" kemungkinan digunakan pada zaman Alkitab sebagai batang bawah untuk menumbuhkan pohon parfum legendaris, Balsam Yudea.
"Pencangkokan mungkin juga menjelaskan mengapa benih Commiphora belum ditemukan di situs penggalian," ujar para peneliti.
Mereka juga menemukan bahwa daun pohon muda tersebut mengandung senyawa aktif biologis dengan sifat anti-inflamasi.
“'Sheba', spesies Commiphora yang belum dikenal dengan sidik jari genetik yang unik, mungkin mewakili takson yang telah punah, yang dulunya asli wilayah ini. Resinnya, yang disebut 'tsori' dalam teks Alkitab, sangat berharga untuk penyembuhan meski tidak digambarkan sebagai harum," jelas para peneliti.
Pohon muda ini belum menghasilkan bunga dan buah, yang diharapkan peneliti akan membantu membandingkannya dengan spesies kerabat yang masih ada saat ini. Namun, mereka berspekulasi bahwa lingkungan tempat pohon ini tumbuh saat ini mungkin tidak mendukung pembungaan dan reproduksi.
"Meskipun ada keterbatasan, perkecambahan biji Commiphora kuno dari Gurun Yudea menunjukkan bukti keberadaannya di wilayah ini sekitar 1.000 tahun yang lalu. Ada kemungkinan bahwa pohon ini merupakan spesies asli yang resinnya, 'tsori', digunakan untuk pengobatan dalam Alkitab," ujar para peneliti.
Penelitian ini juga menekankan pentingnya menghidupkan kembali spesies yang mungkin memiliki peran penting dalam budaya kuno.
Reporter magang: Nadya Nur Aulia