Bahasa Tumbuhan Tak Lama Lagi Bisa Dimengerti Manusia
Sejatinya menurut ilmuwan, antar tumbuhan bisa saling berkomunikasi. Atas dasar itu, para ilmuwan ingin mengerti apa yang 'dibicarakan' satu dengan yang lain.
Tumbuhan ternyata memiliki kemampuan untuk “berbicara” satu sama lain melalui berbagai mekanisme komunikasi yang canggih. Banyak orang menganggap tumbuhan sebagai organisme pasif, namun mereka memiliki cara unik untuk berinteraksi dan saling memberi informasi. Ide ini bahkan menjadi inspirasi film-film fiksi Hollywood seperti Avatar.
Mengutip The Conversation, Rabu (24/9), penelitian terbaru menunjukkan bahwa komunikasi antar tumbuhan jauh lebih rumit dari yang kita bayangkan. Sistem komunikasi ini bekerja melalui jaringan yang sangat sensitif dan terkoordinasi. Sama seperti manusia bergantung pada internet, tanaman juga memiliki jaringan akar yang penting bagi kelangsungan hidup mereka.
-
Kenapa tanaman bisa mati? Seperti yang mungkin sudah Anda ketahui, ada beberapa faktor yang menyebabkan tanaman mati. Terlalu banyak air, terlalu sedikit air, cahaya tidak mencukupi, kekurangan nutrisi, dan faktor lingkungan lainnya. Tanaman akan tumbuh dan sehat jika dirawat dengan baik seperti terkena cahaya matahari yang cukup hingga kondisi air pada tanaman.
-
Bagaimana tumbuhan prasejarah bertahan? Tumbuhan ini berhasil bertahan melalui berbagai periode geologi dan perubahan lingkungan, menunjukkan ketahanan evolusioner yang luar biasa.
-
Kenapa kita perlu belajar nama latin tumbuhan? Nama tumbuhan lengkap dengan bahasa latin biasanya diajarkan saat anak duduk di bangku sekolah. Bahkan para murid juga akan disuruh untuk menghafalkan beberapa nama tumbuhan dengan Bahasa Latinnya.
-
Bagaimana proses penuaan pada tanaman? Seiring bertambahnya usia tanaman, pembelahan sel mereka melambat dan akhirnya berhenti, mengakibatkan kegagalan untuk beregenerasi dan akhirnya mati.
-
Dimana nama latin tumbuhan biasanya diajarkan? Nama tumbuhan lengkap dengan bahasa latin biasanya diajarkan saat anak duduk di bangku sekolah.
-
Apa ciri penuaan pada tanaman? Seiring bertambahnya usia tanaman, pembelahan sel mereka melambat dan akhirnya berhenti, mengakibatkan kegagalan untuk beregenerasi dan akhirnya mati.
Meski tidak bisa berbicara seperti manusia, tumbuhan menggunakan cara lain untuk menyampaikan informasi. Salah satu caranya adalah melalui zat kimia yang disebut volatil. Bau khas rumput yang baru dipotong, misalnya, sebenarnya adalah sinyal kimia yang dikirim oleh rumput untuk memperingatkan tanaman lain di sekitarnya akan ancaman, seperti mesin pemotong rumput. Itu adalah bentuk komunikasi yang diaktifkan oleh zat kimia, bukan suara.
Namun, komunikasi tanaman tidak hanya itu, penelitian juga menemukan bahwa tanaman menggunakan akar, sinyal listrik, jaringan jamur bawah tanah, dan mikroba tanah untuk berbagi informasi. Ilmu elektrofisiologi yang mempelajari sinyal listrik pada tanaman, membantu kita memahami bagaimana sinyal ini dikirimkan dan ditafsirkan.
Dengan teknologi modern, ilmuwan bahkan bisa memantau dan mengendalikan tanaman melalui sinyal-sinyal ini, seperti mengatur penyiraman atau mengetahui adanya kekurangan nutrisi.
Para peneliti bahkan berhasil mempengaruhi perilaku tanaman dengan mengirimkan sinyal listrik melalui perangkat seperti ponsel, sehingga tanaman seperti Venus flytrap dapat membuka atau menutup katupnya.
Komunikasi antar tanaman juga terjadi di bawah tanah, difasilitasi oleh jaringan jamur besar yang dikenal sebagai “jaringan kayu”(wood wide web). Jaringan ini menghubungkan pohon dan tanaman melalui akar, memungkinkan mereka berbagi sumber daya seperti air, nutrisi, dan informasi.
Pohon-pohon yang lebih tua bisa membantu pohon muda tumbuh serta memperingatkan mereka tentang ancaman seperti serangan hama. Jaringan ini seperti internet bawah tanah bagi tanaman, yang membantu mereka saling mendukung dan berkomunikasi.
Lebih dari 80 persen tanaman diyakini saling terhubung melalui jaringan kayu ini. Seperti internet yang memungkinkan manusia berbagi informasi, jaringan kayu memungkinkan tanaman menggunakan jamur untuk bersiap menghadapi perubahan lingkungan.
Namun, sistem komunikasi ini bisa terganggu oleh aktivitas manusia, seperti penggunaan bahan kimia, penggundulan hutan, atau perubahan iklim. Gangguan tersebut memengaruhi siklus air dan nutrisi dalam jaringan, membuat tanaman kurang terhubung dan kekurangan informasi.
Meski penelitian tentang dampak gangguan ini masih terbatas, kita tahu bahwa jaringan jamur dapat mempengaruhi respon tanaman, termasuk dalam hal pertahanan dan regulasi gen. Jika komunikasi bawah tanah ini terputus, tanaman menjadi lebih rentan terhadap ancaman lingkungan, membuat pemulihan ekosistem lebih sulit.
Oleh karena itu, para ilmuwan terus mempelajari jaringan kayu ini untuk memahami perannya dalam menjaga keseimbangan ekosistem di seluruh dunia.
Reporter magang: Nadya Nur Aulia