Mengenal Jernang, Tumbuhan Unik yang Jadi Sumber Ekonomi Masyarakat Orang Rimba Jambi
Tumbuhan merambat yang hidup di hutan tropis ini telah dibudidaya oleh masyarakat Orang Rimba sebagai salah satu sumber pendapatan mereka.
Indonesia begitu kaya akan keanekaragaman tumbuhan yang sangat bermanfaat bagi manusia, baik itu dari segi ekonomi maupun kehidupan sehari-hari. Di hutan dataran rendah Jambi terdapat satu tumbuhan yang dimanfaatkan oleh Orang Rimba, yaitu Jernang atau Dhaemorhop draco.
Jernang biasa juga disebut dengan Dragon Blood yang masih termasuk dalam golongan jenis rotan. Meski demikian, Jernang banyak dipanen bagian buahnya untuk digunakan dalam bahan baku pewarna industri.
-
Apa itu jenang belimbing wuluh? Jenang belimbing wuluh merupakan inovasi karya Salmi, warga Kecamatan Singojuruh, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
-
Kenapa rimpang digunakan untuk jamu? Tingginya kandungan antioksidan dan berbagai senyawa obat menyebabkan rimpang menjadi bahan utama dalam banyak jamu.
-
Apa komoditi perkebunan yang dibudidayakan? Masa kolonial Belanda di Indonesia banyak ditemui berbagai macam perkebunan milik swasta yang menjadi sumber penghasilan yang begitu besar saat itu. Sebut saja Tembakau dan Karet, dua komoditi ini harganya tinggi di pasaran.
-
Mengapa tembakau Jember sangat penting bagi masyarakat? Dikutip dari kanal YouTube BRIN Indonesia, Tembakau Jember memiliki nilai sejarah, budaya, ekonomi, serta sosial bagi masyarakat Jember dan sekitarnya.
-
Apa yang tumbuh di Rembang? Pohon kurma itu berbuah sangat lebat di pekarangan seorang warga.
-
Apa keunikan Tari Pisang Jambi? Jambi memiliki beragam kesenian tradisional yang sampai ini masih terus dilestarikan, salah satunya Tari Pisang. Tari Pisang merupakan tarian yang lahir dan populer di Desa Air Batu, Kecamatan Tanah Pemberap, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi.
Orang Rimba yang terkenal dekat dengan hutan ini memanfaatkan Jernang sebagai sumber penghasilan mereka. Sejak dulu Orang Rimba memanen Jernang untuk dibarter dengan kain maupun makanan. Tak tanggung-tanggung, beberapa dari mereka memiliki lahan sendiri untuk ditanami tumbuhan merambat yang satu ini.
Dengan ketergantungan terhadap hutan, Orang Rimba hidup berdampingan dengan Jernang. Selain bermanfaat bagi ekonomi mereka, tumbuhan ini juga turut dilestarikan dengan cara membudidayakannya.
Karateristik Jernang
Dihimpun dari berbagai sumber, Jernang memiliki nilai jual yang begitu tinggi. Tumbuhan merambat ini hidup di ketinggian sekitar 800 meter di atas permukaan laut. Hutan dataran rendah Jambi merupakan rumah yang cocok bagi Jernang.
Seperti halnya rotan, Jernang bisa tumbuh hingga setinggi 25 meter mengikuti pohon inangnya. Selain itu, Jernang juga membutuhkan pohon pelindung, mereka tidak akan tumbuh tanpa adanya pohon besar. Dari segi penanaman, Jernang tergolong mudah karena bisa tumbuh di tanah lembab tanpa perawatan khusus.
Biasanya Jernang bisa panen selama 2 kali dalam setahun. Momen ini sangat dimanfaatkan sebaik mungkin oleh Orang Rimba untuk dijual kembali dengan nilai tinggi. Namun, lahan hutan yang mulai menyusut keberadaan tumbuhan ini pun sudah semakin sedikit.
Penghasil Jernang
Mengutip situs ANTARA, Orang Rimba sudah sejak lama dikenal sebagai penghasil Jernang. Sampai sekarang mereka masih menjalankan tradisi peninggalan nenek moyang mereka dan kehidupannya sangat bergantung pada hutan.
Jernang, bagi Orang Rimba adalah salah satu sumber pendapatan mereka di samping seluruh kebutuhan hidupnya diambil dari hutan. Biasanya hasil jualan Orang Rimba akan digunakan untuk membeli bahan kebutuhan yang tak tersedia di hutan seperti gula, kopi, dan kebutuhan lainnya.
Berkurangnya Lahan Hutan
Pemanfaatan Jernang semakin hari semakin berkurang, hal ini dikarenakan lahan hutan alami yang menjadi habitatnya sudah hilang satu per satu. Hal tersebut turut dirasakan oleh Orang Rimba yang sudah merasakan kesulitan memanen Jernang.
Mirisnya lagi, beberapa masyarakat setempat harus rebutan dalam memanen buahnya untuk dijual kembali. Padahal, bagi mereka berebut hasil hutan adalah pantangan yang harus ditegakkan. Dari segi ekonomi, Orang Rimba turut merasakan kesulitan karena Jernang adalah salah satu pendukung pendapatan sehari-hari.
Namun kondisi ini juga yang mendorong Orang Rimba untuk mengambil jernang muda, jernang yang menghasilkan resin sedikit dan kualitas yang tidak kalah bagusnya.
Agar Jernang terus hidup di tengah maraknya hutan yang menipis, akhirnya terdapat pelatihan dan inisiatif dari masyarakat setempat untuk melakukan budi daya Jernang. Penyuluhan dan pelatihan kepada Orang Rimba terus digalakkan agar dapat memanen buah Jernang dengan kualitas terbaik.