Disebut "Pohon Duit", Tumbuhan Liar Ini Jadi Penopang Ekonomi Masyarakat NTT
Tumbuhan liar yang tumbuh subur di pesisir pantai, bantaran sungai, hingga perbukitan ini ternyata begitu bermanfaat bagi perekonomian masyarakat Rote Ndao.
Indonesia begitu kaya akan jenis tumbuhan yang bermanfaat baik itu untuk kesehatan bahkan untuk perekonomian masyarakatnya. Tak sedikit tumbuhan-tumbuhan ini memiliki daya jual yang cukup tinggi, sehingga mampu memberikan solusi ekonomi bagi masyarakat di suatu daerah.
Tepat di Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT), terdapat sebuah tumbuhan liar yang dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk dijual, yaitu Pohon Legundi. Pohon ini menjadi titik terang serta penopang ekonomi masyarakat Rote Ndao, tak heran jika Legundi disebut sebagai "Pohon Duit".
-
Apa komoditi perkebunan yang dibudidayakan? Masa kolonial Belanda di Indonesia banyak ditemui berbagai macam perkebunan milik swasta yang menjadi sumber penghasilan yang begitu besar saat itu. Sebut saja Tembakau dan Karet, dua komoditi ini harganya tinggi di pasaran.
-
Apa yang dikatakan mitos tentang pohon dolar? Mitos pohon dolar sering dikaitkan sebagai penyebab penyakit leukemia.
-
Kenapa Pohon Nibung disebut ikon Riau? Namun, Pohon Nibung telah ditetapkan menjadi jenis tumbuhan identitas dari Provinsi Riau karena sudah begitu erat dengan kehidupan penduduk setempat.
-
Dimana mitos pohon dolar beredar? Meski telah beredar di masyarakat, mitos ini tidak bisa sepenuhnya dipercaya, karena tidak didukung oleh fakta penelitian yang jelas.
-
Bagaimana mitos pohon dolar muncul? Mitos ini mungkin berasal dari tampilan daun pohon dolar yang memiliki pola menyerupai sel-sel darah putih.
-
Mengapa Daun Katel membantu perekonomian warga? Daun katel sendiri amat membantu perekonomian masyarakat, terutama kalangan ibu rumah tangga. Mereka bisa mendapatkan cuan mulai dari Rp20 ribu sampai Rp30 ribu per hari.
Pemanfaatan Pohon Legundi memang tidak lepas dari isu kenaikan harga beras khususnya di daerah Nusa Tenggara Timur. Masalah tersebut memicu kekhawatiran di tengah masyarakat, alhasil kondisi perekonomian menjadi cenderung tidak stabil.
Apa Itu Pohon Legundi
Dirangkum dari berbagai sumber, Legundi atau Vitex trifolia adalah daun majemuk yang terdiri dari tiga hingga lima anak daun yang terpisah. Bentuk daunnya menyerupai huruf "V". Trifoliatus adalah elips, ujung dan pangkalnya runcing, berwarna hijau pada permukaan atas dan bawah.
Tanaman ini memiliki banyak bunga atau disebut juga dengan Planta multiflora yang terletak pada ujung cabang. Waktu berbungan pohon ini berkisar di angka 66 hingga 82 hari atau 10 sampai 12 minggu setelah tanam.
Pertumbuhan Legundi diawali dengan munculnya kuncup-kuncup kecil yang berada di antara daun-daun. Uniknya, waktu mekar bunga ini terjadi pada sore hari dengan mahkota bewarna ungu. Kemudian bunga tersebut tertutup, lalu mekar lagi keesokan harinya, barulah mahkota bunga rontok pada siang hari.
Pohon Penopang Ekonomi
Mungkin sebagian masyarakat Indonesia cukup asing dengan jenis tanaman yang satu ini, tetapi tidak dengan masyarakat Rote Ndao. Pohon Legundi atau dikenal dengan Kaingela atau Kailena ini memang digunakan sebagai kayu bakar saja.
Akan tetapi, pohon yang tumbuh liar ini justru menjadi penopang perekonomian masyarakat setempat. Mereka pun menjual Buah Legundi dengan harga yang cukup menggiurkan di pasar. Buah Legundi kering bisa dihargai Rp35 ribu hingga Rp40 ribu per kilogram.
Banyak masyarakat dari desa Nusakdale dan Batulliok di Kecamatan Pantai Baru yang memanfaatkan buahnya untuk dijual. Tak tanggung-tanggung, Legundi mereka anggap sebagai "Pohon Duit".
Dengan curah hujan yang tidak menentu, produksi sawah pun semakin terhambat dan produksi semakin berkurang. Para petani setempat kemudian pindah haluan menjadi pemetik Buah Legundi. Dalam 1 kg Buah Legundi sudah menghasilkan 2 kg beras.
Mengutip Liputan6.com, dalam sehari masyarakat sekitar bisa memanen 10 kilogram Buah Legundi. Kemudian seluruh tersebut dikeringkan lalu menghasilkan sekitar 5 kg, barulah dijual.
Pohon Sejuta Khasiat
Dihimpun dari kanal merdeka.com, Pohon Legundi tak hanya menjadi obat bagi perekonomian masyarakat Rote Ndao. Secara umum, tanaman yang satu ini ternyata mengandung khasiat bagi tubuh jika mengosumsi secara rutin.
Tidak hanya buahnya, daun Legundi juga berkhasiat untuk meredakan batuk, meredakan sesak napas, mengobati TBC, mengatasi cacingan, mengobati penyakit limpa hingga menjaga kesehatan rahim.
Daun Legundi juga terdapat berbagai macam kandungan yang baik bagi tubuh. Mulai dari flavonoid, tanin, dan minyak atsiri yang memberikan sifat-sifat antiinflamasi dan antioksidan.
Selain itu, daun legundi juga mengandung diterpen alkohol, aukubin, agnuside, viteksikarpin (kastisin), orientin, iso-orientin, dan luteolin 7-glukosida bemanfaat sebagai analgesik, diuretik, diaforetik, antipiretik, karminatif, insektisida, dan antelmintik.