Cegah Stunting di Pedalaman Kutai Timur dengan Budi Daya Jamur
Jamur tiram memiliki kandungan protein nabati yang tinggi. Selain masalah kebutuhan gizi, jamur juga mudah dikembangkan
Meski Kutai Timur adalah daerah penghasil ikan, namun jamur tiram juga memiliki kandungan protein pelengkap gizi seimbang.
Cegah Stunting di Pedalaman Kutai Timur dengan Budi Daya Jamur
Perangi stunting atau tengkes di pedalaman, pemerintah Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur ajari warga budidaya jamur tiram di empat desa. Masing-masing adalah Desa Segoi, Sumber Sari, Sumber Agung dan Giri Agung.
Analis kebijakan, Bagian Sumber Daya Alam (BSDA) Kutai Timur, Ita Ika Luciana mengatakan masalah tengkes dan gizi buruk masih menghantui wilayah pedalaman dan daerah terpencil di Kutai Timur. Meski Kutai Timur adalah daerah penghasil ikan, namun jamur tiram juga memiliki kandungan protein pelengkap gizi seimbang.
"Memerangi tengkes kan bukan ikan, daging dan telur saja. Kandungan protein lain juga dibutuhkan. Salah satunya jamur tiram," katanya, Jumat (24/11/2023).
Dengan memaksimalkan sumber daya alam yang ada, pihaknya dibantu oleh para peneliti dari Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) Kutai Timur, Forum DAS dan pendamping desa Konsorsium Yasiwa - yayasan Ulin.
Selain masalah tengkes, budidaya jamur di pedalaman Kutai Timur juga untuk peningkatan ekonomi masyarakat sekitar hutan. Tujuannya untuk mengurangi ketergantungan masyarakat dengan hasil hutan di Kutai Timur.
"Selain masalah penanggulangan tengkes, budidaya jamur juga diharapkan mampu mendongkrak ekonomi masyarakat desa," terang Ita.
Analis kebijakan, Bagian Sumber Daya Alam (BSDA) Kutai Timur, Ita Ika Luciana
Digelar di gedung serba guna Desa Segoi, Pemkab Kutim mengadakan pelatihan budidaya jamur. 90 Warga desa hadir dan dilatih maksimal oleh dua peneliti, Aliri dan Muli Edwin.
Aliri menjelaskan jamur tiram memiliki kandungan protein nabati yang tinggi. Selain masalah kebutuhan gizi, jamur juga mudah dikembangkan dan banyak dicari di pasaran.
"Jamur adalah hasil hutan bukan kayu yang banyak ditemukan di Kutai Timur. Diharapkan pelatihan ini dapat meningkatkan ekonomi masyarakat," sebutnya.
Menurutnya, jika pengelolaannya tepat, maka masalah tengkes dan ekonomi masyarakat di pedalaman bisa diatasi.
"Kita manfaatkan limbah gergaji untuk media tanam. Warga dilatih mulai dari cara pembibitan hingga penanaman," kata Aliri.
Peneliti Jamur Tiram
Sementara itu, Staf Desa Konsorsium Yasiwa-Yayasan Ulin, Audina mengatakan warga di desa-desa pedalaman Kutai Timur antusias menerima pelatihan. Terutama untuk penanggulangan tengkes dan pemulihan ekonomi, warga sangat tertarik berlatih.
"Para peserta rata-rata ibu rumah tangga, kita berharp budidaya ini juga mampu mendongkrak ekonomi masyarakat," sebutnya.