Ilmuwan Anggap Bunga Ini Pintar, Bisa Berbicara dengan Sesama Spesiesnya, Begini Caranya
Ada dua jenis tumbuhan yang diidentifikasi punya kecerdasan tersebut.
Ada dua jenis tumbuhan yang diidentifikasi punya kecerdasan tersebut.
-
Bagaimana cara bunga menyampaikan pesannya? Karena tiap bunga punya arti. Masing-masing membawa pesannya sendiri.
-
Bagaimana paus bungkuk berkomunikasi dengan peneliti? Tim peneliti mengirimkan panggilan kontak sebanyak 36 kali dengan interval yang bervariasi, dan Twain selalu merespons dengan pola yang serupa. Hal ini dianggap sebagai bukti bahwa paus ini terlibat dalam pertukaran informasi yang disengaja, menunjukkan kemungkinan interaksi yang kompleks.
-
Kenapa tumbuhan menggunakan zat kimia untuk berkomunikasi? Bau khas rumput yang baru dipotong, misalnya, sebenarnya adalah sinyal kimia yang dikirim oleh rumput untuk memperingatkan tanaman lain di sekitarnya akan ancaman, seperti mesin pemotong rumput. Itu adalah bentuk komunikasi yang diaktifkan oleh zat kimia, bukan suara.
-
Bagaimana manusia mempengaruhi komunikasi tumbuhan? Namun, sistem komunikasi ini bisa terganggu oleh aktivitas manusia, seperti penggunaan bahan kimia, penggundulan hutan, atau perubahan iklim. Gangguan tersebut memengaruhi siklus air dan nutrisi dalam jaringan, membuat tanaman kurang terhubung dan kekurangan informasi.
-
Mengapa ilmuwan mempelajari komunikasi paus bungkuk? Dengan mempelajari cara paus berkomunikasi, mereka berharap bisa menemukan pola yang mirip dengan sinyal dari luar Bumi.
-
Bagaimana tanaman menghasilkan suara? Suara yang dihasilkan oleh tanaman ini tidak berasal dari pita suara seperti pada manusia, melainkan berasal dari xilem, yaitu struktur yang mengangkut air dan nutrisi dari akar menuju batang dan daun. Di dalam xilem, air disangga oleh tegangan permukaan, mirip dengan cara air disedot menggunakan sedotan. Ketika gelembung udara terbentuk dan pecah dalam xilem, suara letupan kecil dapat terdengar.
Ilmuwan Anggap Bunga Ini Pintar, Bisa Berbicara dengan Sesama Spesiesnya, Begini Caranya
Beberapa spesies flora dapat bertindak dan merespons lingkungannya ketika menghadapi masalah. Hal ini terjadi karena tumbuhan punya semacam memori yang dapat membantunya mengambil keputusan.
Dalam sebuah makalah baru yang menarik dan penuh perdebatan, Andre Kessler, seorang ahli ekologi kimia di Universitas Cornell di New York dan mahasiswa doktoralnya, Michael Mueller, berpendapat bahwa perilaku beberapa tanaman dapat masuk ke dalam definisi kecerdasan tertentu. Studi ini dipublikasikan di Plant Signaling and Behavior.
Penemuan terbaru dari laboratorium Kessler mengungkap bahwa bunga goldenrog atau Solidago altissima, memiliki kemampuan untuk mendengar tumbuhan lain disekitarnya saat diserang hewan pemakan tumbuhan. Penelitian ini mengungkap, ketika larva kumbang daun mulai mengunyah daun goldenrod, tanaman ini mengeluarkan senyawa organik yang mudah menguap (VOC) yang memberi sinyal pada serangga bahwa tanaman tersebut rusak dan mereka harus berpindah ke sumber makanan yang lebih baik. Pada saat yang sama, tanaman yang diserang juga mengubah pantulan cahaya merah dari daunnya, yang dapat dideteksi dari kejauhan oleh tanaman lain.
Baik cahaya maupun bahan kimia yang keluar berfungsi sebagai peringatan pribadi dan tanda bahaya yang mengancam bunga goldenrod lain di sekitarnya. Trik ini menjadi benteng yang mencegah predator melukai mereka dengan menghasilkan senyawa defensif yang mirip dengan sistem kekebalan hewan.
Melalui trik ini, Kessler dan Mueller berpendapat bahwa tumbuhan ini mampu mengantisipasi dan mempersiapkan kondisi di masa depan berdasarkan lingkungan mereka saat ini, seperti dilansir Science Alert.
Perilaku serupa juga terlihat pada tanaman tembakau. Menurut Kessler dan Mueller, tembakau memiliki "payung konsep umum" yang menggambarkan kecerdasan: mencapai tujuan, seperti bertahan hidup, dalam berbagai lingkungan.
Penelitian ini mengungkap bahwa bunga goldenrods tidak memiliki saraf yang berkomunikasi melalui sinyal listrik, tetapi sel-selnya terhubung ke dalam sistem yang beroperasi melalui sinyal kimiawi, yang memungkinkan jaringan bergerak dan bereaksi sebagai satu kesatuan, bahkan tanpa sistem saraf pusat.
“Mereka dapat mencium lingkungan mereka dengan sangat tepat; setiap sel mampu melakukannya, sejauh yang kami tahu,” kata Kessler.
Kessler dan Mueller berpendapat bahwa respon tanaman terhadap VOC, lebih dari sekedar refleks biasa atau pola tindakan tetap, ini merupakan perubahan perilaku yang ‘dipertimbangkan’, berdasarkan lingkungan dan situasi.
Dalam sebuah studi pada 2022, Kessler dan rekannya, Alexander Chauta menemukan bahwa bunga goldenrod tidak melakukan ‘trik’ pertahanan yang sama ketika dia diserang tanpa ada bunga lain disekitarnya. "Bergantung pada informasi yang diterimanya dari lingkungan, tanaman mengubah perilaku standarnya," jelas Kessler.
"Dengan definisi ini dan bukti-bukti yang terkumpul, pertanyaannya bukan apakah tanaman mengekspresikan perilaku cerdas, tetapi bagaimana mereka mencapainya tanpa sistem saraf dan apa konsekuensi ekologis dari perilaku tersebut," kata Kessler dan Mueller.
Menetapkan istilah seperti 'kecerdasan' pada kehidupan tanaman sangat kontroversial, tetapi setelah puluhan tahun ditolak dan diremehkan secara ilmiah, bidang penelitian ini akhirnya mulai berkembang.
Goldenrods bukanlah satu-satunya tanaman yang diketahui menggunakan VOC untuk 'berbicara' dengan tetangganya tentang ancaman bersama. Para ilmuwan telah mengetahui bahwa beberapa tanaman bertukar informasi dengan cara ini sejak tahun 1980-an. Namun, sebagian besar penelitian ini baru dilakukan di laboratorium, dan masih banyak yang harus dipelajari tentang bagaimana tanaman merespons jaringan komunikasi pribadi ini.