Ilmuwan Meyakini Pohon Ini Suatu Saat Jadi Penyelamat Bumi dan Manusia
Ilmuwan kaget saat mengetahui pohon ini bisa menyelematkan Bumi dan manusia kelak.
Para ilmuwan internasional dari Universitas Cambridge, Inggris dan Universitas Jagiellonian, Polandia menemukan jenis kayu baru pada pohon tulip yang mampu menangkap dan menyimpan karbon dioksida (CO2) secara lebih efektif. Penemuan ini berpotensi menjadi solusi dalam mengurangi gas rumah kaca yang berkontribusi pada pemanasan global.
Mereka melakukan penelitian ini dengan mengamati sejumlah jenis pohon dengan mikroskop. Hasilnya, ditemukan bahwa pohon tulip, yang dapat tumbuh lebih dari 30 meter, memiliki struktur kayu unik. Penelitian menunjukkan bahwa jenis kayu pada pohon ini berbeda dari kayu keras dan kayu lunak, kategori yang biasanya membagi jenis pohon.
-
Dimana tulip berasal? Meskipun negara-negara di Eropa tidak pernah puas dengan bunga berwarna-warni ini, namun tulip sebenarnya adalah bunga yang berasal dari Kazakhstan kuno.
-
Manfaat apa yang diberikan pohon bagi kehidupan di bumi? Pohon memiliki peran yang sangat penting sebagai penghasil oksigen di bumi. Proses fotosintesis yang dilakukan oleh pohon sangat berperan dalam menghasilkan oksigen. Melalui proses ini, pohon menggunakan sinar matahari, air, dan karbon dioksida untuk menghasilkan glukosa sebagai sumber energi, sekaligus menghasilkan oksigen sebagai produk sampingan.
-
Kenapa ilmuwan menanam tanaman di bulan? Misi ini bertujuan untuk menciptakan ekosistem pertanian di luar angkasa yang dapat menyediakan makanan bagi para astronot di bulan dan Mars. Selain itu, proyek ini juga diharapkan dapat menghasilkan oksigen dan obat-obatan yang diperlukan untuk mendukung misi antariksa di masa mendatang.
-
Mengapa tulip disebut simbol kelahiran kembali? Meskipun banyak orang percaya bahwa tulip adalah simbol cinta romantis, sebagian juga merasa bahwa bunga ini mewakili awal yang baru, transisi ke fase kehidupan baru, dan kelahiran kembali.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan di dalam Bumi? Baru-baru ini, sekelompok ilmuwan dari China Academy of Sciences mengklaim mereka menemukan bukti tambahan yang mendukung kebenaran teori ini. Mereka berpendapat potongan besar dari Theia mungkin terperangkap dalam lapisan dalam Bumi.
-
Bagaimana ilmuwan menyelamatkan pohon Millettia sacleuxii? Ribuan bijinya kini dikumpulkan dan dikecambahkan sehingga bisa ditanam sebagai bagian dari proyek reboisasi.
Dilansir dari laman resmi Universitas Cambridge, Kamis (26/9), umumnya, pohon diklasifikasikan menjadi dua kategori: kayu keras (gymnospermae seperti pinus dan konifer) serta kayu lunak (angiospermae seperti ek, abu, birch, dan eukaliptus). Namun, pohon tulip memiliki jenis kayu yang berada di antara keduanya, sesuatu yang belum pernah ditemukan sebelumnya.
"Kami menunjukkan bahwa Liriodendron memiliki struktur makrofibril antara yang secara signifikan berbeda dari struktur kayu lunak atau kayu keras,” kata Ilmuwan sekaligus peneliti dari Universitas Jagiellonian, Jan Lyczakowski.
"Liriodendron bercabang dari Pohon Magnolia sekitar 30-50 juta tahun yang lalu, yang bertepatan dengan pengurangan cepat CO2 atmosfer. Ini mungkin membantu menjelaskan mengapa Pohon Tulip sangat efektif dalam penyimpanan karbon," tambahnya.
Diduga, makrofibril yang lebih besar di 'kayu tengah' atau 'kayu akumulator' menjadi alasan di balik pertumbuhan cepat pohon tulip. Hal ini memungkinkan pohon tersebut menyerap karbon dalam jumlah besar dan dengan efisiensi tinggi.
“Kedua spesies pohon tulip diketahui sangat efisien dalam mengunci karbon, dan struktur makrofibrilnya yang membesar dapat menjadi adaptasi untuk membantu mereka lebih mudah menangkap dan menyimpan karbon ketika ketersediaan karbon atmosfer berkurang,” jelas Lyczakowski.
Negara-negara di Asia Timur, seperti China, telah menggunakan perkebunan Liriodendron untuk mengunci karbon secara efisien. Penelitian ini mengungkap bahwa efektivitas ini mungkin terkait dengan struktur kayunya yang unik.
Dalam artikel yang diterbitkan di The Conversation oleh Lyczakowski dan rekannya, Wightman, dijelaskan bahwa pohon ini berevolusi pada saat kadar CO2 atmosfer turun dari 1.000 bagian per juta (ppm) menjadi sekitar 500 ppm. Mereka juga menambahkan bahwa pohon tulip mengembangkan metode unik untuk menangkap karbon secara lebih efektif, menjadikannya salah satu pohon yang ideal untuk mengatasi krisis iklim saat ini.
Penemuan ini membuka peluang bagi para ilmuwan untuk menerapkan metode penyerapan karbon yang lebih efektif di hutan-hutan perkebunan. Mereka bahkan mempertimbangkan untuk membiakkan jenis kayu serupa pada spesies lain.
Namun, masih banyak pertanyaan yang perlu dijawab mengenai apakah ada jenis pohon lain yang memiliki struktur kayu tengah serupa dengan pohon tulip.
Reporter magang: Nadya Nur Aulia