Sektor Pertanian Jadi Solusi Hadapi Perubahan Iklim dan Berkurangnya Air Tanah
Pupuk Kaltim bersama BPSI Tanaman Buah Tropika akan melakukan optimalisasi kegunaan lahan, dengan penanaman berbagai jenis komoditas buah-buahan tropika.
Community forest menjadi salah satu upaya efektif dalam menekan emisi yang berdampak pada kenaikan suhu, serta ketersediaan air tanah agar tidak semakin hilang.
Sektor Pertanian Jadi Solusi Hadapi Perubahan Iklim dan Berkurangnya Air Tanah
Sektor Pertanian Jadi Solusi Hadapi Perubahan Iklim dan Berkurangnya Air Tanah
Sektor pertanian memiliki peranan penting dalam menghadapi perubahan iklim. Sektor ini menjadi salah satu solusi untuk penyerapan CO2 dengan menghasilkan komoditas produktif yang mampu menekan emisi secara maksimal.
Hal ini pun terimplementasi melalui program community forest yang berfokus pada penanaman buah, agar bisa dimanfaatkan secara berkelanjutan untuk memberi dampak positif bagi lingkungan di masa datang.
Community forest menjadi salah satu upaya efektif dalam menekan emisi yang berdampak pada kenaikan suhu, serta ketersediaan air tanah agar tidak semakin hilang.
Program ini pun dapat menjadi kegiatan komunitas untuk dikembangkan secara sengaja, dengan terus menggiatkan penanaman pohon dalam mendorong keberlanjutan melalui pelestarian alam dan kawasan.
Dalam kerja sama ini, Pupuk Kaltim bersama BPSI Tanaman Buah Tropika akan melakukan optimalisasi kegunaan lahan, dengan penanaman berbagai jenis komoditas buah-buahan tropika.
SEVP Business Support Pupuk Kaltim, Meizar Effendi mengatakan, pada program ini Pupuk Kaltim menargetkan penanaman sebanyak 7.489 bibit pohon yang terdiri dari berbagai jenis komoditas buah unggul yang diproduksi BSIP Tanaman Buah Tropika. Mulai dari mangga, durian, nangka, alpukat, manggis dan berbagai jenis buah tropika lainnya.
Sementara lokasi penanaman tersebar di dua lokasi, yakni Kabupaten Solok seluas 20 Hektare (Ha) dan Subang 20 Ha, dengan total area kerjasama seluas 40 Ha.
"Kerja sama ini bagian dari kesinambungan langkah Pupuk Kaltim dalam mendorong dekarbonisasi, serta upaya meningkatkan kesejahteraan petani melalui optimalisasi lahan menjadi kawasan pertanaman buah agar semakin terpelihara," ujar Meizar.
Dijelaskan Meizar, Community Forest digagas Pupuk Kaltim sebagai bentuk kontribusi perusahaan dalam menekan emisi karbon, guna tercapainya target Net Zero Emission di tahun 2060.
Hal ini direalisasikan melalui dukungan terhadap National Determined Contribution (NDC), dengan target penurunan emisi sebesar 32 persen tahun 2030.
merdeka.com
Langkah ini sejalan dengan prinsip Environment, Social dan Governance (ESG) yang diusung Pupuk Kaltim dalam mendorong keberlanjutan, melalui percepatan laju dekarbonisasi dengan penanaman berbagai jenis pohon secara bertahap di berbagai wilayah Indonesia."Selain itu Community Forest juga ditujukan untuk pemanfaatan kembali lahan kurang produktif, seperti lahan tidur yang belum teroptimalisasi agar kembali menghasilkan. Dari hal tersebut, manfaat penanaman pun tidak hanya bagi lingkungan tapi juga masyarakat," terang Meizar. Kepala BPSI Tanaman Buah Tropika Yunimar, menyampaikan kerja sama community forest menjadi peluang untuk pengembangan sejumlah komoditas unggulan yang diproduksi BPSI Tanaman Buah Tropika, sehingga produktivitas dan kapasitasnya dapat semakin dipacu dengan melibatkan masyarakat dalam pengelolaan program.
"Melalui Community Forest, komoditas buah unggulan lainnya pun bisa kita kembangkan sehingga makin berdampak terhadap kesejahteraan petani. Begitu pula penurunan emisi CO2 bisa turut ditekan untuk mencapai target yang diharapkan," papar Yunimar.