Peneliti Temukan Mikroba Mutan, Bisa Bantu Manusia Atasi Perubahan Iklim
Mikroba ini memiliki kemampuan untuk berkembang pesat dan mampu bertahan di lingkungan yang sulit.
Para peneliti menemukan mikroba mutan yang berpotensi untuk membantu mengatasi perubahan iklim. Mikroba ini ditemukan di perairan dangkal yang mendapat sinar matahari di dekat Pulau Vulcano, Italia.
Dikutip dari Science News, Rabu (4/12), mikroba tersebut diberi nama kode UTEX 3222 dan dikenal dengan sebutan Chonkus. Mikroba ini termasuk dalam kelompok cyanobacteria yang memiliki kemampuan unik untuk berfotosintesis serta menyerap karbon dioksida dari atmosfer.
-
Siapa yang bisa terlibat dalam penanganan perubahan iklim? Penanganan perubahan iklim dapat dilakukan oleh siapa saja, dimulai dari hal-hal terkecil dalam kesehariannya. Tak terkecuali bagi Anda.
-
Bagaimana cara mengatasi pemanasan global? Untuk mengatasi pemanasan global, tentu saja anda harus mengurangi penggunaan gas-gas kimia yang bisa merusak lapisan ozon dan atmosfer seperti gas freon yang ada pada AC atau pendingin udara.
-
Bagaimana perubahan iklim mengubah iklim? Ketika perubahan iklim menyebabkan kenaikan suhu di seluruh dunia, air lebih mudah menguap dari permukaannya, dan atmosfer semakin mempunyai kapasitas untuk menyerapnya.
-
Bagaimana energi terbarukan dapat membantu mengatasi pemanasan global? Penggunaan energi terbarukan memiliki beberapa keuntungan dalam upaya mengatasi pemanasan global: Mengurangi emisi gas rumah kaca secara signifikan Meminimalkan ketergantungan pada bahan bakar fosil yang terbatas Menciptakan lapangan kerja baru dalam industri energi bersih Meningkatkan keamanan energi dengan mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar Mendorong inovasi teknologi dalam sektor energi
-
Apa itu pemanasan global? Pemanasan global, atau yang dikenal dalam bahasa Inggris sebagai global warming, merupakan fenomena peningkatan suhu rata-rata di atmosfer, lautan, dan daratan Bumi secara bertahap.
-
Siapa yang bertanggung jawab untuk mengatasi perubahan iklim? Kegiatan yang diselenggarakan MASINDO ini menjadi momentum untuk mengajak para pemangku kepentingan di sektor kesehatan, lingkungan, ekonomi, sosial dan budaya, bersama-sama masyarakat menerapkan kesadaran risiko dan aksi nyata dalam mewujudkan Visi Indonesia Emas Tahun 2045.
Penemuan mikroba mutan ini telah dipublikasikan dalam jurnal Applied and Environmental Microbiology pada 29 Oktober 2024. Tim peneliti yang dipimpin Max Schubert, seorang ahli mikrobiologi dan mantan peneliti di Institut Wyss, Harvard, berperan penting dalam proses penemuan ini.
Mikroba ini diketahui hidup di lingkungan perairan vulkanik, di mana gas kaya karbon dari tanah mengalir ke laut. Penelitian menunjukkan bahwa perairan tersebut mengandung strain mutan spontan dari Synechococcus elongatus, spesies bakteri fotosintesis yang memiliki peran penting dalam rantai makanan laut di seluruh dunia.
Chonkus memiliki keunggulan dalam kemampuan menyerap karbon yang lebih besar dan tenggelam lebih cepat dibandingkan dengan strain cyanobacteria lainnya. Kecepatan tenggelam ini memungkinkan karbon yang diserap oleh mikroba untuk disimpan dalam bentuk yang lebih stabil di dasar laut. Mikroba Chonkus juga menunjukkan kemampuan tumbuh dengan cepat dan bertahan di lingkungan yang penuh tantangan.
Dalam percobaan laboratorium, mikroba ini menunjukkan ukuran sel yang lebih besar dan berat yang lebih baik dibandingkan dengan cyanobacteria lainnya. Saat dibudidayakan, sel-sel Chonkus dengan cepat tenggelam ke dasar tabung reaksi dan membentuk lumpur padat, yang menunjukkan efisiensi tinggi dalam menyerap dan menyimpan karbon. Kemampuan unik ini menjadikan Chonkus sebagai kandidat ideal untuk mengatasi masalah perubahan iklim. Mikroba ini tidak hanya mampu menyerap karbon dioksida dalam jumlah besar, tetapi juga mengubahnya menjadi bentuk yang lebih stabil. Proses ini diyakini dapat membantu memperlambat pemanasan global, karena karbon dioksida yang sebelumnya mengapung di lautan kini dapat tersimpan di dasar laut.