NASA Temukan Bakteri Sangat Kuat yang Bisa Menyerap Sinar UV, Perusahaan Kosmetik Tertarik
Bakteri ini sangat kuat, bahkan tahan terhadap sinar UV.
Bakteri ini sangat kuat, bahkan tahan terhadap sinar UV.
NASA Temukan Bakteri Sangat Kuat yang Bisa Menyerap Sinar UV, Perusahaan Kosmetik Tertarik
Salah satu ilmuwan NASA, Kasthuri Venkateswaran yang bertanggung jawab dalam menjaga pesawat ruang angkasa bebas kontaminasi menuju Mars.
Ia menemukan bakteri yang luar biasa kuat, diberi nama bacillus pumilus.
Bakteri ini terbukti sangat tahan terhadap sinar ultraviolet dan peroksida, bahkan tidak bisa dibunuh dengan metode pembersihan biasa.
-
Bagaimana bakteri di Mars bisa bertahan hidup? Para peniliti menempatkan empat contoh bakteri (Burkholderia cepacia, Klebsiella pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa, dan Serratia marcescens) dengan paparan udara, kimia tanah, dan radiasi UV seperti yang pernah ditemui oleh penjelajah Mars.
-
Apa yang melindungi Bumi dari sinar UV berbahaya? Lapisan ozon, yang berada sekitar 15 hingga 30 kilometer di atas permukaan Bumi, melindungi planet ini dengan menyerap sebagian sinar UV berbahaya dari matahari.
-
Apa yang dihasilkan sinar UV-B? Sinar UV-B merupakan komponen dari sinar matahari yang memiliki peranan krusial dalam sintesis vitamin D, yang vital untuk kesehatan tulang dan sistem imun.
-
Mengapa lumut kerak diyakini dapat bertahan hidup di Mars? Organisme ini mampu hidup dalam kondisi lingkungan ekstrem dan di tengah keterbatasan sumber daya yang ada.
-
Dimana mikroba di Mars ditemukan? Schulze-Makuch menyampaikan, setelah mendarat di Mars pada tahun 1976, pendarat Viking NASA mungkin telah mengambil sampel bentuk kehidupan kecil yang tahan terhadap kekeringan yang bersembunyi di dalam batuan Mars.
-
Mengapa bakteri dapat berkembang biak di Mars? Para peneliti menduga hal ini mungkin terjadi karena partikel tanah menawarkan tempat untuk bersembunyi dari sinar UV dan ancaman lain terhadap kelangsungan hidup bakteri.
Dilansir dari Mashable, Selasa (16/4), penemuan ini memicu minat para ilmuwan untuk menjalankan eksperimen lebih lanjut di Stasiun Luar Angkasa Internasional.
Sampel bakteri tersebut ditempelkan di luar laboratorium untuk melihat dampak radiasi kosmik.
Hasilnya mengejutkan, banyak spora bakteri yang tetap hidup bahkan setelah 18 bulan terpapar radiasi kosmik.
Melalui hal ini, sebuah perusahaan di Massachusetts melihat potensi penggunaan bakteri dalam tabir surya.Mereka mengembangkan bahan baru yang menggunakan kemampuan bakteri tersebut untuk menyerap sinar UV, meningkatkan efektivitas tabir surya.
Kisah menarik ini juga melibatkan perjalanan Kyle Landry, seorang ilmuwan yang awalnya berkarir di bidang ilmu pangan. Dia kemudian tertarik pada ekstremofil dan menemukan spesies jamur baru.
Melalui penelitiannya, Landry berhasil menemukan enzim baru yang dapat meningkatkan rasa makanan.
David Sinclair, seorang ahli genetika, tertarik dengan penelitian Landry dan menawari posisi di laboratoriumnya di Harvard Medical School. Mereka kemudian bekerja sama untuk mengembangkan enzim ekstremofil yang dapat membantu mengatasi antraks dan wabah penyakit lainnya.
Kemitraan antara NASA dan perusahaan biodefense membawa Landry untuk mempelajari lebih lanjut tentang bakteri tangguh yang ditemukan di pesawat ruang angkasa. Bakteri ini kemudian digunakan untuk mengembangkan tabir surya yang lebih efektif.
Selain itu, NASA juga telah melakukan penelitian untuk membersihkan kendaraan antariksa dari kontaminasi bakteri, terutama yang akan dikirim ke Mars.
Upaya ini melibatkan pengembangan teknologi untuk memastikan bahwa kendaraan tersebut bebas dari bakteri yang dapat mengkontaminasi lingkungan di Mars.
Bakteri tersebut dapat digunakan dalam produk perawatan kulit untuk meningkatkan produksi kolagen dan elastin, membantu menjaga kulit tetap sehat dan awet muda.