Mitos dan Fakta Penggunaan Sunscreen, Mana yang Benar?
Penggunaan tabir surya atau sunscreen adalah salah satu langkah penting untuk melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar matahari dan mencegah kanker kulit.
Penggunaan tabir surya atau sunscreen adalah salah satu langkah penting untuk melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar matahari dan mencegah kanker kulit. Namun, banyak orang yang masih belum memahami pentingnya penggunaan tabir surya karena berbagai mitos yang beredar.
-
Apa yang membuat mitos tentang sunscreen berbahaya? Sinar UV tetap merusak kulit dalam jangka panjang, terlepas dari warna kulit seseorang.
-
Bagaimana cara pakai sunscreen yang benar? Oleskan secara merata, termasuk bagian yang tertutup pakaian. Tujuannya, agar perlindungan dari sunscreen ini benar-benar bekerja optimal. Akan tetapi, jangan menggunakannya secara berlebihan. Gunakan seperlunya dan bisa diulang lagi setelah beberapa jam, jika diperlukan.
-
Bagaimana cara menggunakan sunscreen yang benar? Menggunakan sunscreen dengan cara yang benar sangat penting untuk memastikan kulit mendapatkan perlindungan maksimal dari sinar matahari.
-
Gimana cara pakai sunscreen yang benar? Dari pemakaian yang kurang tepat hingga penyeleksian produk yang tidak sesuai, berikut adalah 10 kesalahan umum yang sering terjadi, yang dapat membuat kulit kehilangan perlindungan optimal dari paparan sinar UV.
-
Apa saja jenis sunscreen? Sunscreen fisik: Mengandung mineral seperti zinc oxide atau titanium dioxide yang membentuk lapisan pelindung di permukaan kulit untuk memantulkan sinar UV. Sunscreen kimia: Mengandung senyawa organik yang menyerap sinar UV dan mengubahnya menjadi panas yang kemudian dilepaskan dari kulit.
-
Bagaimana sunscreen melindungi kulit? Sunscreen menjadi pilihan utama untuk melindungi kulit dari bahaya sinar UV yang dapat menyebabkan kerusakan dan penuaan dini.
Mitos dan Fakta Penggunaan Sunscreen, Mana yang Benar?
Seperti dikutip dari Antara, pada Bulan Kesadaran Kanker Kulit yang diadakan setiap Mei, para ahli dermatologi berusaha meluruskan berbagai kesalahpahaman ini.
Berikut ini adalah beberapa mitos dan fakta tentang penggunaan tabir surya yang dijelaskan oleh dr. Kendall Egan, seorang ahli dermatologi dari Amerika Serikat, sebagaimana dikutip oleh Medical Daily.
Mitos 1: Tabir Surya Bisa Menyebabkan Kanker
Fakta: Penggunaan tabir surya tidak menyebabkan kanker kulit. Menurut American Academy of Dermatology (AAD), tabir surya berspektrum luas dan tahan air dengan SPF 30 atau lebih tinggi sangat dianjurkan untuk mencegah kanker kulit.
Dr. Egan menjelaskan, "Tabir surya tidak menyebabkan kanker kulit. Namun, orang yang menggunakan tabir surya mungkin menghabiskan lebih banyak waktu di bawah sinar matahari, sehingga meningkatkan risiko kanker kulit."
Paparan radiasi Ultra Violet (UV) dari sinar matahari memang bisa meningkatkan risiko kanker kulit, namun penggunaan tabir surya membantu mengurangi paparan ini.
Dr. Egan menambahkan, "Tabir surya tidak sepenuhnya memblokir radiasi UV, tetapi sangat membantu dalam mengurangi jumlah radiasi yang mencapai kulit."
Mitos 2: Tidak Perlu Menggunakan Tabir Surya Saat Cuaca Berawan
Fakta: Tabir surya harus digunakan setiap hari, bahkan saat cuaca berawan. Dr. Egan menekankan bahwa radiasi UV tidak sepenuhnya diblokir oleh awan.
"Meskipun cuaca berawan, sinar UV masih dapat menembus dan merusak kulit. Oleh karena itu, tabir surya sebaiknya digunakan setiap hari untuk mencegah kanker kulit," jelasnya.
Mitos 3: SPF Tinggi Tidak Perlu Diaplikasikan Ulang
Fakta: Meskipun tabir surya dengan SPF tinggi memberikan perlindungan yang lebih baik, tetap perlu diaplikasikan ulang setiap dua jam atau lebih sering, terutama jika berkeringat atau berenang.
Dr. Egan menjelaskan bahwa SPF adalah ukuran perlindungan terhadap UVB, jenis radiasi UV yang bisa menyebabkan kulit memerah dan terbakar.
"Jika tabir surya memiliki nilai SPF 30, maka secara teoritis orang yang menggunakannya dalam jumlah yang cukup dapat terpapar sinar matahari 30 kali lebih lama sebelum kulitnya menjadi merah atau terbakar dibandingkan jika tidak memakai tabir surya," jelasnya. Namun, efektivitas tabir surya akan menurun seiring waktu dan aktivitas, sehingga perlu diaplikasikan ulang.
Mitos 4: Orang Berkulit Gelap Tidak Membutuhkan Tabir Surya
Fakta: Semua orang, apapun warna kulitnya, membutuhkan tabir surya untuk melindungi dari sinar UV. Dr. Egan menegaskan, "Orang berkulit lebih gelap bisa kena kanker kulit. Paparan UV juga bisa mempercepat penuaan dan menimbulkan bintik hitam pada kulit."
Meskipun kulit yang lebih gelap memiliki lebih banyak melanin yang memberikan perlindungan tambahan, tetap diperlukan tabir surya untuk mencegah kerusakan akibat sinar UV.
Mitos 5: Sunscreen Berwarna Lebih Efektif
Fakta: Tabir surya berwarna bisa membantu memastikan area yang sudah tertutup dan memastikan tidak ada bagian yang terlewat. Namun, perlindungan utama tetap bergantung pada kandungan SPF dan aplikasi yang tepat.
Tabir surya berwarna sering disarankan untuk digunakan di wajah untuk memberikan perlindungan yang lebih merata dan estetis.
Dr. Egan menyarankan, "Tabir surya berwarna dapat menjadi pilihan terbaik untuk melindungi wajah dari dampak sinar UV, terutama jika digunakan dengan benar."
Mitos 6: Sunscreen dengan SPF Tinggi Melindungi Sepanjang Hari
Fakta: SPF tinggi memang menawarkan perlindungan lebih lama, tetapi tidak berarti kulit terlindungi sepanjang hari tanpa perlu diaplikasikan ulang.
Aktivitas seperti berenang, berkeringat, atau mengusap wajah dapat mengurangi efektivitas tabir surya.
Oleh karena itu, penting untuk mengaplikasikan ulang setiap dua jam atau lebih sering jika diperlukan.
Penggunaan tabir surya yang tepat dapat mencegah kerusakan kulit, penuaan dini, dan kanker kulit. Pastikan untuk menggunakan tabir surya setiap hari dan pilih produk yang sesuai dengan kebutuhan kulit Anda.