Ilmuwan Temukan Bongkahan Kerak Bumi yang Hilang, Lokasinya di Sini
Sebuah misteri yang selama satu abad telah menjadi kebingungan para ahli.
Ilmuwan telah menemukan lokasi dari sebagian besar kerak bumi yang menghilang. Sebuah misteri yang selama satu abad telah menjadi kebingungan para ahli. Penyebab dari hilangnya kerak bumi ini diduga disebabkan oleh erosi gletser parah yang terjadi ketika masa “Bumi Bola Salju”, masa di mana hampir seluruh planet tertutup es.
Fenomena ini pertama kali diamati pada tahun 1869 di Grand Canyon, Arizona. Para ahli mencatat perubahan usia batuan yang drastis dan menemukan bahwa hal serupa terjadi di berbagai lokasi di seluruh dunia, sehingga fenomena ini dikenal dengan nama “The Great Unconformity.”
-
Di mana kerak bumi yang hilang berada? Mengenai lokasi batuan tersebut saat ini, dikatakan bahwa gletser yang mengikis batuan sedimen juga menghanyutkannya ke laut.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan di dalam Bumi? Baru-baru ini, sekelompok ilmuwan dari China Academy of Sciences mengklaim mereka menemukan bukti tambahan yang mendukung kebenaran teori ini. Mereka berpendapat potongan besar dari Theia mungkin terperangkap dalam lapisan dalam Bumi.
-
Di mana penemuan ini dilakukan? Dikenal sebagai Casas del Turuñuelo, situs ini milik peradaban Tartessian akhir yang berkembang di barat daya Semenanjung Iberia sekitar 2.500 tahun yang lalu.
-
Dimana kerikil-kerikil itu ditemukan? Peneliti menemukan sekitar 100 kerikil ditemukan dalam penggalian di sebuah situs yang disebut 'Nahal Ein Gev II' di sebelah timur Laut Galilea, wilayah Palestina yang diduduki Israel.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan di lapisan tersembunyi Bumi? Dalam penyelidikan mereka, tim menemukan bagian yang menebal di area transisi mantel yang bertentangan dengan model-model saat ini.
-
Bagaimana ilmuwan menemukan lapisan tersembunyi Bumi? Dengan menggunakan teknologi pencitraan seismik canggih, Wang dan timnya melakukan perjalanan virtual yang menakjubkan jauh ke dalam Bumi, mencapai kedalaman antara 255 hingga 410 mil di bawah permukaan.
Peneliti dari salah satu studi memperkirakan bahwa rata-rata global 1-5 kilometer (2-3 mil) batuan terkikis oleh erosi gletser, yang menyebabkan batuan tersebut “menghilang” dari catatan geologis.
Melansir dari situs Indy100, Rabu (20/11), Brenhin Keller, peneliti utama studi dari Berkeley Geochronology Center, menjelaskan bahwa hilangnya batuan ini terjadi dalam skala yang sangat besar. Ia memperkirakan bahwa satu miliar kilometer kubik material pra-Kambrium hilang.
Teori mereka menunjukkan bahwa erosi yang terjadi sebelum dimulainya era Fanerozoikum, jauh lebih besar dari yang diperkirakan oleh para ahli. Mereka juga menunjukkan bahwa kristal dari era tersebut mengandung isotop hafnium dan oksigen. Isotop ini sejalan dengan proses erosi batuan tua dan pengendapan pada suhu rendah.
Teori ini juga menjelaskan mengapa banyak kawah asteroid yang berusia kurang dari 700 juta tahun, sementara hanya ada dua yang lebih tua dari itu. Tentang lokasi batu saat ini, diyakini bahwa gletser yang mengikis batuan sedimen juga menghanyutkannya ke laut.
Reporter magang: Nadya Nur Aulia