Jika Manusia dan Robot Lomba Lari, Siapa yang Bakal Menang?
China akan menggelar lomba setengah maraton pertama di dunia antara pelari manusia dan robot humanoid pada April 2025 di Beijing.

China bersiap untuk menjadi tuan rumah lomba lari setengah maraton pertama di dunia yang melibatkan pelari manusia dan robot humanoid. Acara ini dijadwalkan berlangsung pada bulan April 2025 di distrik Daxing, Beijing.
Sekitar 12.000 pelari manusia akan bersaing dengan puluhan robot yang dikembangkan oleh lebih dari 20 perusahaan robotika terkemuka, termasuk Tesla dan Boston Dynamics.
Lomba ini bukan hanya ajang olahraga, tetapi juga sebuah demonstrasi kemajuan teknologi robotika dan kecerdasan buatan yang semakin berkembang di China.
Detail Lomba dan Peserta
Lomba setengah maraton ini akan diadakan di Kawasan Pengembangan Ekonomi-Teknologi Beijing (E-Town), yang dikenal sebagai pusat inovasi robotika di China. E-Town menyumbang sekitar 50 persen dari total output produksi robot di Beijing, dengan nilai mencapai hampir 10 miliar yuan.
Dalam lomba ini, robot yang berpartisipasi harus memiliki penampilan humanoid, dengan tinggi antara 0,5 hingga 2 meter, dan dilarang menggunakan roda. Peserta robot bisa berupa robot bipedal yang dikendalikan jarak jauh maupun robot otonom.
Peserta lomba terdiri dari pelari manusia dan robot humanoid yang telah dikembangkan oleh berbagai perusahaan. Beberapa perusahaan yang terlibat dalam pengembangan robot untuk lomba ini adalah Tesla, Boston Dynamics, dan 1X.
Lomba ini diharapkan menarik perhatian global, mengingat keunikan formatnya yang mempertemukan manusia dan robot dalam satu arena.
Kecepatan Robot Berlari
Kecepatan lari robot humanoid telah meningkat pesat berkat kemajuan teknologi. Beberapa robot yang akan berpartisipasi dalam lomba ini menunjukkan kemampuan berlari yang mengesankan.
Misalnya, STAR1, yang dikembangkan oleh Robot Era, mampu berlari hingga 8 mil per jam (sekitar 12,87 km/jam) dan telah diuji di berbagai medan. Robot lain, Tiangong, berhasil menyelesaikan Yizhuang Half Marathon 2024 dengan kecepatan rata-rata 10 km/jam.
Selain itu, H1 dari Unitree juga mencatatkan rekor dengan kecepatan 7,4 mil per jam (sekitar 11,9 km/jam). Meskipun kecepatan lari robot humanoid saat ini masih di bawah rata-rata kecepatan manusia, perkembangan teknologi diharapkan akan meningkatkan kecepatan dan efisiensi gerakan robot di masa depan.
Hadiah dan Tujuan Lomba
Lomba ini tidak hanya menawarkan pengalaman unik, tetapi juga hadiah bagi tiga pelari tercepat, baik dari kategori manusia maupun robot. Tujuan utama dari lomba ini adalah untuk menunjukkan kemajuan teknologi robotika dan kecerdasan buatan di China.
Dengan melibatkan pelari manusia dan robot dalam satu kompetisi, diharapkan dapat memacu inovasi lebih lanjut dalam bidang robotika. Ini bukan kali pertama robot berpartisipasi dalam acara lari.
Sebelumnya, robot berkaki empat dari Korea Selatan, Laibo 2, berhasil menyelesaikan maraton penuh dengan sekali pengisian daya. Namun, Laibo 2 tidak memenuhi syarat untuk lomba di Beijing karena hanya robot bipedal yang diperbolehkan.
Robot humanoid Tiangong juga telah menarik perhatian setelah menyelesaikan sebagian dari setengah maraton di Beijing sebelumnya.
Lomba lari antara manusia dan robot di Beijing merupakan peristiwa bersejarah yang menunjukkan kemajuan signifikan dalam teknologi robotika dan kecerdasan buatan.
Acara ini diharapkan dapat menarik perhatian global dan menjadi tonggak penting dalam pengembangan teknologi humanoid di masa depan.
Dengan melibatkan pelari manusia dan robot dalam satu lomba, China menunjukkan komitmennya untuk menjadi pemimpin dalam inovasi teknologi.