Mantan Bos Kritik Keras Sampai Kapanpun Google Sulit Menang Lawan OpenAI, Ini Alasannya
Eric Schmidt, mantan CEO Google, menyatakan bekas perusahaan yang ia pimpin tidak serius dalam menghadapi persaingan AI.
Eric Schmidt, mantan CEO Google, mengungkapkan alasan mengapa raksasa teknologi tersebut tertinggal dari OpenAI dan perusahaan startup lain dalam persaingan inovasi artificial intelligence (AI).
Menurut Schmidt, salah satu penyebab utamanya adalah kebijakan Google yang mendukung kerja jarak jauh dan dianggap terlalu mementingkan keseimbangan antara bekerja dan kualitas hidup karyawannya. Sederhananya, ia melihat Google terlalu santai dengan pola kerja karyawannya saat ini.
Hal itu dikatakannya saat menjadi pembicara di hadapan para mahasiswa di Universitas Stanford.
"Sementara, startup seperti OpenAI berhasil karena orang-orangnya bekerja sangat keras," ujar Schmidt dikutip dari NDTV, Kamis (15/8).
Menurutnya, dengan persaingan yang sangat ketat seharusnya Google tidak akan membiarkan karyawannya bekerja dari rumah. Atau bahkan hanya datang ke kantor satu hari dalam seminggu.
Google, kata dia, semestinya meniru langkah Elon Musk yang "mengharamkan" karyawannya bekerja dari rumah. Bos Tesla sekaligus X ini mengharuskan karyawannya setiap hari datang ke kantor. Tujuannya agar dapat menghasilkan ide-ide yang gila.
Sebagaimana diketahui, Google telah menyatakan bahwa mereka ingin karyawannya kembali bekerja dari kantor. Menurut laporan dari Business Insider, mereka sedang mengembangkan model kerja hibrida.
Model kerja ini di mana karyawan diharapkan berada di kantor selama sekitar tiga hari dalam seminggu dan dua hari bekerja di mana pun mereka merasa paling produktif baik di kantor maupun di rumah.
Schmidt bukan satu-satunya pebisnis yang percaya bahwa kerja jarak jauh justru merugikan bisnis. CEO JPMorgan, Jaime Dimon, mengungkapkan hal yang senada. Ia tak sepakat dengan model kerja remote seperti yang dilakukan perusahaan teknologi saat ini, salah satunya Google.