Starbuck Ancam Karyawan yang Tidak Kerja dari Kantor
Kebijakan tiga hari ini berdampak pada sekitar 3.500 karyawan perusahaan.
Karyawan Starbucks terancam dipecat jika tidak bekerja di kantor tiga hari dalam sepekan. Dilansir Channel News Asia (CNA), mulai bulan Januari nanti, jaringan kedai kopi tersebut akan menerapkan "proses standar" untuk memastikan para pekerja mematuhi kebijakan kembali ke kantor. Memo tersebut dikirim perusahaan kepada karyawan melalui email.
"Email tersebut menyatakan konsekuensinya adalah pemecatan," demikian laporan tersebut dikutip pada Selasa (29/10).
Pengumuman ini menandai upaya tegas Starbucks untuk menegakkan aturan bekerja dari kantor.
Tahun lalu, disebutkan bahwa karyawan perusahaan harus bekerja dari kantor tiga hari seminggu. Karyawan yang tinggal dalam jarak perjalanan dari kantor pusat perusahaan diharuskan berada di sana pada hari Selasa, Rabu, dan hari lain yang disepakati dengan manajer, menurut laporan CNN.
"Kami terus mendukung para pemimpin kami saat mereka meminta pertanggungjawaban tim mereka terhadap kebijakan kerja hibrida kami saat ini," kata Starbucks rilis tertulis.
Kebijakan tiga hari ini berdampak pada sekitar 3.500 karyawan perusahaan. Mayoritas karyawan perusahaan bekerja di toko-tokonya.
Memo perusahaan itu muncul dua bulan setelah Brian Niccol mengambil alih sebagai CEO baru Starbucks.
Ia telah menarik perhatian dengan pengaturan kerjanya sendiri, karena perusahaan memberinya jet perusahaan untuk bepergian bolak-balik antara rumahnya di California dan kantor perusahaan kopi itu di Seattle yang berjarak lebih dari 1.600 km.
Menurut CNN, pengaturan tersebut terungkap dalam surat penawarannya, yang menyatakan bahwa ia akan mendapatkan "kantor kecil jarak jauh" di rumahnya di California dan tidak perlu pindah secara permanen.
Bloomberg melaporkan bahwa beberapa karyawan mengatakan mereka tidak peduli di mana CEO berada, selama ia tidak menindak tegas persyaratan di kantor.
Trren Kerja dari Kantor
Starbucks adalah perusahaan terbaru yang memanggil karyawan kembali ke kantor setelah pandemi COVID-19.
Bulan lalu, raksasa teknologi Amazon memberlakukan kebijakan lima hari kantor seminggu mulai tahun depan.
Minggu lalu, perusahaan angkutan daring Grab yang berkantor pusat di Singapura memberi tahu stafnya bahwa mereka akan mengharuskan karyawannya bekerja lima hari seminggu di kantor mulai bulan Desember.
Starbucks minggu lalu melaporkan penjualan yang lebih lemah dari perkiraan pada kuartal fiskal keempatnya.
Perusahaan tersebut mengatakan akan menangguhkan panduan keuangan untuk tahun fiskal 2025 guna memberi waktu kepada CEO barunya untuk menilai bisnis.
Pendapatan Starbucks turun 3 persen menjadi USD9,1 miliar pada periode Juli hingga September, lebih rendah dari USD9,4 miliar yang diharapkan Wall Street, menurut analis yang disurvei oleh FactSet.
Starbucks mengatakan laba yang disesuaikan turun 24,5 persen dari periode yang sama tahun lalu menjadi 80 sen per saham. Angka itu juga lebih rendah dari perkiraan analis sebesar USD1,03 per saham.