Banyak Diboikot di Dunia, 2.000 Pegawai Starbucks Kena PHK
Banyak Diboikot di Dunia, 2.000 Pegawai Starbucks Kena PHK
Hal ini tidak terlepas dari bisnis Starbucks yang terdampak pemboikotan oleh konsumen terkait dengan perang di Gaza.
Banyak Diboikot di Dunia, 2.000 Pegawai Starbucks Kena PHK
Akibat Pemboikotan, 2.000 Pegawai Starbucks Kena PHK
Warabala Starbucks di Timur Tengah akan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal terhadap karyawannya.
Raksasa ritel AlShaya Group, yang memiliki hak untuk mengoperasikan Starbucks di Timur Tengah, berencana memberhentikan lebih dari 2.000 pegawai.
Hal ini tidak terlepas dari bisnis Starbucks yang terdampak pemboikotan oleh konsumen terkait dengan perang di Gaza.
“Sebagai akibat dari kondisi perdagangan yang terus menantang selama enam bulan terakhir, kami telah mengambil keputusan yang menyedihkan dan sangat sulit untuk mengurangi jumlah rekan kerja di toko Starbucks MENA kami,”
kata AlShaya dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters, Rabu (6/3).
merdeka.com
Sebelum ada rencana PHK, karyawan Starbucks di Timur Tengah itu telah melalui pemotongan gaji, pada Minggu (3/3) kemarin.
Sebanyak 2.000 pegawai yang di-PHK ini mencapai 4 persen dari total tenaga kerja AlShaya yakni sekitar 50.000 orang.
Mereka ini sebagian besar terkonsentrasi di waralaba Starbucks di Timur Tengah dan Afrika Utara.
Meski kondisi sulit, AlShaya mengatakan akan mendukung rekan-rekannya yang meninggalkan bisnis tersebut dan tetap berkomitmen terhadap wilayah tersebut.
“Pikiran kami tertuju pada mitra green apron yang akan hengkang, dan kami ingin berterima kasih atas kontribusi mereka,” kata juru bicara Starbucks.
Merek-merek Barat telah terkena dampak dari kampanye boikot akar rumput yang sebagian besar terjadi secara spontan atas serangan militer Israel di Jalur Gaza.
Pada Oktober 2023 lalu, Starbucks telah mengklarifikasi sebagai organisasi non-politik dan menepis rumor mereka telah memberikan dukungan kepada pemerintah atau tentara Israel.
Mereka mengakui dampak dari perang Israel-Hamas telah merugikan bisnisnya di wilayah tersebut karena tidak memenuhi ekspektasi pasar terhadap hasil kuartal pertama.
Sebagai informasi, Starbucks merupakan salah satu dari sejumlah merek Barat yang mendapat kritik dari aktivis pro-Palestina sejak serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober.
McDonald's juga menghadapi kampanye boikot dari kelompok pro-Palestina dan pro-Israel atas pandangan mereka terhadap konflik tersebut.
Sementara para aktivis juga menargetkan Burger King, KFC dan Pizza Hut, serta jaringan lainnya.