Masuk Daftar Produk yang Diboikot, Ternyata Segini Gaji CEO Starbucks
Starbucks mengangkat CEO baru Laxman Narashiman sejak 1 Oktober 2022 lalu.
Starbucks mengangkat CEO baru Laxman Narashiman sejak 1 Oktober 2022 lalu.
Masuk Daftar Produk yang Diboikot, Ternyata Segini Gaji CEO Starbucks
Starbucks menjadi salah satu produk yang diboikot oleh masyarakat dunia karena menggugat para pekerjanya yang tergabung dalam Starbucks Workers United dan afiliasinya karena dianggap telah melakukan pelanggaran terhadap merek dagang.
Gugatan ini sebagai respons sejumlah unggahan karyawan di media sosial yang menunjukan pro-Palestina.
Starbucks Corporation adalah sebuah perusahaan kopi dan jaringan kedai kopi global asal Amerika Serikat yang berkantor pusat di Seattle, Washington.
Starbucks adalah perusahaan kedai kopi terbesar di dunia, dengan 20.336 kedai di 61 negara, termasuk 13.123 di Amerika Serikat, 1.299 di Kanada, 977 di Jepang, 793 di Britania Raya, 732 di China, 473 di Korea Selatan, 363 di Meksiko, 282 di Taiwan, 204 di Filipina, 164 di Thailand dan 500 di Indonesia.
Lantas siapa yang menjabat sebagai CEO Starbuks saat ini?
Starbuks mengangkat CEO baru Laxman Narashiman sejak 1 Oktober 2022 lalu, menggantikan CEO sebelumnya yaitu Howard Schultz.Sebelum menjabat sebagai CEO Starbuks, Narasimhan memiliki pengalaman seagai CEO perusahaan barang konsumen Inggris Reckitt Benckiser Group selama tiga tahun, yang membuat merek termasuk Lysol dan Durex.
Ia juga pernah memegang berbagai peran kepemimpinan di PepsiCo dan menghabiskan hampir dua dekade di McKinsey & Company. Narasimhan adalah orang baru di industri kopi.
Melansir dari Business Insider, menurut pengajuan Komisi Sekuritas dan Bursa mulai bulan September, Narasimhan akan mulai dengan gaji pokok USD1,3 juta atau Rp20,26 miliar per tahun (kurs Rp15.589).
Dia juga akan mendapat peluang insentif tunai tahunan dengan target 200 persen dari gaji pokoknya, atau USD2,6 juta atau Rp40,5 miliar, dan pembayaran maksimum 400 persen dari gaji pokoknya, atau USD5,2 juta atau Rp81 miliar.
Pihak Starbucks mengatakan dia juga berhak menerima penghargaan ekuitas tahunan dengan target nilai USD13,6 juta atau Rp212 miliar.
Selain itu, saat memulai pekerjaannya, Narasimhan juga akan menerima bonus penandatanganan tunai sebesar USD1,6 juta atau Rp24,9 miliar serta hibah ekuitas pengganti dengan nilai target USD9,25 juta atau Rp144 miliar, yang terdiri dari unit saham terbatas berbasis kinerja dan berbasis waktu. Secara total, paket gaji Narasimhan bisa mencapai lebih dari USD28 juta atau Rp43 triliun.