Microsoft Lirik Bangun Energi Nuklir Buat Sokong Listrik Data Center dan AI
Berikut alasan mengapa Microsoft lirik listrik bersumber dari tenaga nuklir.
Berikut alasan mengapa Microsoft lirik listrik bersumber dari tenaga nuklir.
Microsoft Lirik Bangun Energi Nuklir Buat Sokong Listrik Data Center dan AI
Sebuah lowongan pekerjaan yang diposting Microsoft pada Kamis (21/9) memperkuat dugaan bahwa perusahaan ini sedang mencari cara untuk menggunakan energi nuklir agar bisa menjalankan pusat Artificial Intelligence (AI) dan Cloud miliknya.
Lowongan kerja ini punya posisi untuk “manajer program utama teknologi nuklir”. Posisi kerja ini bertujuan untuk menilai bagaimana energi nuklir dapat digunakan untuk memasok listrik pusat data yang mengontrol model AI.
Sebagaimana diketahui, dilansir dari CNBC dan Business Insider, Rabu (27/9), pada awal Januari tahun ini, Microsoft mengumumkan investasi bernilai USD10 miliar dengan OpenAI, perusahaan yang membuat Artificial Intelligence yang viral, ChatGPT.
Perlu diketahui, biaya yang diperlukan untuk untuk mengoperasikan model AI seperti ChatGPT memang sangat besar. Sebuah analisis menyatakan bahwa ChatGPT sendiri dapat memerlukan biaya operasional hingga USD700.000 (Rp.10,8 miliar) per harinya. Besarnya biaya ini disebabkan daya komputasi dan biaya server yang teramat besar.
Untuk memenuhi permintaan energi yang terus meningkat ini, banyak pihak yang menyarankan agar Microsoft melirik energi nuklir sebagai cara menyelesaikan masalah ini.
Sekarang, perusahaan ini tampaknya akan berfokus terhadap penggunaan mikroreaktor dan Reaktor Modular Kecil. Penggunaan skala kecil ini dianggap dari sisi harga akan jauh lebih murah untuk dibangun dan dijalankan daripada reaktor nuklir yang lebih besar untuk memasok listrik pusat data yang dihuni Microsoft Cloud dan AI.
Selain itu, dampak lingkungan dari penggunaan energi besar AI juga terhitung sangat buruk.
Sebuah analisis akademik bahkan memperkirakan bahwa pelatihan GPT-3 sendiri telah menghasilkan lebih dari 550 ton karbon dioksida dan membutuhkan kurang lebih 3,5 juta liter air.
Sementara reaktor nuklir dapat menghasilkan listrik tanpa mengeluarkan emisi karbon dioksida.
Karena itulah, Microsoft berjanji untuk mempercepat upaya memasok pusat data dengan energi terbarukan dan mengurangi emisi.
Mereka juga berupaya untuk menjadikan bisnisnya menjadi negatif karbon, positif air, dan nol limbah pada tahun 2030.