Perwakilan Facebook akhirnya ketemu Menkominfo bahas hoax
Merdeka.com - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara baru saja menemui perwakilan dari Facebook global di kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), Jakarta, Selasa (14/2). Perwakilan Facebook yang hadir yakni Global Head of Content Policy Facebook, Monica Bickert dan Head of Public Policy Facebook Southeast Asia, Alvin Tan.
Pertemuan tersebut membahas mengenai hoax yang tengah menjadi wabah di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Hoax ini menjadi viral di media sosial salah satunya Facebook.
Dalam pertemuan tertutup itu, dikatakan Dirjen Aplikasi dan Informatika (APTIKA) Kemkominfo, Samuel Abrijani Pangerapan, Facebook akan berkomitmen untuk lebih cepat merespons manakala ada aduan dari pemerintah.
-
Siapa yang tangani isu hoaks di Kominfo? Tim AIS Kementerian Kominfo menemukan sebanyak 2.357 isu hoaks dalam kategori kesehatan.
-
Bagaimana Kominfo tangani isu hoaks? Kementerian Kominfo telah melakukan pemutusan akses atas konten yang teridentifikasi sebagai isu hoaks. Pemutusan akses ditujukan agar konten hoaks tidak tersebar luas dan merugikan masyarakat.
-
Dimana hoaks tentang Kominfo beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Apa isi hoaks tentang Kominfo? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Siapa yang terlibat dalam pertemuan tersebut? Kepala Badan Perlindungan Pekerjaan Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani menemui Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Hadi Tjahyanto di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (5/3/).
-
Siapa yang memimpin diskusi tentang pencegahan hoax di Pekanbaru? Kolaborasi ini terwujud dalam diskusi santai antara Satreskrim Polresta Pekanbaru, dipimpin oleh Kasat Reskrim Kompol Bery Juana Putra, dan sejumlah admin media sosial di salah satu kafe di Pekanbaru.
Mekanismenya sama seperti pemblokiran situs-situs saat ini di mana hal itu harus dilaporkan terlebih dahulu ke Kemkominfo dan akan dikaji, jika terbukti baru pihaknya akan meminta Facebook untuk menghapus konten yang bersangkutan. Kecuali laporan tersebut berasal dari institusi yang berwenang, maka hal itu tidak akan dikaji oleh tim review dari Kemkominfo.
"Jadi konten-konten yang melanggar dan membahayakan. Misalnya saja konten yang menyerukan kebencian. Hal itu akan ditangani lebih serius dan lebih cepat oleh Facebook. Soal tindak lanjutnya itu ada di pihak Kepolisian," kata pria yang akrab disapa Semmy ini.
Menurut Semmy, berdasarkan data yang diterima sepanjang tahun 2016 hingga Januari 2017, ada sebanyak 1.572 konten hoax dan negatif yang dilaporkan ke pihak Facebook.
"Angka itu Facebook dan Instagram ya. Kalau jumlah yang sudah ditindaklanjuti oleh Facebook itu sekitar 60 persen dari jumlah laporan kita ke mereka," ungkap dia.
Hanya saja, kata dia, dengan komitmen Facebook ke pemerintah, maka diharapkan ke depan respons mereka terhadap konten yang membahayakan maupun melanggar harus lekas ditindaklanjuti.
"Kalau ngomong soal digital, sejam aja konten bisa viral kemana-mana. Makanya, kita minta segera ketika ada konten yang terindikasi hal itu," tuturnya.
Dikatakannya, Menkominfo juga mengharapkan agar Facebook memiliki kantor resmi di Indonesia. Hal ini supaya memudahkan koordinasi bilamana terjadi laporan dari pemerintah, seperti halnya Twitter yang telah memiliki kantor di Indonesia.
"Kami anjurkan saja kalau punya kantor di sini. Dalam pemikiran saya juga kalau meningkatkan service level agreement semestinya juga punya kantor kan. Pak Menkominfo mmberi ilustrasi seperti Twitter dan Google. Jadi komunikasi juga lebih lancar," jelas dia.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Daftar platform ini paling banyak sebar hoaks terlebih jelang pemilu.
Baca SelengkapnyaSemenjak Twitter dibeli Elon Musk dan berganti X, media sosial itu tak memiliki perwakilan kantor di Indonesia. Berbeda dengan yang lain.
Baca SelengkapnyaPenyebaran hoaks Pemilu ditemukan paling tinggi di Facebook.
Baca SelengkapnyaFadil menantang Aiman untuk datang ke Polda Metro Jaya.
Baca SelengkapnyaPemerintah melalui Kemenkominfo bekerja sama dengan Singapura untuk membahas hoaks Pemilu.
Baca SelengkapnyaKomjen Fadil, dalam rapat, menanggapi soal kabar hoaks yang disampaikan oleh Aiman Witjaksono.
Baca SelengkapnyaMenkominfo Budi Arie Setiadi menyoroti medsos X milik Elon Musk. Ada apa?
Baca SelengkapnyaPemerintah sedang mengkaji langkah strategis agar X membuka kantor di Indonesia.
Baca SelengkapnyaKomisi I DPR menggelar rapat kerja dengan Menkominfo Budi Arie, Senin 10 Juni 2024
Baca SelengkapnyaDalam rapat tersebut, DPR merasa tidak ada kekompakkan antara Menkominfo dan BSSN.
Baca SelengkapnyaRamai Kabar Jampidsus Dikuntit Densus Polri, Ini kata Menko Polhukam
Baca SelengkapnyaBudi Ari sempat diberondong pertanyaan namun enggan meladeni.
Baca Selengkapnya