Roket Terakhir Berisi Senjata Kimia Paling Mematikan di Bumi Disebut telah Dihancurkan
Roket Terakhir Berisi Senjata Kimia Paling Mematikan di Bumi Disebut telah Dihancurkan

Di dunia tinggal 1 senjata kimia paling mematikan.

Roket Terakhir Berisi Senjata Kimia Paling Mematikan di Bumi Disebut telah Dihancurkan

AS mengklaim memiliki 30.000 ton senjata kimia yang mampu menghancurkan siapa saja yang menjadi targetnya.
Senjata itu tersimpan dalam sebuah tabung logam peledak di fasilitas penyimpanan di seluruh dunia.
Namun kini senjata mematikan itu telah resmi dihancurkan. Tersisa 1 roket yang pada 7 Juli 2023 lalu telah dimusnahkan. Dengan demikian menandakan akhir dari penggunaan senjata kimia. Hal itu disampaikan William A. LaPlante, Under Secretary of Defense for Acquisition and Sustainment AS.
"Ini adalah pertama kalinya sebuah badan internasional memverifikasi penghancuran seluruh kategori senjata pemusnah massal. Ini memperkuat komitmen Amerika Serikat untuk menciptakan dunia yang bebas senjata kimia,"
William A. LaPlante, Under Secretary of Defense for Acquisition and Sustainment AS.
Sudah lebih dari 30 tahun sejak Presiden AS George Bush dan Presiden Soviet Mikhail Gorbachev secara bilateral setuju untuk mengakhiri produksi semua senjata kimia dan menghancurkan persediaan mereka masing-masing.
Hal tersebut didasari atas ketidakmanusiawian dalam berperang, seperti memprioritaskan penderitaan pada musuhnya.

Gas klorin termasuk yang pertama digunakan dalam skala besar, mengiritasi mata dan tenggorokan musuh. Kemudian, Gas mustard yang menyebabkan melepuhnya kulit. Lalu ada, Phosgene yang diam-diam menghancurkan paru-paru. Menyebabkan kematian yang menyakitkan beberapa hari kemudian. Lucunya, meskipun enggan memanfaatkannya, AS dan kekuatan dunia lainnya terus berinvestasi dalam pengembangan dan produksi senjata yang lebih beracun.

Selain AS, pada 2007 Inggris mengumumkan telah menghancurkan senjata kimia terakhirnya. Dilanjutkan dua tahun kemudian India pada 2009.
Lalu pada 2017, Rusia secara resmi menghancurkan cadangan terakhir dari 40.000 ton persediaannya yang menyaingi AS.

Menurut beberapa pakar senjata, ada sedikit keraguan bahwa sifat perang sedang berubah, berpotensi membuat senjata kimia menjadi kurang efektif. Entah niatan moral atau strategis, sekarang jauh lebih sedikit senjata di Bumi berfungsi menghadirkan kematian yang menyiksa.