Ini Kondisi yang akan Terjadi jika Seseorang Tersambar Petir dan Selamat
Kebanyakan orang akan tewas seketika jika terkena petir. Apa yang terjadi jika selamat?
Kebanyakan orang akan tewas seketika jika terkena petir. Apa yang terjadi jika selamat?
Ini Kondisi yang akan Terjadi jika Seseorang Tersambar Petir dan Selamat
Kebanyakan orang akan tewas seketika jika terkena petir. Petir menghantarkan tegangan listrik yang sangat besar.
Sambaran petir itu bisa menyebabkan ritme jantung yang berubah, gendang telinga pecah, pernapasan tak stabil, dan luka bakar sebelum akhirnya tewas.
-
Apa yang terjadi saat petir menyambar? Petir terjadi akibat perbedaan muatan listrik antara awan dan bumi atau antara awan dengan awan lainnya. Ketika muatan listrik di awan mencapai tingkat yang cukup tinggi, listrik akan mengalir menuju tanah atau awan lainnya untuk menetralkan perbedaan muatan ini.Proses ini menghasilkan kilatan cahaya yang kita kenal sebagai petir.
-
Apa yang terjadi saat kepala tersambar petir? Sambaran petir bukanlah sebuah fenomena yang bisa dianggap remeh. Mereka dapat menghantarkan arus listrik melebihi 200 kiloampere – jauh lebih tinggi dari daya yang dibutuhkan untuk membunuh manusia.
-
Kenapa petir menyambar? Ketidakseimbangan ini muncul karena adanya lompatan elektron-elektron dari awan bermuatan negatif ke bumi yang bermuatan positif.
-
Bagaimana petir menyambar suatu benda? Dikutip dari jurnal yang dirilis oleh National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) menjelaskan ada tiga faktor utama yang memengaruhi lokasi tempat petir akan menyerang. Pertama, soal ketinggian. Kedua merujuk pada bentuk runcing. Ketiga soal isolasi yang menjadi faktor dominan sambaran petir.
-
Apa itu petir? Secara proses, petir merupakan peristiwa pelepasan listrik yang ditimbulkan lantaran ketidakseimbangan badai awan dan permukaan Bumi.
-
Apa efek petir pada air? Meskipun petir bisa mencapai suhu hampir lima kali lebih panas dari permukaan Matahari, yaitu sekitar 27.760 derajat Celsius. Suhu tersebut dengan cepat didinginkan oleh air yang dingin. Ini berarti air tidak akan mendidih saat terkena petir.
Namun ternyata, petir tidak membunuh semua korbannya. Dilaporkan sekitar 90 persen orang yang terkena bisa bertahan hidup.
Petir dapat melewati tubuh seseorang hanya dalam sepersekian detik, seringkali bahkan tidak cukup waktu untuk meninggalkan bekas.
Walau begitu perlu dicatat, bahwa sesorang yang bisa bertahan hidup setelah mengalami sambaran petir, dipastikan akan mengalami dampak pada tubuhnya. Seperti kerusakan saraf, gangguan stres pascatrauma, dan gejala neurologis seperti kesulitan berkonsentrasi dan gangguan lainnya. Hal itu seperti disampaikan Mary Ann Cooper, Ahli Petir dari National Lightning Safety Council.
Cedera otak yang dialami penyintas sambaran petir belum diketahui jelas mengapa hal itu bisa terjadi dari sisi medis.
Namun, para ahli berpikir bahwa itu terjadi disebabkan oleh beberapa kombinasi gangguan jaringan dari trauma arus dan kekuatan dari perubahan tekanan barometrik yang terjadi secara tiba-tiba.
Kondisi ini bisa parah dan bahkan melemahkan para penyintasnya. Dikutip dari laman LiveScience, Rabu (19/7), beberapa penyintas melaporkan kehilangan ingatan, nyeri saraf kronis, depresi, dan bahkan kemampuan psikis.
"Jadi begitu Anda tersambar petir, Anda bukanlah orang yang sama lagi," kata Ryan Blumenthal, Ahli Patologi Forensik dari University of Pretoria, Afrika Selatan.
Beberapa orang yang selamat melaporkan ada seperti pakis di kulit mereka, yang diperkirakan timbul dari pembuluh darah yang rusak. Kemudian mengeluarkan cairan ke jaringan di sekitarnya.
Terlepas dari dampak bagi tubuh korban sambaran petir, beruntungnya cedera petir termasuk yang paling dapat dicegah di negara maju. Di Amerika Serikat (AS) saja, saat ini kematian akibat petir relatif jarang terjadi karena adanya edukasi bagi penduduknya. Ketika inisiatif dimulai, AS melihat rata-rata sekitar 55 kematian akibat petir per tahun. Kemudian pada 2022, jumlah itu turun menjadi 19. Ini artinya bertambahnya korban akibat sambaran petir dapat ditekan.