Sebelum Jadi Orang Tajir di Dunia, Elon Musk Pernah Hidup Hanya dengan Duit Rp 15 Ribu Sehari
Elon Musk, kini miliarder, menghabiskan masa kuliahnya hidup dengan Rp15 ribu sehari, menunjukkan keberaniannya dalam menghadapi kesulitan.
Ketika menyebut nama Elon Musk, yang muncul di benak banyak orang adalah sosok taipan teknologi dan orang terkaya di dunia. Namun, siapa sangka, di balik kesuksesan dengan SpaceX, Tesla, dan panel surya, ada kisah seorang pria muda yang pernah hidup hanya dengan USD 1 per hari atau bila dirupiahkan saat ini Rp 15 ribu.
Dalam sebuah wawancara dengan Neil deGrasse Tyson pada tahun 2015, Musk menceritakan masa kuliahnya yang jauh dari kemewahan.
-
Mengapa gaji Elon Musk sangat kecil? Dalam kasus Elon Musk, ia tidak menerima gaji dari perusahaan Teslanya dan ia dikompensasi melalui opsi saham. Musk akan mendapat kompensasi berdasarkan nilai pasar Tesla, yang memang terus meningkat.
-
Apa yang Elon Musk lakukan dengan kekayaannya? Bahkan kabarnya Elon Musk menyatakan bahwa ia akan menggunakan kekayaannya untuk proyek-proyek besar dan filantropi. Kekayaan Bos Tesla dan SpaceX ini ialah USD 205,6 miliar atau Rp 3.336 Triliun.
-
Apa sumber kekayaan Elon Musk? Musk adalah CEO perusahaan mobil listrik Tesla, perusahaan roket SpaceX, dan perusahaan media sosial X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter. Dia memiliki 23 persen saham Tesla antara saham dan opsi, tetapi telah menjaminkan sebagian sahamnya sebagai jaminan pinjaman. Perusahaan mobil menyumbang sekitar dua pertiga kekayaannya.
-
Bagaimana kekayaan Elon Musk meningkat? Saham Tesla telah meningkat hampir 140 persen sejak awal tahun, mendorong kekayaan Musk semakin tinggi.
-
Bagaimana Elon Musk memulai karirnya? Lahir di Afrika Selatan, Musk menunjukkan bakatnya dalam berwirausaha sejak dini, pergi dari rumah ke rumah bersama saudaranya menjual telur Paskah coklat buatan sendiri dan mengembangkan game komputer pertamanya pada usia 12 tahun.
-
Bagaimana Elon Musk mendapatkan keuntungan? Sejak saat itu, saham Tesla telah meningkat hingga sekitar 10 kali lipat, meningkatkan nilai saham Musk hingga lebih dari USD 100 miliar.
"Di Amerika, cukup mudah untuk bertahan hidup," katanya dikutip dari Benzinga, Jumat (30/8).
Ambisi Musk sudah tinggi sejak dulu, tetapi ia tidak hanya bermimpi besar; ia juga menguji batas ketahanan dirinya.
“Ambang batas untuk bertahan hidup bagi saya cukup rendah. Saya pikir saya bisa tinggal di apartemen kumuh dengan komputer saya dan tetap baik-baik saja tanpa kelaparan,” ungkap dia.
Untuk membuktikan kemampuannya bertahan hidup dengan sedikit, Musk mengatur pengeluaran dengan membeli bahan makanan dalam jumlah besar.
"Anda mungkin akan sangat bosan dengan hot dog dan jeruk setelah beberapa saat. Tentu saja, pasta dengan paprika hijau dan saus besar bisa cukup bertahan juga,” jelasnya.
Ini adalah cerita yang mengejutkan sekaligus menginspirasi. Musk, yang kelak menjadi miliarder, menghabiskan hari-hari awalnya dengan hidup hemat, membuktikan bahwa dia bisa bertahan hidup dengan sangat sedikit.
"Jika saya bisa hidup dengan satu dolar sehari, maka setidaknya dari segi biaya makanan, cukup mudah untuk mendapatkan USD30 sebulan, jadi saya mungkin akan baik-baik saja," katanya.
Frugalitas Musk tidak berhenti di situ. Ketika ia dan saudaranya memulai perusahaan pertama mereka, Zip2, mereka bahkan tidak memiliki apartemen.
“Kami sangat kekurangan, kami hanya punya satu komputer, jadi situs webnya aktif pada siang hari, dan saya bekerja pada malam hari. Tujuh hari seminggu, sepanjang waktu,” kenang Musk.