Lahir dari Keluarga Miskin, Pria Ini Punya Harta Rp21 Triliun lewat Dagang Beras
Tarif pajak tinggi hingga masalah keuangan membuat bisnisnya terancam bangkrut.
Tarif pajak tinggi hingga masalah keuangan membuat bisnisnya terancam bangkrut.
Lahir dari Keluarga Miskin, Pria Ini Punya Harta Rp21 Triliun lewat Dagang Beras
Menjadi miliarder merupakan sesuatu yang seringkali tidak terbayangkan, apalagi bagi mereka yang dilahirkan dari keluarga serba kekurangan.
Namun, hidup selalu punya cara untuk mengejutkan kita dengan perubahan yang tidak terduga.
Hal ini terjadi pada Syed Mokhtar Albukhary, seorang miliarder asal Malaysia.
Dilansir dari laman Muslim Insider, Kamis (6/6), Mokhtar merupakan anak yang berasal dari keluarga sederhana.
Mokhtar bukanlah orang yang berpendidikan tinggi, bahkan ia tidak pernah belajar hingga ke tingkat universitas.
Namun, ia memiliki keterampilan berwirausaha dari membantu ibunya berjualan sayuran di pasar sejak kecil.
Selain itu ia juga terlibat dalam bisnis peternakan yang dijalankan orang tuanya pada tahun 1960-an.
Sayangnya usaha ternak tersebut tidak berjalan dengan baik karena adanya penyakit yang menyebar ke ternak.
Kemudian pada tahun 1970 saat usianya masih awal 20-an, Mokhtar memulai bisnis.
Dia mendapat empat izin berdasarkan kuota bumiputera untuk mengoperasikan empat truk, tapi hanya mampu membeli dua truk.
Untuk membeli dua truk lagi, dia mengajukan pinjaman ke MARA. Mokhtar menggunakan truk yang dibelinya untuk mengangkut dan berdagang beras.
Dengan penghasilan dari perdagangan beras, Mokhtar tidak hanya memperkaya dirinya sendiri, tetapi juga membantu komunitasnya.
Sebagian dari gajinya disumbangkan kepada 15 keluarga miskin, sementara sisanya disimpan untuk kebutuhan keluarganya, sesuai dengan nasihat ibunya.
Pengalaman dan kerja kerasnya dalam bisnis beras membuahkan hasil.
Mokhtar kemudian melamar dan berhasil menjadi pedagang beras berlisensi, mendapatkan kontrak penyediaan beras untuk pemerintah.
Hanya dalam tiga tahun, ia berhasil melunasi pinjaman MARA, menandai awal dari kesuksesannya dalam dunia bisnis.
Kesuksesan ini membawa Mokhtar ke tingkat yang lebih tinggi.
Ia tidak hanya dikenal sebagai pedagang beras, tetapi juga mengakuisisi perkebunan dan pelabuhan.
Bisnisnya berkembang pesat, dan pada tahun 2005, ia diakui sebagai orang terkaya ketujuh di Malaysia dan orang terkaya ke-50 di dunia pada tahun 2013 oleh Forbes.
Selain berbisnis beras, Mokhtar juga melibatkan diri di sektor manufaktur. Dia memperoleh kontrak untuk menyediakan sepatu dan seragam kepada tentara militer.
Tak hanya itu, ia juga memulai usaha mengembangkan bisnis pelayaran untuk perusahaan berasnya.
Ia membeli kapal buatan Jerman untuk mengangkut beras dari Thailand ke Sabah dan Sarawak. Namun, ia mengalami kegagalan bisnis dan harus menjual kapal tersebut dengan harga lebih murah.
Akibat krisis ekonomi pada tahun 1988, ia mengalami kerugian lebih banyak. Dia kehilangan RM2 miliar atau setara dengan Rp6,9 triliun untuk melindungi kepentingan bumiputra.
Ia tidak menyerah dan mencoba terlibat dalam proyek perumahan melainkan joint venture dengan produk susu Selandia Baru.
Sepanjang tahun 1980-an dan 1990-an ia mampu memanfaatkan upaya privatisasi pemerintah di bawah pemerintahan Perdana Menteri Tun Dr Mahathir bin Mohamad.
Ia mencoba mencari bimbingan mengenai beberapa proyek bisnis dari perdana menteri yang dikenal sebagai pengusaha pekerja keras.
Syed Mokhtar Albukhary mulai mengakuisisi perusahaan MMC pada tahun 2000an dan mengambil alih DRB-Hicom pada tahun 2005.
Perusahaan yang bergerak dalam bidang bisnis memperoleh keuntungan yang sehat setelah pengambilalihannya.
Ia kemudian melanjutkan kesuksesannya membeli produsen mobil nasional, Proton, pada tahun 2012.
Meski begitu, penjualan dan retur semakin menurun meski tarif pajak mobil impor masih tinggi.
Meski mengalami kesulitan, ia terus mencari cara untuk mendapatkan aset yang lebih strategis.
Selama tahun 2021, kekayaan bersihnya mulai meningkat lagi setelah ia menawarkan USD714 juta atau setara Rp11,6 triliun untuk membeli pemegang saham minoritas MMC Corp.
Kekayaan bersihnya saat ini mencapai USD1,3 miliar atau setara Rp21,1 triliun dan menjadikannya orang terkaya ke 15 di Malaysia menurut Forbes.
Reporter Magang: Nur Pangesti