Tebar Ancaman dan Aksi, Bisakah Hacker Bjorka Ditangkap?
Merdeka.com - Hacker jahat Bjorka terus menerus menebar ancaman dan aksi melalui peretasan data-data pribadi rakyat Indonesia. Setelah menghebohkan membocorkan 1,3 miliar data pengguna registrasi SIM Card Prabayar, ia mengklaim telah meretas data Presiden Jokowi.
Namun, pengakuannya itu telah dibantah Badan Intelijen Negara (BIN). Terbaru, ia mempublikasikan data diri Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate di jagad internet.
Dengan sederet kejahatan siber yang dilakukan Bjorka, apakah hacker ini bisa ditangkap? Sebab, ia sempat dengan jemawa menunggu digerebek lantaran aksinya itu. Pratama Persadha ahli keamanan siber dari Communication & Information System Security Research Center (CISSReC) melihat untuk saat ini masih belum bisa. Kenapa?
-
Siapa yang membocorkan data orang Indonesia? Dalam tangkapan layarnya, akun X bernama @Fusion Intelligence Center @S memberitahukan bahwa data pribadi masyarakat Indonesia telah dibocorkan oleh sebuah channel Telegram di China.
-
Data apa yang diserang hacker? Kasus serangan hacker terhadap Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 membuka fakta lemahnya proteksi sistem di Indonesia.
-
Bagaimana pelaku penipuan mengakses data pribadi nasabah? Seperti diketahui melalui aplikasi yang tidak resmi atau bodong tersebut membuat korban dengan sadar memberikan persetujuan untuk mengizinkan aplikasi tersebut mengakses aplikasi SMS dan aplikasi lainnya.
-
Siapa saja hacker yang menyerang? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Bagaimana penipu DANA mendapatkan data pribadi? Setelah korban tergiur, penipu akan meminta informasi pribadi atau transfer dana dengan dalih verifikasi.
-
Apa saja serangan yang dilakukan hacker? 'Terkadang, hampir setengah dari serangan ini menargetkan negara-negara anggota NATO, dan lebih dari 40 persen ditujukan terhadap pemerintah atau organisasi sektor swasta yang terlibat dalam pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur penting,' jelas Tom Burt dari Microsoft.
"Karena dia bisa menyembunyikan identitasnya. Dia buat akun Telegram yang dia gunakan untuk menawarkan data hasil curiannya. Dia juga membuat grup Telegram yang dibuka tutup untuk orang-orang yang tertarik dengan data yang ditawarkan," ungkap Pratama saat dihubungi Merdeka.com, Minggu (11/9).
"Tetapi memang akunnya di private, dia sembunyikan semua identitas aslinya. Dan khusus membuat akun itu hanya untuk penjualan data curiannya ini. Dia tidak pernah menggunakan akun Telegramnya untuk ikut group telegram lain atau berkomunikasi dengan orang lain selain yang ada di grupnya tersebut," tambah dia.
Karena identitas yang masih tersembunyi itu, Pratama mengakui belum mengetahui asal peretas itu dari Indonesia atau luar. Namun menariknya, peretas ini seakan tahu betul kondisi di negeri ini.
"Biasanya hacker-hacker asli luar negeri yang mencuri data dari Indonesia, mereka hanya jualan saja. Tidak mengerti apa isinya dan apa dampak politisnya. Lain hal dengan si Bjorka. Dia nampak mengerti sekali, bahkan melakukan profiling terhadap beberapa pejabat di Indonesia," ungkap dia.
Bjorka, dalam akun Twitter-nya mengatakan semua orang hingga saat ini tidak bisa melacak keberadaannya. Bahkan ia menyindir, saking bingungnya pemerintah akan menanyakan Google keberadaannya.
"Apakah kamu tahu bahwa kamu dan semua orang tidak ada yang bisa melakukan ini? karena sudah 21 hari sejak kebocoran pertama saya. dan kalian semua masih bingung harus mulai dari mana," kata dia. (mdk/faz)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jika ditilik dari akun X @bjorkanism, Bjorka berasal dari Polandia di Kota Warsawa.
Baca SelengkapnyaIndonesia kembali dihebohkan kabar kebobolan 204 juta Data Pemilih Tetap (DTP) Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Baca SelengkapnyaBjorka diinfokan berhasil meretas enam juta data NIK, NPWP dan data penting lainnya.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi angkat bicara komentari kabar soal kasus dugaan bocornya data NPWP miliknya dan jutaan warga Indonesia.
Baca SelengkapnyaTelkom kembali buka suara soal dugaan kebocoran data 36 juta pelanggan yang dilakukan Bjorka.
Baca SelengkapnyaSerangan hacker Indonesia ke situs-situs pemerintahan Israel sedang jadi perbincangan.
Baca SelengkapnyaKemenkominfo mengaku segera mengecek informasi tersebut.
Baca SelengkapnyaPeretas Bjorka diduga memperjualbelikan data pribadi WNA atau turis asing yang datang ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaData BPJS Ketenagakerjaan diduga diretas dan diumumkan di forum internet.
Baca SelengkapnyaMenkominfo Buka Suara soal Kebocoran Pemilih KPU: Sekarang Data Mahal Harganya
Baca SelengkapnyaBudi Arie telah mengirimkan surat kepada Kementerian Keuangan (Kemenkeu) terkait kebocoran data 6 juta NPWP itu.
Baca SelengkapnyaJokowi sudah memerintahkan Kominfo maupun BSSN untuk memitigasi secepatnya.
Baca Selengkapnya