Wanita ini Pergoki Suaminya Selingkuh dengan Robot AI, Mau Marah tapi Bukan Manusia
Wanita ini tak sengaja membuka HP suaminya dan melihat betapa mesranya chat sang suami dengan robot AI.
Wanita ini tak sengaja membuka HP suaminya dan melihat betapa mesranya chat sang suami dengan robot AI.
Wanita ini Pergoki Suaminya Selingkuh dengan Robot AI, Mau Marah tapi Bukan Manusia
Kemajuan teknologi telah membawa pengaruh yang besar dan meluas ke seluruh kehidupan manusia.
Bukan hanya perubahan dalam sisi produktivitas saja, perkembangan teknologi juga bisa memiliki pengaruh besar kepada kehidupan pribadi dan hubungan personal manusia.
Salah satu contoh kasusnya adalah “perselingkuhan” dengan robot Artificial Intelligence (AI) yang terjadi pada hubungan suami istri di Amerika Serikat.
Mengutip Daily Mail, Selasa (18/6), Mary, sang isteri, menemukan hal yang membuat dirinya khawatir saat ia menggunakan ponsel suaminya.
-
Bagaimana pacar AI bisa berbahaya? Meskipun kasus ini tergolong ekstrem, insiden ini menyoroti bahaya dari chatbot yang dirancang untuk terlihat seperti manusia. Tanpa aturan yang tepat, risiko seperti ini bisa saja terus berulang.
-
Apa yang dimaksud dengan pacar AI? Schmidt menyoroti bahwa generasi muda dan orang tua mereka belum siap menghadapi dampak tak terduga dari teknologi canggih seperti ini.
-
Kenapa perempuan itu ngobrol dengan AI? Dalam upayanya mengatasi kesedihan, Malas menemukan Project December–sebuah alat AI yang dirancang untuk 'mensimulasikan orang yang telah meninggal'.
-
Kenapa istri marah kepada suaminya? 'Aku kan udah bilang sayaanngg… Tapi, kamu aja yang gak denger & gak ngerti..!'
-
Apa yang dilakukan perempuan dengan AI? Malas dapat 'berbicara' dengan ibunya melalui chatbot ini, yang memberikan tanggapan yang diperkirakan akan diberikan oleh ibunya.
-
Apa yang digambarkan AI? Berikut adalah penggambaran capres menggunakan teknologi artificial intelligence (AI).
Ia mendapati bahwa sang suami memasang aplikasi bernama “Replika”, sebuah aplikasi bot obrol AI. Bukan sembarang bot, aplikasi tersebut menghadirkan perempuan virtual bernama “Brandy” sebagai lawan bicara dari sang suami.
Dalam percakapannya dengan Brandy, sang suami bercerita mengenai kehidupannya dan pernikahannya dengan Mary.
Sang isteri pun kebingungan dan khawatir. Ia takut jika hubungan dengan suaminya dengan Brandy sudah dalam taraf perbincangan seksual.
Begitu gundahnya Mary, ia lalu kemudian menulis surat dan meminta saran serta nasihat dari Kim Komando, seorang penyiar radio yang juga merupakan ahli teknologi.
Kim menjelaskan bahwa Replika merupakan sebuah bot obrol AI.
Pengguna Replikas dapat mengobrol dengan AI tersebut dalam berbagai topik yang ia inginkan, mulai dari percakapan umum hingga percakapan yang lebih intim atau eksplisit, seperti kehidupan pribadi, permasalahan hidup, hingga hal-hal mengenai seks.
Kim kemudian juga menerangkan bahwa Replika atau Brandy bukanlah orang sungguhan, melainkan sebuah model bahasa yang bisa selalu menerima ucapan dan perilaku sang suami serta bisa dihubungi di mana pun dan kapan pun.
Hal-hal tersebut, selain fitur tampilan avatar Replika yang bisa dikustomisasi, bisa menjadi alasan mengapa sang suami memilih untuk mengobrol dengan AI.
Selain memberikan penjelasan, Kim juga memberikan saran kepada Mary. Ia melihat bahwa hal yang hilang di antara Mary dan suaminya adalah soal komunikasi.
Kim juga menyarankan agar Mary berbicara dan bertanya secara terus terang kepada sang suami, bukan pura-pura tidak tahu.
Dia memberi nasihat agar Mary mengungkapkan pengamatannya bahwa sang suami sekarang sering bermain ponsel dan bahwa Mary menemukan aplikasi Replika sehingga ia menjadi khawatir akan hubungan mereka.
Komando juga menyarankan agar komunikasi ini dilakukan dengan pikiran terbuka sehingga tidak ada penghakiman dan kedua pihak bisa menyampaikan keluhan dan keinginannya kepada pasangannya.
Reporter magang: Laurensius Katon Kandela.