Aktivis Muda NU: Cak Imin & Nusron Wahid Sama-sama Istimewa
Cak Imin terkenal dengan paradigma arus balik masyarakat pinggiran. Sementara Nusron sangat cakap membangun gerakan dari pinggiran ke tengah dan atas.
Cak Imin terkenal dengan paradigma arus balik masyarakat pinggiran. Sementara Nusron sangat cakap membangun gerakan dari pinggiran ke tengah dan atas.
Aktivis Muda NU: Cak Imin & Nusron Wahid Sama-sama Istimewa
Ketua DPP Golkar Nusron Wahid menyebut dirinya lebih lengkap menjadi NU ketimbang Ketua Umum PKB yang kini menjadi Cawapres, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.
Nusron menegaskan, dirinya lebih lengkap karena pernah menjadi Ketua Umum PMII, ketua umum GP Ansor dan menjadi pengurus PBNU.
Sementara Cak Imin, kata Nusron, hanya pernah menjadi Ketum PMII, tidak selengkap dirinya
Cak Imin pun santai saat dimintai tanggapannya soal pernyataan Nusron tersebut. Tak panjang komentar, dia menanggapinya hanya dengan pernyataan 'EGP' alias 'emang gue pikirin'.
"Tanggapannya cuma satu EGP. Emang gue pikirin," kata Cak Imin di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu (11/11).
Salah satu aktivis muda NU yang juga mantan Ketua PB PMII, Rahmat Hidayat Pulungan pun ikut angkat bicara atas pernyataan Nusron tersebut. Dia menyebut Nusron Wahid dan Cak Imin sama-sama istimewa
"Di kalangan kaum pergerakan dan aktivis Nahdhiyyin Nusron dan Cak Imin adalah tokoh pergerakan pada masanya, punya nama besar dan jejak rekam yang mentereng," katanya dalam pesan WhatsApp kepada merdeka.com.
merdeka.com
Komisaris Independen PT Bukit Asam Tbk ini menjelaskan, Cak Imin terkenal dengan paradigma arus balik masyarakat pinggiran. Sementara Nusron sangat cakap membangun gerakan dari pinggiran ke tengah dan atas.
"Keduanya sama-sama punya daya tahan, daya juang dan daya tarung yang luar biasa. Dapat kita bilang sebagai representasi politik kaum pergerakan khususnya di kalangan Nahdhiyyin," katanya.
Rahmat Hidayat Pulungan menegaskan, Cak Imin dan Nusron sama-sama memiliki amal jariyah dan kontribusi yang signifikan bagi pengembangan sumber daya manusia kaum aktivis Nahdhiyyin.
"Keduanya sama-sama punya amal jariyah dan kontribusi yang signifikan bagi pengembangan sdm kaum aktivis nahdhiyyin," kata mantan Komisaris Independen PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dan mantan Komisaris PT Kereta Api Indonesia Persero ini.