Awas, Gula Darah Tinggi! Kenali 10 Gejala Awalnya yang Harus Diketahui
Berikut tanda-tanda gula darah tinggi yang perlu diketahui dan awasi.

Gula darah tinggi atau hiperglikemia adalah kondisi di mana kadar glukosa dalam darah meningkat di atas batas normal. Pada orang dewasa, kadar gula darah normal berkisar antara 70-140 mg/dL. Seseorang dikatakan mengalami hiperglikemia jika kadar gula darah puasa lebih dari 125 mg/dL, atau lebih dari 180 mg/dL ketika dicek 2 jam setelah makan.
Kondisi ini terjadi ketika tubuh tidak dapat menggunakan glukosa secara efektif. Baik karena kurangnya produksi insulin oleh pankreas atau karena tubuh tidak merespons insulin dengan baik (resistensi insulin).
Insulin berperan penting dalam mengubah gula darah menjadi energi yang dapat digunakan oleh sel-sel tubuh. Kekurangan atau ketidakefektifan insulin dapat menyebabkan penumpukan glukosa dalam darah.
Gula darah tinggi sering dikaitkan dengan diabetes, namun kondisi ini juga dapat terjadi pada orang yang tidak menderita diabetes. Faktor-faktor seperti stres, infeksi, gangguan metabolisme, atau efek samping obat-obatan tertentu juga dapat memicu peningkatan kadar gula darah.
Gula darah tinggi atau hiperglikemia merupakan kondisi medis yang perlu diwaspadai karena dapat menimbulkan berbagai komplikasi serius jika tidak ditangani dengan tepat. Mengenali tanda-tanda gula darah tinggi sejak dini sangat penting agar dapat segera mengambil langkah pencegahan dan pengelolaan yang tepat.
Apa saja tanda-tanda gula darah tinggi yang perlu diketahui dan awasi? Melansir dari berbagai sumber, Jumat (21/3), simak ulasan informasinya berikut ini.
Penyebab Gula Darah Tinggi
Gula darah tinggi dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Berikut adalah beberapa penyebab utama terjadinya hiperglikemia:
1. Diabetes Melitus
Diabetes tipe 1 dan tipe 2 adalah penyebab paling umum dari gula darah tinggi. Pada diabetes tipe 1, pankreas tidak dapat memproduksi insulin yang cukup, sementara pada diabetes tipe 2, tubuh menjadi resisten terhadap insulin atau tidak dapat menggunakan insulin secara efektif.
2. Pola Makan Tidak Sehat
Konsumsi makanan tinggi gula dan karbohidrat sederhana secara berlebihan dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah. Makanan olahan, minuman manis, dan makanan cepat saji sering menjadi penyebab utama.
3. Kurangnya Aktivitas Fisik
Olahraga dan aktivitas fisik membantu tubuh menggunakan insulin lebih efektif. Gaya hidup sedentari dapat meningkatkan risiko resistensi insulin dan gula darah tinggi.
4. Stres
Stres dapat memicu pelepasan hormon seperti kortisol dan adrenalin yang dapat meningkatkan kadar gula darah. Stres kronis dapat memperburuk kondisi hiperglikemia.
5. Obesitas
Kelebihan berat badan, terutama obesitas, dapat meningkatkan risiko resistensi insulin dan diabetes tipe 2, yang berujung pada gula darah tinggi.
6. Faktor Genetik
Riwayat keluarga dengan diabetes atau gangguan metabolisme dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami gula darah tinggi.
7. Penyakit atau Kondisi Medis Tertentu
Beberapa kondisi medis seperti pankreatitis, sindrom Cushing, atau gangguan tiroid dapat mempengaruhi produksi insulin atau sensitivitas tubuh terhadap insulin.
8. Efek Samping Obat-obatan
Beberapa jenis obat, seperti kortikosteroid, dapat meningkatkan kadar gula darah sebagai efek samping.
9. Kehamilan
Diabetes gestasional dapat terjadi selama kehamilan, menyebabkan peningkatan kadar gula darah pada ibu hamil.
10. Infeksi atau Penyakit Akut
Infeksi atau penyakit serius dapat memicu pelepasan hormon stres yang meningkatkan kadar gula darah.
Gejala Gula Darah Tinggi
Gejala gula darah tinggi dapat berkembang secara perlahan selama beberapa hari hingga minggu. Terkadang, tidak ada gejala yang timbul sampai kadar gula darah sangat tinggi. Berikut adalah beberapa tanda dan gejala umum yang perlu diwaspadai:
1. Poliuria (Sering Buang Air Kecil)
Salah satu gejala paling umum dari gula darah tinggi adalah peningkatan frekuensi buang air kecil, terutama di malam hari. Hal ini terjadi karena ginjal berusaha membuang kelebihan glukosa melalui urin. Akibatnya, produksi urin meningkat dan Anda akan lebih sering merasa ingin ke toilet.
2. Polidipsia (Rasa Haus Berlebihan)
Seiring dengan meningkatnya frekuensi buang air kecil, tubuh akan kehilangan banyak cairan. Hal ini menyebabkan rasa haus yang intens dan sulit diatasi meskipun sudah minum banyak air. Rasa haus yang berlebihan ini merupakan upaya tubuh untuk mengganti cairan yang hilang akibat sering buang air kecil.
3. Polifagia (Nafsu Makan Meningkat)
Meskipun kadar gula darah tinggi, sel-sel tubuh tidak dapat menggunakan glukosa tersebut sebagai sumber energi karena kekurangan insulin. Akibatnya, tubuh merasa kekurangan energi dan memicu rasa lapar yang berlebihan. Anda mungkin merasa lapar terus-menerus meskipun sudah makan dalam jumlah yang cukup.
4. Kelelahan dan Kelemahan
Karena sel-sel tubuh tidak dapat menggunakan glukosa sebagai sumber energi, Anda mungkin merasa lelah dan lemah sepanjang hari. Kelelahan ini dapat terjadi bahkan setelah tidur yang cukup atau melakukan aktivitas ringan.
5. Penglihatan Kabur
Kadar gula darah yang tinggi dapat menyebabkan perubahan pada lensa mata, mengakibatkan penglihatan menjadi kabur atau tidak fokus. Gejala ini biasanya bersifat sementara dan dapat membaik setelah kadar gula darah kembali normal.
6. Penurunan Berat Badan
Meskipun nafsu makan meningkat, penderita gula darah tinggi sering mengalami penurunan berat badan yang tidak direncanakan. Hal ini terjadi karena tubuh mulai membakar lemak dan otot sebagai sumber energi alternatif ketika tidak dapat menggunakan glukosa dengan efektif.
7. Luka Sulit Sembuh
Gula darah tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dan saraf, sehingga aliran darah ke area luka terganggu. Akibatnya, proses penyembuhan luka menjadi lebih lambat, bahkan untuk luka kecil sekalipun.
8. Infeksi Berulang
Kadar gula darah yang tinggi dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuat penderita lebih rentan terhadap infeksi, terutama infeksi kulit, gusi, dan saluran kemih. Infeksi-infeksi ini cenderung lebih sulit sembuh dan sering berulang.
9. Kesemutan atau Mati Rasa
Gula darah tinggi yang berlangsung lama dapat menyebabkan kerusakan saraf, terutama di kaki dan tangan. Hal ini dapat menimbulkan sensasi kesemutan, mati rasa, atau rasa terbakar pada ekstremitas.
10. Mulut Kering dan Kulit Kering
Dehidrasi akibat sering buang air kecil dapat menyebabkan mulut terasa kering. Selain itu, kulit juga dapat menjadi kering dan gatal karena berkurangnya kelembaban tubuh.
Cara Mengatasi Gula Darah Tinggi
Mengatasi gula darah tinggi memerlukan pendekatan komprehensif yang melibatkan perubahan gaya hidup, pengobatan, dan pemantauan rutin. Berikut adalah beberapa cara efektif untuk mengelola dan menurunkan kadar gula darah:
1. Pola Makan Sehat
Mengadopsi pola makan seimbang dan rendah gula adalah langkah penting dalam mengendalikan gula darah. Beberapa tips meliputi:
- Konsumsi makanan dengan indeks glikemik rendah
- Perbanyak asupan serat dari sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian utuh
- Batasi konsumsi karbohidrat sederhana dan gula tambahan
- Pilih protein sehat seperti ikan, daging tanpa lemak, dan kacang-kacangan
- Kontrol porsi makan
2. Aktivitas Fisik Rutin
Olahraga teratur dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan membantu menurunkan kadar gula darah. Rekomendasi umum meliputi:
- Lakukan minimal 150 menit aktivitas aerobik intensitas sedang per minggu
- Tambahkan latihan kekuatan 2-3 kali seminggu
- Pilih aktivitas yang Anda nikmati untuk memastikan konsistensi
3. Manajemen Stres
Stres dapat meningkatkan kadar gula darah, sehingga penting untuk mengelolanya dengan baik. Beberapa teknik meliputi:
- Meditasi atau teknik pernapasan dalam
- Yoga atau tai chi
- Hobi yang menenangkan seperti membaca atau berkebun
- Konseling atau terapi jika diperlukan
4. Pemantauan Gula Darah Rutin
Mengecek kadar gula darah secara teratur membantu Anda memahami bagaimana makanan, aktivitas, dan obat-obatan mempengaruhi kadar gula darah Anda. Gunakan glukometer sesuai anjuran dokter.
5. Pengobatan
Untuk beberapa orang, perubahan gaya hidup mungkin tidak cukup untuk mengendalikan gula darah. Dalam kasus ini, dokter mungkin meresepkan obat-obatan seperti:
- Metformin untuk meningkatkan sensitivitas insulin
- Sulfonylurea untuk merangsang produksi insulin
- Inhibitor DPP-4 untuk mengurangi kadar gula darah
- Insulin untuk kasus yang lebih serius
6. Hidrasi yang Cukup
Minum air putih yang cukup dapat membantu ginjal membuang kelebihan glukosa melalui urin. Hindari minuman manis dan beralkohol yang dapat meningkatkan kadar gula darah.
7. Tidur yang Berkualitas
Kurang tidur dapat mempengaruhi sensitivitas insulin dan meningkatkan risiko gula darah tinggi. Usahakan untuk tidur 7-9 jam setiap malam.
8. Suplemen dan Herbal
Beberapa suplemen dan herbal mungkin membantu mengendalikan gula darah, namun selalu konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakannya. Contohnya termasuk:
- Kayu manis
- Biji methi
- Chromium
- Magnesium
9. Pengelolaan Berat Badan
Menurunkan berat badan jika Anda kelebihan berat badan dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan membantu mengendalikan gula darah.
10. Edukasi dan Dukungan
Bergabung dengan kelompok dukungan atau mengikuti program edukasi diabetes dapat memberikan informasi dan motivasi yang berharga dalam mengelola gula darah tinggi.