Begini Penampakan Makam Imam Bukhari di Uzbekistan, Ada Politikus Indonesia lagi Berdoa
Politikus Indonesia berkunjung dan berdoa di makam Imam Bukhari di Uzbekistan.
Politikus Indonesia berkunjung dan berdoa di makam Imam Bukhari di Uzbekistan.
Begini Penampakan Makam Imam Bukhari di Uzbekistan, Ada Politikus Indonesia lagi Berdoa
Bagi umat Islam, sosok Imam Bukhari tentu sudah tidak asing lagi. Pemilik nama lengkap Muhammad bin Ismail al Bukhari ini dulunya dikenal sebagai Amirul Mukminin fil Hadits atau pemimpin orang-orang beriman dalam hal ilmu hadis. Baru-baru ini, seorang politikus Indonesia mengunggah momen saat dirinya berkunjung ke makam Imam Bukhari di Uzbekistan. Tak hanya berkunjung, Ia juga terlihat sedang berdoa. Lantas bagaimana penampakan makam Imam Bukhari di Uzbekistan yang didatangi politikus Indonesia? Melansir dari akun Instagram fadlizon, Rabu (12/7), simak ulasan informasinya berikut ini.Politikus Indonesia Fadli Zon mengunggah momen dirinya saat sedang berkunjung ke makam Imam Bukhari di Uzbekistan. Terlihat dalam unggahan fotonya, Fadli tengah berdoa di depan makam.
"Alhamdulillah berkesempatan ziarah ke Makam Imam Bukhari, ahli hadist utama abad ke-9 M yg lahir di Bukhara n wafat di Samarkand, Uzbekistan. Komplek pemakaman ini sedang direnovasi total, akan jauh lebih besar dan lebih megah," tulisnya.
Fadli juga membagikan penampakan sekitar makam Imam Bukhari. Dijelaskan, komplek pemakaman dilengkapi dengan Masjid besar yang mampu menampung sekitar 10 ribu jamaah.
Selain itu, di komplek pemakaman ini juga terdapat museum, perpustakaan dan Institut atau Universitas. "Uzbekistan sedang membangun kembali renaisans ke-3," ujarnya.
Makam Imam Bukhari berada di Uzbekistan. Kisah penemuan makam Imam Bukhari tidak ditulis secara resmi di buku sejarah.
Akan tetapi, kisah penemuan makam Imam Bukhari ini dijelaskan dalam buku Discovering Uzbekistan karya Rahma Ahad, yang menjelaskan bahwa penemuan makam ini ada kaitannya dengan Indonesia. Atau lebih tepatnya dengan Ir. Soekarno.
Pada masa pemerintahan Uni Soviet yang dipimpin oleh Nikita Khrushchev, mengundang Presiden Soekarno berkunjung ke negaranya. Namun, Bung Karno kala itu tidak semerta-merta langsung setuju. Sebab pada masa itu, Uni Soviet dan Amerika Serikat tengah berebut pengaruh atas Soekarno. Karenanya, Soekarno sebagai penganut garis politik non blok ini sangat berhati-hati dalam mengambil langkah. Agar langkah yang diambil nantinya tidak disebut sebagai garis kiri.
Soekarno lantas membuat sebuah strategi dengan mengajukan sebuah syarat.
Ia meminta Khruschev untuk menemukan kembali makam Imam Bukhari. Di mana makam tersebut ada di sekitar Samarand, Uzbekistan yang pada masa itu masih berada di bawah Uni Soviet.
Meski awalnya Uni Soviet menolak, namun Soekarno tetap bersikeras dengan persyaratan yang diajukannya. Apabila tidak bisa menemukannya, Ia tidak akan datang berkunjung ke Uni Soviet.
Atas desakan Soekarno dan ulama Bukhara, akhirnya Khruschev mencari makam Imam Bukhari. Ia juga kemudian membangun sebuah makam yang megah untuknya. Sehingga secara tidak langsung, Soekarno merupakan salah satu penemu makam Imam Bukhari. Pada tahun 1956, disebutkan dalam beberapa sumber, Soekarno pernah mengunjungi makam Imam Bukhari.