Berhasil Cegat Rudal Israel di Langit Teheran, Intip Seberapa Kuat Pertahanan Udara Iran
Konflik Israel dengan Iran kembali memanas usai pasukan zionis menyerang Iran dengan jet tempur dan rudal pada Sabtu (26/10) dini hari waktu setempat.
Beredar video di platform X milik akun @IRIran_Military, terekam detik-detik saat rudal Israel berhasil dilumpuhkan pertahanan udara Iran.
Unit pertahanan udara negeri Mullah itu berhasil mencegat sejumlah rudal Israel yang menyasar instalasi militer Iran di Teheran barat dan barat daya.
Tak cuma itu, di akun X tersebut, militer Iran juga mengunggah sejumlah video yang menunjukkan sistem pertahanan udara mereka berhasil menghancurkan rudal Israel di atas langit Teheran.
Antisipasi pertahanan udara Iran pun cukup banyak mendapat sorotan mengingat Israel cukup kuat dalam serangan udara.
Apalagi mereka cukup masif saat menyerang Gaza dan Lebanon pada serangan beberapa waktu lalu.
Pertahanan udara Iran pun mendapat pujian usai berhasil menghalau serangan udara Israel. Berikut ini adalah gambaran sistem pertahanan udara Iran.
Peta Pertahanan Udara Iran
Mengutip Institut Internasional untuk Studi Strategis di London (IISS) dari Times of Israel, Minggu (27/10) Angkatan Udara Iran memiliki 37.000 personel, namun sanksi internasional selama beberapa dekade telah membuat Iran tidak bisa mendapatkan peralatan militer berteknologi tinggi terbaru.
Sejauh ini Angkatan Udara Iran hanya memiliki beberapa lusin pesawat serang yang berfungsi, termasuk jet Rusia dan model-model tua Amerika yang diperoleh sebelum Revolusi Islam di negara itu pada tahun 1979.
Iran juga hanya memiliki satu skuadron yang terdiri dari sembilan jet tempur F-4 dan F-5, satu skuadron jet Sukhoi-24 buatan Rusia, dan beberapa pesawat MiG-29, F7 dan F14, kata IISS.
Selain itu mereka juga diperkuat alutsista pesawat tanpa pilot yang dirancang untuk terbang menuju sasaran dan meledak. Para analis memperkirakan persenjataan drone mereka hanya berjumlah ribuan.
Meski demikian, Iran dikabarkan memiliki lebih dari 3.500 rudal permukaan-ke-permukaan, beberapa di antaranya membawa hulu ledak setengah ton. Akan tetapi rudal yang mampu mencapai Israel mungkin jumlahnya tak banyak.
Komandan Angkatan Udara Iran pada April lalu mengatakan bahwa Sukhoi-24 Iran telah pada posisi “kesiapsiagaan terbaik” untuk melawan potensi serangan Israel.
Namun ketergantungan Iran pada Sukhoi-24, yang pertama kali dikembangkan pada tahun 1960an, justru bisa menjadi titik lemah angkatan udaranya.
Untuk pertahanan utama, Iran mengandalkan campuran rudal permukaan-ke-udara dan sistem pertahanan udara yang diproduksi dalam negeri dan Rusia.
Iran mendapat kiriman sistem anti-pesawat S-300 dari Rusia pada tahun 2016. Selain itu, kiriman rudal permukaan-ke-udara jarak jauh yang mampu menyerang banyak sasaran secara bersamaan, termasuk pesawat terbang dan rudal balistik.
Iran juga memiliki platform rudal permukaan-ke-udara Bavar-373 yang diproduksi di dalam negeri, serta sistem pertahanan Sayyad dan Raad.
Sebuah kanal berita semi-resmi Iran ISNA menerbitkan grafik pada bulan April yang menunjukkan sembilan rudal Iran yang dikatakan dapat mencapai Israel.
Di antaranya adalah 'Sejil' yang mampu terbang dengan kecepatan lebih dari 17.000 kilometer (10.500 mil) per jam dan dengan jangkauan 2.500 kilometer (1.550 mil); 'Kheibar' dengan jangkauan 2.000 kilometer (1.240 mil); dan 'Haj Qasem', yang memiliki jangkauan 1.400 kilometer (870 mil), menurut ISNA.
Sebuah laporan dari Behnam Ben Taleblu, Senior Fellow di Foundation for Defense of Democracies yang berbasis di AS pada 2023, Iran terus mengembangkan depot rudal bawah tanah lengkap dengan sistem transportasi dan penembakan, serta pusat produksi dan penyimpanan rudal bawah tanah.
Namun serangan rudal balistik pertama dari bawah tanah telah dilakukan sejak Juni 2020.
“Merekayasa balik rudal selama bertahun-tahun dan memproduksi berbagai kelas rudal juga telah mengajarkan Iran tentang meregangkan badan pesawat, dan membangunnya dengan bahan komposit yang lebih ringan untuk meningkatkan jangkauan rudal,” kata laporan itu.
Israel Rutin Serang Iran
Militer Israel sendiri mengakui telah menyerang Iran. IDF mengakui telah menyerang target-target militer Iran sebagai balasan atas serangan negeri syiah itu terhadap Israel pada 1 Oktober 2024 lalu.
Meski begitu, serangan Israel tersebut hanya sebatas pada target militer, bukan fasilitas nuklir atau minyak Iran. Demikian menurut CBS News yang mengutip seorang sumber.
"Saat ini pasukan pertahanan Israel tengah melancarkan serangan tepat sasaran terhadap target militer di Iran," katanya dilansir NPR.
Dalam pernyataannya pada Sabtu (26/10), militer Israel mengonfirmasi bahwa mereka telah melakukan "serangan tepat sasaran terhadap sasaran militer di Iran," meskipun tidak memberikan rincian lebih lanjut.
"Rezim di Iran dan proksinya di kawasan itu telah tanpa henti menyerang Israel sejak 7 Oktober ... termasuk serangan langsung dari tanah Iran," ungkap juru bicara militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari, dalam sebuah pernyataan video yang direkam sebelumnya pada hari yang sama, seperti yang dilaporkan oleh Associated Press (AP).
Ia menambahkan, "Seperti setiap negara berdaulat lainnya di dunia, Negara Israel memiliki hak dan kewajiban untuk menanggapi."
Pada awalnya, fasilitas nuklir dan instalasi minyak dianggap sebagai target yang mungkin untuk respons Israel terhadap serangan Iran pada 1 Oktober, tetapi pada pertengahan Oktober, pemerintahan Biden merasa telah mendapatkan jaminan dari Israel bahwa mereka tidak akan menyerang target-target tersebut.
Media Iran telah mengonfirmasi adanya ledakan yang terdengar di Teheran, menjelaskan bahwa beberapa suara berasal dari sistem pertahanan udara di sekitar kota.
Israel dan Iran Saling Tebar Ancaman
Kedua negara telah terlibat dalam konflik yang tidak terlihat selama bertahun-tahun, di mana Israel diduga melakukan kampanye pembunuhan terhadap ilmuwan nuklir Iran dan sabotase terhadap instalasi nuklir negara tersebut.
Namun, setelah serangan Hamas pada 7 Oktober, pertikaian antara kedua pihak semakin terbuka. Israel kini berfokus pada Hizbullah, yang telah meluncurkan roket ke wilayah Israel sejak konflik di Gaza dimulai. Selama tahun ini, beberapa tokoh militer Iran juga menjadi korban serangan Israel di Suriah dan Lebanon.
Iran meluncurkan serangan rudal dan pesawat nirawak ke Israel pada bulan April lalu, setelah dua jenderal Iran tewas dalam serangan udara Israel di Suriah.
Meskipun serangan tersebut menyebabkan kerusakan yang relatif kecil, Israel, yang berada di bawah tekanan dari negara-negara Barat untuk tidak terlalu agresif, hanya merespons dengan serangan terbatas.
Namun, setelah serangan rudal Iran di awal Oktober, Israel berjanji akan memberikan tanggapan yang lebih keras.