Cerita Peltu Santuni Tugas di Timor Timur Saking Susahnya, Merokok Join Bareng Mayjen TNI Kunto 'Tinggal 2 Batang di Rokok 11 orang'
Ada cerita menarik yang terungkap saat jatah rokok para prajurit TNI hanya tersisa dua batang saat pertempuran Timor Timur 1994 silam.
Ada cerita menarik yang terungkap saat jatah rokok para prajurit TNI hanya tersisa dua batang saat pertempuran Timor Timur 1994 silam.
Cerita Peltu Santuni Tugas di Timor Timur Saking Susahnya, Merokok Join Bareng Mayjen TNI Kunto 'Tinggal 2 Batang di Rokok 11 orang'
Peltu (Purn) Satuni membeberkan cerita pengalaman tugas di Timor Timur pada tahun 1994 silam.
Keluh kesah hingga susah bersama dialami oleh para prajurit.
Namun nyatanya inilah yang membuat pasukan mereka semakin solid.
Terlebih pertempuran saat itu dipimpin oleh Wakil Komandan Kodiklat AD Mayjen Kunto Arief Wibowo yang sangat berjasa.
Ada cerita menarik yang terungkap saat jatah rokok hanya tersisa dua batang kala itu. Berikut cerita selengkapnya, Senin (5/2).
Rokok Hanya Tinggal Sisa 2 Batang
Saat menjalani penugasan di medan perang di Timor Timur 1994, Satuni mengaku bahwa para prajurit sempat kehabisan jatah rokok. Saat itu hanya ada 2 batang rokok yang tersisa.
“Rokok pun juga begitu, Pak Kunto ini menyatu. Pernah kehabisan rokok. Rokoknya saat itu tinggal dua batang,”
papar Satuni seperti dilansir dalam tayangan unggahan saluran Youtube Halo Biru.
Solidaritas para prajurit ini kemudian diuji dengan adanya momen kehabisan rokok tersebut.
Meski hanya tinggal 2 batang rokok yang tersisa, mereka tetap menghabiskannya bersama-sama.
Dengan jiwa berbagi, 2 batang rokok ini di rokok oleh 11 orang prajurit kala itu.
“Semua ngicipi rokok itu, karena kehabisan dan helikopter enggak bisa turun. Beras pun juga pernah kehabisan,” ujar Satuni menceritakan.
Sebut Kunto Arief Disiplin dalam Pimpin Tempur
Kunto Arief dikenal sebagai pemimpin tempur yang sangat disiplin. Hal ini membuat Satuni menaruh rasa kagum.
“Di medan pertempuran, itu sangat-sangat disiplin beliau. Untuk mencari dan menemukan musuh kita hancurkan, itu perintah beliau,”
ungkap Satuni.
Tak hanya mampu menerapkan rasa disiplin saja, Kunto Arief juga merupakan sosok pemimpin yang bisa menyejahterakan anggotanya di medan perang.
Hal ini terbukti dari penolakan sisa dana Uang Lauk Pauk (ULP) yang dikembalikan oleh Satuni.
Menurut Kunto seluruh uang sisa dana ULP lebih baik dibagikan secara merata kepada seluruh prajurit agar sama-sama bisa makan.
Youtube/halo biru
“Kalau habis logistik itu pasti disampaikan oleh bendahara tentang rincian untuk belanja. Tapi untuk pak Kunto ‘Ndan ini tak kasihkan sisanya uang makan kemarin’. ‘Tidak usah pak Santuni, kasihkan saja untuk anggota untuk makan bersama-sama dibagikan’. Mangkannya anggota itu tidak pernah ada yang mengeluh selama di bawah kepemimpinan pak Kunto, tidak pernah!,”
cerita Satuni.
Youtube/halo biru
Video
Berikut adalah video selengkapnya yang bisa disaksikan.