Ditangkap Dirjen KKP, ABK Malah Senang dan Berterima Kasih, Ini Alasannya
Seorang ABK kapal asal Indonesia mengaku bahagia ketika kapal tempatnya bekerja ditangkap oleh KKP.
Seorang ABK kapal asal Indonesia mengaku bahagia ketika kapal tempatnya bekerja ditangkap oleh KKP.
Ditangkap Dirjen KKP, ABK Malah Senang dan Berterima Kasih, Ini Alasannya
Seorang ABK asal Indonesia berbahagia ketika kapal tempat ia bekerja ditangkap oleh Dirjen KKP.
Kapal itu bernama Run Zeng 03 yang melanggar peraturan dengan masuk ke perairan Indonesia.
ABK kapal Run Zeng 03 yang berasal dari Indonesia itu bernama Muslih.
Saat kapalnya ditangkap oleh Dirjen KKP, ia berkesempatan untuk diwawancara dan mengatakan jika mengalami perlakuan yang tidak adil selama bekerja.
Maka dari itu, saat mengetahui kapal Run Zeng 03 akan ditangkap oleh aparat negara dari Indonesia, Muslih merasa sangat bahagia.
Bagaimana ceritanya? Simak ulasannya sebagai berikut.
ABK Asal Indonesia Bahagia saat Ditangkap
Sebuah video yang diunggah oleh akun Tiktok @ditjenpsdkp memperlihatkan seorang petugas yang sedang mewawancara seorang WNI yang bekerja di sebuah kapal dari luar negeri. WNI itu bernama Muslih. Diketahui, momen itu terjadi usai penangkapan kapal Run Zeng 03 yang juga merupakan tempat Muslih bekerja. Namun, bukannya sedih kapal tempatnya mencari nafkah ditangkap, ia justru sangat berbahagia.
Bahkan, Muslih mengaku jika suara tembakan yang dilontarkan dari KKP terdengar sangat merdu. Pasalnya, jika kapal tempat ia bekerja ditangkap oleh KKP, maka itu adalah kesempatan terbaiknya untuk bisa kembali pulang.
“Ini mungkin kali pertama ya, kali pertama orang ditangkap aparatur negara senangnya minta ampun ya kami. Dengar suara senjata itu kami kok merdu banget, gitu. Ini kesempatan kami bisa pulang,” kata Muslih.
Tidak Digaji dan Diperlakukan Tidak Adil
Muslih mengaku bahwa ia adalah ABK kapal yang mendapatkan perlakuan tidak adil. Pasalnya, selama ia bekerja dua bulan di kapal, ia belum mendapatkan gai sama sekali dari pekerjaan yang sudah ia kerjakan. Selain itu, Muslih mengaku sakit hati dengan perlakuan yang telah ia terima selama di kapal. Muslih bekerja sebagai koki, namun, ia tidak diberi kesempatan untuk makan makanan yang enak.
Ikan yang diberikan pun sangat kecil dan nasi yang dimakan selalu nasi yang berbeda dan ia harus makan nasi sisa dari para ABK lainnya. Maka dari itu, Muslih sangat ingin pulang sejak lama.
“Saya koki, ikan harus dikasih yang segini (kecil). Tidak dianggap sama sekali. Kami korban PHP. Boleh dong, sakit hati kalau PHP. Untuk nasi, nasi kami beda,” jelas Muslih.
Dari perlakuan yang tidak menyenangkan itu, Muslih mengaku bahwa ia bersyukur dan berterimakasih karena kapal yang sudah menyengsarakannya di tengah laut akhirnya bisa ditangkap oleh KKP di Indonesia.