Dulu Tukang Parkir & Aktivis Jalanan, Natalius Pigai Jadi Menteri Pertama Digebukin Publik Gara-Gara Rp20 Triliun
Kisah hidup Natalius Pigai penuh inspirasi sekaligus kontroversi.
Prabowo Subianto mengangkat Natalius Pigai sebagai Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) di Kabinet Merah Putih 2024-2029.
Terpilihnya Natalius Pigai pun menimbulkan pro dan kontra di masyarakat terlebih sosoknya memang tak pernah jauh dari kontroversi.
Tak heran jika dalam curhatnya di hadapan DPR RI beberapa waktu lalu, ia mengaku menjadi menteri pertama yang 'digebukin' publik.
Meski begitu, putra asli Papua itu sebenarnya memiliki rekam jejak yang cukup panjang dalam hal advokasi HAM terutama bagi masyarakat Papua.
Alasan itu yang membawanya dipilih oleh Presiden Prabowo Subianto untuk memegang jabatan Menteri HAM di kabinetnya.
Namun siapa sangka jika sosoknya ternyata lahir dari keluarga sederhana hingga pernah menjadi tukang parkir semasa muda.
Lantas siapa sebenarnya Natalius Pigai yang mengaku jadi sosok menteri pertama yang 'digebukin' publik? Simak ulasan berikut ini.
Hidup dari Keluarga Miskin
Sebuah unggahan di Instagram di akun pribadi Pigai mengungkap kisah inspiratif tentang masa kecilnya yang penuh tantangan. Lahir dari keluarga yang hidup serba kekurangan, Pigai pernah menjalani kehidupan sederhana di pedalaman Papua dan menggunakan koteka hingga kelas 3 SD.
Ia meninggalkan kampung halamannya pada tahun 1994 dan melanjutkan kehidupan di Yogyakarta dengan tekad mengubah nasib keluarga.
“Keluarga saya hidup miskin di belantara Papua. Tahun 1994 saya ke Jawa, ibu memberi uang Rp300 ribu. Tinggal di Yogyakarta dengan tukang becak,” tulis Pigai dalam sebuah unggahan Instagram @natalius_pigai.
Pernah Jadi Tukang Parkir
Pigai mengaku pernah menjadi juru parkir semasa muda. Berkat kerja kerasnya, ia berhasil naik menjadi tenaga honorer, CPNS, hingga PNS.
“Pegawai negeri rendahan yang mencapai puncak karier tertinggi. Jangan pernah menyerah wahai ASN,” ungkapnya.
Karier profesional Pigai dimulai sebagai staf khusus di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada periode 1999 hingga 2004. Selama periode ini, Pigai juga dikenal sebagai moderator dialog interaktif di TVRI, di mana ia membahas berbagai isu politik dan pemerintahan dengan berbagai tokoh.
Aktivis HAM Papua
Sukses sebagai ASN tak membuat Natalius Pigai lupa diri. Di luar pemerintah, Pigai terlibat aktif dalam Yayasan Sejati yang memperjuangkan hak-hak kelompok terpinggir seperti masyarakat Papua, Dayak, Sasak, dan Aceh.
Selain itu, Ia adalah sosok yang vokal dalam memperjuangkan isu HAM, terutama yang berkaitan dengan hak-hak masyarakat Papua.
Sarjana Ilmu Pemerintahan STPMD Yogyakarta itu juga cukup aktif dalam pelatihan non-formal yang memperdalam keahliannya, termasuk statistika di Universitas Indonesia, pelatihan di LIPI, serta pelatihan kepemimpinan di Lembaga Administrasi Negara.
Menteri Pertama 'Digebukin' Publik
Belum lama menjabat sebagai Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) di Kabinet Merah Putih, Natalius Pigai langsung mendapat sorotan publik.
Pigai sempat mencetuskan rencana anggaran Rp20 triliun untuk Kemenham selama masa kepemimpinannya.
Komisi XIII DPR saat menggelar rapat dengan sejumlah kementerian mitra kerja di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (29/10) ikut menyoroti permintaan anggaran tersebut.
Kenaikan ini, menurut Pigai, sangat penting untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemenuhan kebutuhan dasar seperti sandang, pangan, dan papan.
“Saya punya vision, saya punya mission, bukan karena saya merusak,” ujarnya di rapat tersebut.
Pigai dalam paparannya mengaku sebagai orang pertama yang dipanggil Presiden Prabowo Subianto ke Kertanegara untuk ditunjuk sebagai menteri.
Bukan hanya itu, Pigai juga mengklaim dirinya sebagai orang pertama yang 'digebukin' publik gara-gara pernyataan kontroversinya.