Jenderal TNI (Purn.) Andika Perkasa Blak-blakan Saat Pilpres Tahun 2014 dan 2019 'Ada Tekanan Langsung ke Saya'
Secara blak-blakan, mantan panglima TNI ini mengaku pernah mendapat ‘tekanan’ langsung saat pilpres 2014 dan 2019.
Secara blak-blakan, mantan panglima TNI ini mengaku pernah mendapat ‘tekanan’ langsung saat pilpres 2014 dan 2019.
Jenderal TNI (Purn.) Andika Perkasa Blak-blakan Saat Pilpres Tahun 2014 dan 2019 'Ada Tekanan Langsung ke Saya'
Jenderal TNI (Purn) Andika Perkasa menilai bahwa kecurangan menjadi salah satu potensi paling besar yang bisa terjadi di pilpres 2024 mendatang.
Pengakuan mengejutkan belum lama ini datang darinya.
Secara blak-blakan, mantan panglima TNI ini mengaku pernah mendapat ‘tekanan’ langsung saat pilpres 2014 dan 2019.
Ia pun memberi pesan kepada seluruh junior yang saat ini masih bertugas di satuan matra TNI tetap menjaga pentingnya netralitas dalam Pemilu.
Berikut ulasan selengkapnya, Rabu (29/11).
Mendapat Tekanan saat Pilpres 2014 dan 2019
Andika Perkasa mengatakan pernah mendapat sebuah ‘tekanan’ pada Pilpres 2019 lalu. Tekanan di sini yang dimaksud adalah usaha dari pihak tertentu agar para aparat memihak kepada salah satu tokoh yang mencalonkan diri melenggang di Pilpres.
Tekanan ini didapatkan oleh Andika saat dirinya masih menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) TNI.
“Apakah saat pak Andika bertugas itu pernah memang ada usaha-usaha baik langsung atau tak langsung untuk mengarahkan aparat agar berpihak kepada calon-calon tertentu?,” tanya Abraham Samad dalam video laman Youtube Abraham Samad SPEAK UP.
“Bahasa saya tekanan mas. Saya menggunakan bahasa tekanan, tekanan ada dan itu langsung kepada saya,” kata Andika.
Lebih lanjut ia akhirnya meminta agar seluruh juniornya yang masih aktif berdinas sebagai abdi negara tetap menjaga netralitasnya menjelang Pilpres 2024.
“Jadi saya pengen adik-adik yang saat ini masih bertugas aktif di satuan TNI, baik Polri dan juga ASN karena tiga institusi ini kan atau 3 entitas ini kan sudah punya rambu yang jelas itu agar supaya mewaspadai. Saya sudah pernah mengalami,” tutur dia.
Youtube/Abraham Samad SPEAK UP
Andika mengaku bahwa dirinya pernah melihat adanya pelanggaran peraturan perundangan Pemilu pada tahun 2014.
“Saya waktu itu masih bintang 1, saya juga melihat ada ya tadi tindakan yang melanggar peraturan perundangan Pemilu tapi kan saya bukan pemimpin waktu itu. Tapi pas 2019 itu malah datang langsung, karena saya sudah jadi pemimpin walaupun hanya Angkatan Darat saja,” timpal Andika.
Youtube/Abraham Samad SPEAK UP
Kecurangan Jadi Potensi Besar di Pilpres 2024
Andika melihat bahwa kecurangan akan menjadi potensi paling besar yang juga terjadi di Pilpres 2024 mendatang. Bagi dia, ada pihak yang percaya bahwa Pilpres kali ini menjadi kesempatan terakhir, sehingga situasi ini memiliki potrensi risiko tinggi.
“Karena misalnya bagi calon yang akan bersaing ya, kan ada mungkin kalau kami kan di TPN Ganjar-Mahfud. Sebetulnya masa depannya masih panjang, ya jadi dia pasti berusaha untuk memenangkan dengan sepenuh hati,” ucap dia.
“Tapi kan ada juga orang yang beranggapan kalau misalkan saya sekarang enggak berhasil ya saya tidak akan pernah. Nah ini yang bahaya. Paling bahaya adalah kecurangan,” timpal Andika.
Peringatkan Soal Kecurangan
Andika mencoba untuk mengingatkan jika potensi kecurangan memang ada. Namun ia menekankan bahwa peringatan itu bukan menjadi suatu hal yang berlebihan.
“Bahkan saya sendiri merasakan langsung di dua Pemilu yang lalu dan itu tidak gampang untuk saya mengambil keputusan. Apakah akan tunduk atau tidak,” kata dia.
Video
Berikut adalah video selengkapnya.