Joroknya Orang Eropa Zaman Dulu, Raja-Ratu Bau Busuk karena Seumur Hidup Cuma Mandi 2 Kali & Rambutnya Penuh Kutu
Fakta mengejutkan bangsa Eropa zaman dulu terkenal jorok dan jarang mandi.

Bagi masyarakat modern saat ini, mandi menjadi salah satu aktivitas rutin yang wajib dilakukan untuk membersihkan tubuh dari kotoran maupun kuman. Namun, orang-orang Eropa zaman dulu ternyata malas untuk mandi dan menganggapnya sebagai kegiatan yang membahayakan kesehatan.
Bahkan banyak bangsawan Eropa dulunya hanya mandi beberapa kali selama hidupnya. Pada abad pertengahan, mandi adalah sesuatu hal yang cukup tabu. Salah satu alasannya ialah berkaitan dengan kesopanan.
Umat kristiani kala itu dilarang mandi dalam kondisi telanjang. Mereka diharamkan pula untuk datang ke pemandian umum yang dianggap menjurus pada tindakan imoral, seks bebas, dan penyebaran penyakit.
Namun, alasan utama yang membuat masyarakat Eropa saat itu jarang mandi ialah faktor kesehatan. Mereka mempercayai jika air yang masuk ke dalam pori-pori tubuh saat mandi bisa membawa penyakit.
Masyarakat Eropa Zaman Dulu Jarang Mandi

Sebuah situs bernama Today I Found Out mengungkap jika masyarakat Eropa kelas bawah pada saat itu sengaja menghindari mandi. Mereka membatasi ritual bersih-bersih tubuh dengan mencuci tangan, sebagian wajah, dan berkumur.
Bahkan mereka menganggap jika membasuh seluruh wajah adalah hal yang berbahaya, sebab konon dapat menyebabkan katarak dan membuat rabun. Berbeda dengan masyarakat kelas atas di Eropa saat itu. Mereka tidak sepenuhnya berhenti mandi, namun tetap dilakukan sesekali.
Para bangsawan dan masyarakat kelas atas berendam membersihkan seluruh tubuh hanya beberapa kali dalam satu tahun. Tujuannya, untuk menyeimbangkan antara upaya menghindari risiko penyakit dan menghilangkan bau tubuh tak sedap.
Bangsawan Eropa Hanya Mandi Beberapa Kali Selama Hidup
Dikutip dari buku "The Dirt on Clean: An Unsanitized History" oleh Katherine Ashenburg, menyebut jika Mary Antoinette, ratu Prancis terakhir ternyata juga jarang mandi. Padahal, sosoknya identik dengan penampilannya yang terlihat selalu cantik, anggun, dan mewah.
Istri Raja Louis XVI itu bahkan dilaporkan jarang mengganti bajunya. Untuk mengatasi bau badan, sang ratu biasanya menyemprotkan parfum beraroma aneka bunga dalam jumlah sangat banyak ke tubuhnya.
Seorang duta besar Rusia bahkan menyebut Louis XIV, Raja Prancis yang berkuasa dari 1643 hingga kematiannya, berbau seperti 'hewan liar'.
Sang raja sendiri menganggap mandi sebagai kegiatan yang mengerikan. Raja Louis XVI pun disebut hanya mandi dua kali seumur hidupnya. Tak berbeda jauh dengan Ratu Spanyol Isabel I. Ia mengaku mandi hanya 2 kali seumur hidupnya, saat ia lahir, dan saat ia sudah menikah.
Rambut Bangsawan Eropa Penuh Kutu

Mencuci rambut merupakan kegiatan yang lebih jarang lagi dilakukan dibanding mandi. Keramas bahkan bukan kegiatan yang umum dilakukan sampai abad ke-19.
Kerapian rambut dijaga dengan penggunaan bedak rambut berlebih dan parfum. Sehingga rambut-rambut masyarakat Eropa zaman dulu biasanya penuh dengan kutu.
Untuk menghindari bau, banyak kaum bangsawan abad pertengahan menggosok kain yang diberi wewangian ke tubuh mereka dan menggunakan parfum secara berlebih.
Kaum pria mengenakan tas kecil dengan tumbuhan herbal wangi di antara rompi dalaman dan kemeja mereka, sementara wanita menggunakan bedak wangi. Kebiasaan jorok ini berlangsung sampai sekitar abad ke-19.
Banyak Orang Buang Kotoran Sembarangan
Tak hanya aktivitas mandi yang dihindari, orang-orang Eropa zaman dulu juga punya kebiasaan jorok suka membuat kotoran sembarangan. Sejarawan bahkan berpedoman bahwa tersebarnya epidemi di lingkungan kerajaan merupakan sebab lain dari kurang higienisnya pola hidup para bangsawan.
Sejarawan mengungkap bahwa di istana Versailes, milik Raja Louis XIV yang megah nan elok itu, memiliki bau yang tak sedap.
"Bau ratusan pakaian yang belum pernah dicuci, semuanya berada dalam satu ruangan tanpa ventilasi," imbuhnya dikutip dari nationalgeographic.
Tidak hanya di Versailes, banyak istana-istana megah di Eropa yang di beberapa titiknya memiliki bau yang tak menyenangkan dan malah menjadi biang dari persebaran wabah yang mematikan di Eropa.
Orang-orang yang tinggal di istana bahkan biasa membuang kotoran mereka di tangga atau lorong-lorong istana. Sebagaimana laporan yang diterima pada tahun 1675 di Istana Louvre, Prancis, hampir di setiap sudut orang akan melihat ada banyak kotoran manusia, sehingga tercium bau busuk yang menyengat.
Keadaan mulai berubah saat Raja Henry VII mulai berkuasa. Dia bisa dibilang sosok raja yang jauh lebih higienis dan paling cerewet dalam hal kebersihan. Sejak itulah, istana-istana Eropa mulai menerapkan higienitas.