Kisah Syaikh Abu al-Abbas al-Mursi yang Berinteraksi dengan Lautan, Keajaiban Seorang Wali
Syekh Abu al-Abbas al-Mursi ialah merupakan salah seorang murid ulama sufi ternama yakni Syekh Abu Hasan As-Syadzili.
Syaikh Abu al-Abbas al-Mursi adalah salah satu murid dari ulama tasawuf terkenal, yaitu Syaikh Abu Hasan as-Syadzili. Ia dikenal sebagai murid kesayangan Syaikh Abu Hasan as-Syadzili, yang terlihat dari kedekatannya dengan sang guru.
Ketika membahas sosok murid dari ulama sufi besar ini, sangat menarik untuk menyoroti karomah yang dimilikinya. Salah satu karomah yang dimiliki oleh Syaikh Abu al-Abbas al-Mursi adalah kemampuannya untuk berkomunikasi dengan lautan, bahkan ia dapat membuat lautan tunduk kepadanya. Berikut adalah kisah selengkapnya.
-
Apa tanda kebesaran Allah di laut? Di mana hanya Allah yang bisa membuat kapal mengapung di atas air kemudian berjalan dengan bantuan angin. Seperti disebutkan dalam QS. Asy Syura ayat 32, 'Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah kapal-kapal di tengah (yang berlayar) di laut seperti gunung-gunung.'
-
Apa keajaiban utama saat Nabi Muhammad lahir? Dalam peristiwa kelahiran Nabi SAW ini tampak keajaiban-keajaiban atau peristiwa di luar nalar manusia, salah satunya ialah istana Kisra berguncang hebat bak kiamat.
-
Apa yang terjadi pada Nabi Yunus setelah dia di laut? Setelah tubuh tenggelam di kedalaman laut, Allah telah mengirimkan ikan paus dan mengilhamkan kepada ikan tersebut agar menelan Nabi Yunus tanpa merobek dan melukainya. Akhirnya ikan paus tersebut benar-benar menelan Nabi Yunus tanpa merobek dagingnya dan mematahkan tulangnya.
-
Apa karamah Syaikh Muhammad Suhaimi? Salah satu karamah yang dipercaya dimiliki oleh sosoknya adalah bisa menghadiri pengajian di banyak tempat dalam satu waktu yang sama.
-
Siapa yang membantu Nabi Yunus di laut? Setelah tubuh tenggelam di kedalaman laut, Allah telah mengirimkan ikan paus dan mengilhamkan kepada ikan tersebut agar menelan Nabi Yunus tanpa merobek dan melukainya.
-
Kenapa nama tokoh Islam dunia jadi inspirasi? Banyak tokoh Islam dunia pula yang memiliki sejarah hidup yang mulia dan patut diteladani. Pantas rasanya jika para tokoh Islam dunia tersebut menjadi sumber inspirasi orang tua dalam memberi nama anak-anak mereka.
Visi Syekh Abu Hasan As-Syadzili tentang Gelombang Besar
Menurut laporan dari Islami.co, terdapat sebuah cerita yang menggambarkan karomah seorang murid Syekh Abu al-Hasan as-Syadzili (w. 656 H) yang bernama Syekh Abu al-'Abbas al-Mursi (w. 685 H).
Cerita ini diambil dari karya Syekh Ma`mun Gharib yang berjudul Abu al-Hasan al-Syadzili: Hayatuhu wa Tashawwufuhu wa Talamidzuhu wa Awraduhu (hlm. 100-101).
Pada suatu ketika, Syekh Abu al-Abbas al-Mursi bersama Syekh Abu al-Hasan as-Syadzili dan para pengikutnya berencana untuk melaksanakan ibadah haji. Ketika mereka tiba di sebuah tempat yang disebut Akhmim, as-Syadzili menceritakan kepada al-Mursi tentang mimpinya yang dialaminya semalam.
Dalam mimpinya, beliau berada di tengah keramaian di atas sebuah kapal di tengah laut. Angin bertiup sangat kencang dan ombak menggulung-gulung, sehingga kapal yang mereka tumpangi mengalami kebocoran.
Beliau kemudian mendekati tepi kapal dan berkata: "Wahai lautan, jika engkau diperintahkan untuk mendengar dan menaatiku, maka semua anugerah adalah milik Allah. Namun jika tidak, maka semua ketetapan adalah milik Allah." Dan laut pun menjawab: "Taat! Taat!"
Mengobrol dengan Samudera
Setelah menceritakan mimpinya, as-Syadzili memberikan wasiat kepada al-Mursi untuk melanjutkan perjalanan, apa pun yang akan terjadi di kemudian hari. Ia juga menyampaikan bahwa akan ada sebuah 'keajaiban' (karomah) yang akan terjadi.
Ketika rombongan tiba di daerah yang disebut Humaitsara, as-Syadzili jatuh sakit dan meninggal dunia, dan beliau pun dikebumikan di sana. Sesuai dengan wasiat gurunya, Syekh al-Mursi beserta rombongan melanjutkan perjalanan mereka.
Saat menyeberangi Laut Merah, mereka menghadapi ancaman keselamatan akibat angin kencang dan ombak besar yang menggulung, sehingga kapal mereka mengalami kebocoran.
Dalam situasi tersebut, al-Mursi melupakan mimpi yang diceritakan oleh gurunya. Namun, ketika penumpang kapal berada dalam bahaya tenggelam dan keadaan semakin sulit, al-Mursi teringat kembali akan mimpi tersebut dan mempraktikkan apa yang dilakukan oleh as-Syadzili.
Ia mengulangi perkataan as-Syadzili: "Wahai lautan, jika engkau diperintahkan untuk mendengar dan menaatiku, maka segala anugerah adalah milik Allah. Namun, jika tidak, maka segala ketetapan adalah milik Allah." Kemudian, 'keajaiban' yang disampaikan oleh as-Syadzili pun terjadi, al-Mursi mendengar 'jawaban' dari lautan: "Taat! Taat!" Tidak lama setelah al-Mursi mengucapkan kata-kata tersebut, cuaca pun berubah menjadi lebih bersahabat dan lautan kembali tenang.
Semua penumpang kapal, termasuk al-Mursi dan rombongan, akhirnya dapat melanjutkan perjalanan dengan lancar dan selamat. Inilah salah satu kisah tentang karomah Syekh Abu al-Abbas al-Mursi. Yang jelas, karomah yang dialami oleh para wali merupakan bentuk kemuliaan dari Allah, dan semua itu terjadi semata-mata atas izin-Nya. Wallahu a'lam. Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
Tontonlah Video yang Direkomendasikan Ini:
Tautan berikut mengarah ke video mengenai produk TKI yang terlibat dalam penyalahgunaan narkoba, yang dapat menghadapi hukuman penjara selama 20 tahun dan denda sebesar Rp10 miliar. Silakan lihat video tersebut di sini: