Kumpul Alumni Akabri 1999, Terungkap Para Calon Jenderal ini Ternyata Dulunya Pilih Matra Lain Tapi Nasib Berkata Lain
Pilihan dan nasib yang berbeda dialami oleh para alumni Akabri 1999. Mereka kini menjabat di matra yang justru tak mereka pilih sebagai prioritas.
Alumni Akabri 1999 reuni bersama di ruang Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Bengkulu, Kombes Pol I Wayan Riko Setiawan.
Melansir akun TikTok @pujiprayitno_21, Rabu (14/8) para lulusan Akabri yang kini berbeda matra itu menceritakan perjuangan mereka dulu semasa masih menjadi taruna.
Berbeda dengan sistem pendidikan di kepolisian dan militer saat ini, para perwira tersebut mengaku mereka ditugaskan di matra yang tak menjadi prioritas mereka.
Tentu hal tersebut dikarenakan peraturan Akabri di zaman orde baru dahulu yang membuat para taruna tak bisa menentukan nasibnya untuk jadi anggota Polri, TNI AD, TNI AU, atau TNI AL.
Pilihan dan Takdir Berbeda Perwira TNI-Polri
Dalam video tersebut diketahui para perwira menengah (pamen) yang ikut berkumpul di antaranya Kombes Pol I Wayan Riko Setiawan, AKBP Paulus Riomen Marbun, Kolonel Laut Samsul Bahri, Kolonel Dodi, AKBP Ichsan Nur, AKBP Puji Prayitno, serta AKBP Andy Dady.
Para perwira itu berbagi kisah mereka hingga kini menempati jabatan di matra yang tak dipilih semasa menjadi taruna.
Pengalaman pertama dibagikan oleh Letkol Dodi yang belum lama ini naik pangkat menjadi Kolonel. Semasa taruna ia dulu justru memilih polisi dan nasibnya kini membawa Dodi menjadi perwira TNI AD.
"Saya polisi. kedua darat, ketiga darat, keempat darat lagi," kata Kolonel Dodi.
Perwira kedua adalah Kombes Pol I Wayan Riko Setiawan yang justru memilih matra Angkatan Darat sebagai pilihan pertamanya.
"Angkatan Darat, dua Udara, tiga Polisi, empat Laut," ucap Wayan.
Selanjutnya adalah Kolonel Laut Samsul Bahri yang keseluruhannya memilih Angkatan Darat karena dari daerah asalnya tak ada Angkatan Laut.
"Kalau saya keempat-empatnya karena di Bangka itu gak ada angkatan laut, keempat-empatnya angkatan laut," kata Kolonel Laut Samsul.
Selanjutnya adalah AKBP Riomen Marbun yang mendapat penempatan sesuai pilihan aslinya sebagai polisi.
"Polisi," kata AKBP Riomen Marbun.
Kemudian ada AKBP Ichsan Nur yang mengaku ingin menjadi pilot sehingga memilih Angkatan Udara. Namun nasibnya membawa ia masuk ke kepolisian.
"AU mau jadi pilot," jelas AKBP Ichsan.
Selanjutnya ada AKBP Puji Prayitno yang menyebut pilihannya tak ada polisi. Ia memilih Angkatan Laut di pilihan pertama hingga empat.
"Kalau saya pilihan pertama Angkatan Laut, kedua Angkatan Laut, ketiga Angkatan Laut, keempat angkatan laut, jadinya polisi," kata AKBP Puji Prayitno.
Terakhir ada AKBP Andy Dady yang memilih matra secara urut yaitu Angkatan Darat, Laut, Udara dan Polri.
"Darat, Laut, Udara, polisi," kata AKBP Dady.
Potensi Pecah Bintang
Perbedaan aturan dengan saat ini membuat para pamen TNI-Polri tersebut tak bisa memilih matra sesuai keinginan mereka.
Berbeda dengan saat ini yang telah dibentuk pendidikan khusus untuk polisi melalui Akpol, Angkatan Darat dengan Akmil, Angkatan Laut dengan AAL dan Angkatan Udara dengan AAU.
Dahulu nasib mereka ditentukan oleh negara bukan hanya bakat dan minat namun disesuaikan dengan penilaian yang diperoleh semasa pendidikan.
Meski demikian, mereka tentu cukup moncer secara karier bila melihat jabatan dan pangkat yang kini diemban.
Para alumni Akabri 1999 tersebut tentu sangat memungkinkan untuk pecah bintang dalam waktu dekat. Terlebih beberapa di antara mereka telah menyandang pangkat Kombes atau Kolonel.