Lulusan Amerika, Wanita Cerdas ini Tolak Tawaran Kerja Banyak Perusahaan Asing, Pilih jadi Lurah di Papua
Berikut kisah wanita lulusan Amerika Serikat yang justru pilih kerja menjadi Lurah di Papua.
Berikut kisah wanita lulusan Amerika Serikat yang justru pilih kerja menjadi Lurah di Papua.
Lulusan Amerika, Wanita Cerdas ini Tolak Tawaran Kerja Banyak Perusahaan Asing, Pilih jadi Lurah di Papua
Kisah seorang wanita bernama Maria Jochu sukses mencuri perhatian masyarakat luas.
Bagaimana tidak, Ia berhasil menyelesaikan pendidikannya di Amerika Serikat. Namun siapa sangka, Maria menolak tawaran kerja dari berbagai perusahaan asing. Ia justru memilih menjadi Lurah di Papua.
Bagaimana kisah selengkapnya? Melansir dari berbagai sumber, Jumat (12/1), simak ulasan informasinya berikut ini.
Kisah Maria Jochu seorang wanita yang berhasil sukses hingga menempuh pendidikan di Amerika Serikat belakangan menjadi perbincangan hangat publik. Apalagi diketahui, Maria merupakan lulusan Amerika Serikat.
Selepas lulus bangku SMA, Maria berinisiatif mencari kuliah 'gratis'. Mengingat, Maria lahir dari keluarga sederhana di distrik Jayapura Utara.
"Bapak saya kan cuma pegawai negeri, mama ibu rumah tangga, secara ekonomi tidak bisa membiayai saya," ungkap anak bungsu dari delapan bersaudara ini yang dikutip dari laman resmi Kementerian Keuangan.
mediakeuangan.kemenkeu.go.id
Maria pun akhirnya memilih pendidikan kepamogprajaan di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN). "Kalau IPDN kan gratis, dibiayi negara, jadi mereka nggak pusing (bayar)," jelasnya.Setelah lulus, Ia sempat bekerja di kantor pemerintahan. Akan tetapi, rupanya keinginannya untuk terus menambah ilmu baru masih terus berkobar.
Ia lantas dengan berani mengambil kredit pegawai untuk bisa melanjutkan pendidikannya ke jenjang lebih tinggi.
"Jadi, baru jadi pegawai sudah nakal (ambil) kredit pegawai untuk lanjut S2. Terus keluarga kan bilang
'kenapa kamu mau S2? Kita saja keluarga tidak mampu, jangan gaya-gaya deh," kata Maria menirukan perkataan orang tuanya.
mediakeuangan.kemenkeu.go.id
Maria kemudian melihat laman Facebook Badan Pengelola Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kota Papua. Di mana pada laman tersebut dibagikan tautan mengenai pengumuman kursus Bahasa Inggris yang dapat diikuti oleh pegawai.
"Jadi kursusnya itu saya tidak tahu TOEFL itu apa, IELTS itu apa. Jadi pada saat 2015 di bulan Februari, pergi, sudah ikut saja. Kemudian dikasih tahu TOEFL. TOEFL itu paling bodoh sekali saya. Jadi nomor 45, murid terakhir dalam kelas itu saya (yang lulus) karena placement test itu pakai TOEFL. Tapi Puji Tuhan saya nomor terakhir, yang paling terakhir lolos," paparnya.
Berkat itu pula Maria berkesempatan mengikuti salah satu program dari BPSDM untuk belajar Bahasa Inggris di Australia.
Luar biasanya, Maria menjadi satu di antara 10 orang yang terpilih.
Pada tahun 2015, BPSDM Papua mengadakan pameran beasiswa. Di mana salah satunya yaitu Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Akan tetapi saat itu untuk bisa mendapatkan beasiswa LPDP harus memenuhi beberapa persyaratan. Terutama nilai IELTS.
"Saya sambil kursus 3 bulan itu betul-betul belajar, saya usaha harus bisa dapat (nilai) 5. Saya berjuang, ke kantor juga (membawa) buku Bahasa Inggris. Jadi saya kerja, (balajar) Bahasa Inggris, kerja (lagi). Sampai kemudian kita tes Bahasa Inggris, terus lolos," ujar Maria.
mediakeuangan.kemenkeu.go.id
Serangkaian tes pun selanjutnya dilalui Maria. Hingga pada akhirnya Maria berada di tahap akhir yakni wawancara.
Pada saat itu Maria dengan tegas mengatakan ingin kuliah di luar negeri ketika ditanya ingin melanjutkan di mana.
Maria kemudian memilih Program Human Resources di Marshall University, West Virginia, Amerika Serikat.
mediakeuangan.kemenkeu.go.id
Pada tahun 2018, Maria berhasil menyelesaikan pendidikannya meski sempat merasakan lika-liku berbagai rintangan. Ia lantas memperoleh gelar Master program Human Resources Management and Services.
Belum berhenti di sana keberuntungan yang mengikuti Maria. Setelah lulus dan diwisuda, Maria banyak dilirik oleh sejumlah perusahaan. Baik itu di Indonesia maupun Luar Negeri.
Namun, Maria hanya ingin kembali pulang ke tanah Papua. Atau lebih tepatnya ke Gurabesi tempat Ia dan keluarganya tinggal. Menurutnya, masih banyak hal yang perlu diperbaiki di tanah kelahirannya itu.
mediakeuangan.kemenkeu.go.id