Masya Allah! Jenazah Satu Keluarga di Gaza Ditemukan Dalam Kondisi Utuh Tak Membusuk padahal Sudah Tertimbun Bangunan 1,5 Tahun
Penemuan jenazah satu keluarga di Gaza tetap utuh meski sudah lebih dari satu tahun tertimbun reruntuhan.

Sejumlah warga di Jalur Gaza dikejutkan dengan penemuan jenazah satu keluarga yang masih tetap utuh meski telah tertimbun di bawah reruntuhan selama kurang lebih 1,5 tahun. Hal tersebut terlihat dalam cuplikan video yang diunggah di akun Tiktok @wulan.aeni8.
Dalam postingan tersebut, terlihat seorang pria tengah mengungkapkan rasa kekagumannya atas kuasa Allah SWT yang telah membiarkan jenazah satu keluarga tersebut tidak membusuk meski sudah setahun lebih lamanya.
"Tentu kami menyampaikan belasungkawa kepada keluarga Al-Khodari dan keluarga Abdul Aal dengan para syudaha kita. Setelah satu tahun enam bulan kami mengeluarkan mereka dari bawah reruntuhan. Dan jasad mereka tidak membusuk, tetap utuh sebagaimana adanya, MasyaAllah," ungkap pria dalam video.

Pria dalam video menyebut, jika kejadian itu merupakan salah satu bentuk kuasa Allah SWT dalam melindungi jasad warga Gaza yang dibunuh oleh militer Israel. Melalui video, pria tersebut juga mengajak masyarakat di seluruh dunia untuk melihat keadaan penduduk Gaza saat ini.
"Di depan mata semua orang, setelah satu tahun enam bulan para syuhada kita tetap utuh sebagaimana adanya. Dan ini adalah keramahan dari Allah SWT bagi para syuhada Gaza" kata pria tersebut.
"Aku ingin seluruh dunia yang merdeka, jika masih ada orang-orang merdeka yang tersisa aku ingin mereka melihat bagaimana keadaan penduduk Gaza," ungkapnya.

Diketahui, jumlah korban tewas di Palestina akibat genosida Israel sejak 7 Oktober 2023 telah menyentuh angka lebih dari 48 ribu orang. Sebagian besar korban meninggal dunia ialah perempuan dan anak-anak.
Perjanjian gencatan senjata sebenarnya telah berlaku di Gaza sejak 19 Januari 2025, menghentikan perang Israel yang telah menyebabkan kerusakan luas dan meninggalkan daerah kantong Palestina itu dalam reruntuhan. Namun nyatanya, hal tersebut tak membuat Israel meninggalkan Palestina sepenuhnya.
Israel kembali memblokir semua pengiriman bantuan dengan alasan kebuntuan atas perjanjian gencatan senjata dengan Hamas. Setelah fase pertama gencatan senjata selesai, negosiasi terhenti karena Israel disebut menolak untuk memulai fase kedua gencatan senjata.
