Datangi Ponpes, Aria Bima Ajak Santri Rawat Pancasila
Dia mengajak para mahasiswa merawat Pancasila untuk menjaga jiwa nasionalisme dalam berbangsa dan bernegara.

Anggota DPR RI FPDIP Aria Bima menyambangi Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Muayyad, Kampung Windan, Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Sabtu (15/3).
Dia mengajak para mahasiswa merawat Pancasila untuk menjaga jiwa nasionalisme dalam berbangsa dan bernegara.
"Pilar kebangsaan ini harus dijaga. Selama ini yang paling top menjaga adalah para ulama," kata Wakil Ketua Komisi II DPR RI di acara Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan tersebut.
Politisi senior asal Solo itu mengatakan, Indonesia merupakan negara pluralisme yang membebaskan masyarakat dalam menjalankan kehidupan beragama.
"Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi tolok ukur utama dalam menjalankan ibadah sesuai agama dan keyakinan masing-masing. Ketika ini dijalankan artinya makin tinggi derajat toleransi dalam beragama, berbangsa, dan bernegara di Indonesia," katanya.
Lanjut dia, perbedaan yang ada di Indonesia merupakan anugerah yang belum tentu ada di negara lain.
"Di negara komunis, kristen liberal, beberapa negara di Timur Tengah, paling enak ada di negara Pancasila," katanya.
Islam Inklusif
Dengan mengenalkan ajaran Pancasila di pesantren, dia berharap keislaman lebih inklusif.
"Tidak terkungkung dalam konsesi yang bergulat pada akidah tapi juga memahami konsep tantangan dan ancaman zaman," katanya.
Hingga saat ini, dikatakannya, Indonesia masih disegani oleh dunia internasional karena ada karakter Islam yang nasionalis dalam pergaulan dunia.
"Dalam diplomasi kita masih dihitung oleh negara lain karena spirit nasionalisme yang membuat kita masih disegani. Pergerakan nasional kita ini dimulai spiritnya dari pesantren. Saat ini pesantren masih jadi basis komunitas kuat," ucap dia.
Menurutnya, keberadaan pesantren akan makin kuat ketika digabungkan dengan kemajuan teknologi dan nasionalisme.
"Tentunya nasionalisme yang mempunyai latar belakang keislaman tetap jadi benteng moral dan integritas bangsa ini. Bangsa ini akan terjaga integritas karakternya selama basis pesantren terjaga tetapi harus berwawasan global dan menyesuaikan perkembangan saat ini tanpa meninggalkan kepentingan nasional," ungkapnya.