"Ajaran Agama dan Pancasila Memiliki Kaitan Sangat Erat"
Nilai toleransi yang diamanahkan jika dipegang teguh bisa menjaga keutuhan masyarakat.
Pancasila merupakan pengejawantahan dari nilai-nilai agama dan keluhuran bangsa Indonesia.
Alissa Wahid: Ajaran Agama dan Pancasila Memiliki Kaitan Sangat Erat
Ketua Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Alissa Wahid mengatakan nilai-nilai dalam Pancasila tidak berbeda dengan ajaran agama.
Menurutnya, nilai toleransi yang diamanahkan jika dipegang teguh bisa menjaga keutuhan masyarakat.
Menurutnya, ajaran agama mengajarkan untuk menghargai sesama, sekalipun terdapat perbedaan di antara mereka. Ia menuturkan terkandung juga nilai-nilai kemanusiaan dan agama sebagai pedomannya.
"Tidak berlebihan rasanya jika ada anggapan dengan menjalankan Pancasila, itu sama dengan kita beribadah karena memiliki kaitan yang sangat erat."
Kata Alissa dalam keterangannya, Kamis (30/11).
Selain itu, dia menjelaskan Pancasila merupakan pengejawantahan dari nilai-nilai agama dan keluhuran bangsa Indonesia. Walaupun terdapat perbedaan dalam pengamalan agama, kata Alissa, Pancasila menjembatani itu semua.
Dia menambahkan nilai persatuan Indonesia dalam Pancasila menjadi luas penafsiran-nya karena ia tidak hanya mengatur hubungan dengan alam, namun juga hubungan dengan sesama manusia.
"Pribadi yang beradab atau santun dan sebagai manusia dia tidak mengedepankan kekerasan dalam menghadapi persoalan, sejati-nya ia telah mengikuti nilai-nilai yang ada dalam agama dan Pancasila," tutur Direktur Nasional GusDurian Network Indonesia ini.
Alissa menambahkan, untuk memelihara persatuan bangsa, masyarakat perlu mewaspadai adanya pembingkaian informasi dengan tujuan tertentu.
Seringkali, lanjutnya, isu kemiskinan digunakan kelompok intoleran untuk menggiring persepsi publik dan memperlihatkan kegagalan pemerintah.
Penting Menghayati Nilai Pancasila untuk Menjaga Persatuan
Alissa mengatakan, dengan menghayati nilai-nilai yang terkandung pada Pancasila, harusnya seluruh masyarakat bisa menjaga persatuan dan kesatuan dengan sesama manusia.
Hal ini juga tidak berbeda dengan ajaran agama. Menjaga persatuan itu berarti mensyaratkan adanya sikap saling menerima dan menghormati. Inilah yang disebut sebagai toleransi.
Walaupun demikian, ia tidak memungkiri penting bagi masyarakat untuk memilih pemimpin yang tepat, supaya pemerintah bisa mengurangi beban utang negara.
Menurutnya, ketika sudah memilih pemimpin dan perwakilan di legislatif, kemudian mereka menghasilkan produk kebijakan perlu dihormati.
"Menjadi kewajiban bersama sebagai bangsa untuk mengelola kondisi ini, dan ini bukan alasan untuk kemudian kita bersikap intoleran kepada siapa pun."
Tutup anak Presiden ke -4 Abdurrahman Wahid ini.