50 Ulama 'Nderek Dawuh' Habib Lutfi Dukung Prabowo-Gibran
Ada pun 7 poin penting yang dihasilkan dalam pertemuan tersebut adalah untuk kemaslahatan bangsa.
Ada pun 7 poin penting yang dihasilkan dalam pertemuan tersebut adalah untuk kemaslahatan bangsa.
50 Ulama 'Nderek Dawuh' Habib Lutfi Dukung Prabowo-Gibran
Sebanyak 50 ulama pengasuh Pondok Pesantren di Jawa Timur bersama Maulana Al Habib Muhammad Lutfi bin Ali bin Yahya di Waru Sidoarjo, menggelar forum "nderek dawuh" yang menghasilkan 7 poin penting untuk Pilpres mendatang.
7 poin itu pun, merujuk pada dukungan untuk pasangan Prabowo-Gibran.
Ada pun 7 poin penting yang dihasilkan dalam pertemuan tersebut adalah untuk kemaslahatan bangsa dan negara termasuk keberlangsungan pondok pesantren.
“Alhamdulillah pertemuan kali ini benar-benar membuat pondok pesantren semakin kompak dan yakin dalam menjatuhkan pilihannya dan menghasilkan 7 poin penting. Dengan semangat Nderek Dawuh yang disertai argumentasi logis dan sangat baik yang disampaikan oleh Maulana Habib Lutfi,” kata juru bicara, KH Iffatul Lathoif Zainuddin atau biasa dipanggil Gus Thoif dari Ponpes Al Falah Ploso Mojo, Kediri.
Ia menjelaskan, ada pun 7 poin penting alasan memilih pasangan Prabowo – Gibran antara lain dengan pertimbangan:
1. Keberlanjutan kebijakan-kebijkan strategis nasional, yang berlandaskan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
2. Keberanian dalam menjaga bangsa ini dari faham – faham yang mengikis keutuhan NKRI, maka butuh pemimpin yang negarawan yang loyal terhadap bangsa dan negara.
3. Kepastian akan keterlibatan ulama dalam berjalannya pemerintahan, yang telah terbukti dengan keterlibatan organisasi islam moderat dalam roda pemerintahan, dan terciptanya hubungan baik antara ulama dengan penyelenggara negara.
5. Kemampuan mengelola pertumbuhan ekonomi ditengah guncangan global.
6. Kepedulian terhadap rakyat Indonesia dalam hal perlindungan kesehatan yang merata
7. Kemampuan membawa NKRI menjadi Negara yang kuat dan bermartabat dihadapan dunia internasional.
“7 poin ini akan kami bawa kepada Kiai sepuh, santri dan alumni sebagai bentuk mandat dari hasil pertemuan yang memang kemarin kita lakukan dengan serius. Terutama untuk kepentingan bangsa dan negara dan khususnya pondok pesantren sebagai benteng kekuatan negara,” tandasnya.
Ia menambahkan, "nderek dawuh" memberikan pemahaman tentang pentingnya dimensi spiritual dalam hal kepemimpinan. Ini akan mengajarkan untuk memahami bahwa kepemimpinan bukan hanya tentang kekuatan, kekuasaan dan materi. Tetapi ini adalah kalimat yang berbicara tentang kebijaksanaan, keadilan, dan koneksi yang dalam dengan aspek spiritual untuk menjalankan tugas kepemimpinan.
“Dalam Piagam Madinah, Kanjeng Nabi Muhammad memberikan hak kepada berbagai golongan dalam rangka persatuan dan kesatuan. Rosulullah sudah mendahului bukan masalah ediologi atau kebenaran, tapi untuk quwwatil wathoniyah ( kekuatan bangsa) sangat luar biasa. Nah ini yang harus dicontoh sepert konsep wali songo masuk tanah Jawa itu tidak tiba-tiba ,” kata Mualana Al Habib Muhammad Lutfi bin Ali bin Yahya memberikan perumpamaan dalam konsep Menjemput Takdir, Perkuat Peradaban Untuk Indonesia Maju.Hadir mendampingi Maulana Al Habib Muhammad Lutfi bin Ali Bin Yahya dalam forum nderek dawuh sesuai catatan panitia sebanyak 50 Ulama dari berbagai pondok pesantren diantaranya Ponpes Al Falah Ploso Mojo Kediri, Ponpes Lirboyo Kediri, Darul Ulum, Pondok Kencong, Ponpes Sideresmo Surabaya, Ponpes Tremas Pacitan , Ponpes Panji, Ponpes Nurul Qodim, Ponpes Nurul Kholil dan banyak pondok wilayah tapal kuda dan Madura dan lainnya.
Hadir dalam acara "nderek dawuh" antara lain, KH. Abdurohman Al Kautsar (Ponpes Al Falah Ploso Mojo Kediri), KH. Reza Ahmad Zahid, Al Mahrusiyah Lirboyo, KH. Adibussoleh , Ponpes Lirboyo KH. Dziauddin Ponpes Mantenan Udanawu Blitar, KH. Muzakki Alyamani Ponpes Miftahus Sunnah Surabaya dan KH. Iffatul Lathoif Zainudin Ponpes Al Falah Ploso Mojo Kediri.
Kemudian KH. Hasyim Ponpes Nurul Kholil Bangkalan Madura, KH. Lukman Haris Dimyati Ponpes Tremas Pacitan KH. Zahrul Azhar Ponpes Darul Ulum Rejoso Peterongan Jombang.KH Melvin Zainul Asyiqin Ponpes Al Mahrusiyah Lirboyo. KH. Zahrul Jihad Ponpes Tinggi Rejoso Jombang.
Selanjutnya ada KH. Ahmad Nasrohuddin Ponpes Syabab Annawawi Sidosermo Surabaya, KH Abid Umar PPTQ Al Falah Ploso Mojo Kediri. KH. Faiq Febrian Zamzami , Ponpes Mantenan Udanwu Blitar. KH. Tamamuddin Ponpes Al Falag Bojonegoro. KH. Ulum Ponpes Abudzarrin Bojonegoro. KH. Samsul Ponpes Mifatihul Muhtadin Batu Malang. KH. Habib Ponpes Al Hidayah Batu dan KH. Hisyam Ponpes Al Anwar Wali Songo Probolinggo.
KH. Khoiruddin Ponpes Annur Al Murtadlo II Malang. KH. Faiz Ponpes Nurul Jadid Probolinggo. KH. Badrul Huda Z Abidien Lirboyo, KH. Munir Ponpes Miftahul Ulum Jombangan Pare. KH. Toev Ponpes Darul Ulum Poncol Magetan. KH. Jauharuddin Ponpes Al Ghozali Tambak Beras, KH. Imron Fauzi Ponpes Annur Azzahra Lumajang, KH. Seif elMulk Ponpes Queen Al Falah. KH.
Kemudian, Ali Arjun Ponpes Darussalam Pasuruan. KH. Baston Kharisma Ponpes Ibnu Sina Banyuwangi, KH. Ahmad Musyafa Ponpes Syamsul Arifin Pukul Pasuruan.KH. M Hasyim Fahrurrozi Ponpes Alhamdaniyah Panji Sidoarjo, KH Muhdlor Ponpes Kwagean Kediri. KH. Ridlo Rifai Ponpes Arrohman Magetan. KH. Andi Najmuddin Ponpes Mansyaul Huda Banyuwangi.
KH. Chasbil Aziz IMAP Sidoarjo, KH. Hafid Ponpes Nurul Qodim Paiton Probolinggo, KH. Hadi Ponpes Nurul Qodim Paiton Probolinggo. KH. Ghozi Ponpes Tahsinul Akhlaq Bahrul Umum Surabaya.
KH. Fawaid Ponpes Tanggul Jember. KH. Nawawi Ponpes Nurut Taqwa Bondowoso, KH. Abdullah Ibrahim Ponpes Darussalam Jember (Bani Ruham), KH. Moch. Anas Ponpes Sekar Anom Pegantenan Pamekasan KH. Basori Alwi Ponpes Raudlotut Ibaad , KH. Hasyim Ponpes Nurul Kholil Bangkalan , R. KH M Faishol , Madiun, Gus Nafi’ Kencong Kediri.