Mengejutkan! Hasil Penelitian Ungkap Tali Smartwatch Ada yang Mengandung Zat Kimia Berbahaya Pemicu Kanker
Hasil penelitian mengungkapkan ada 15 merek gelang smartwatch yang mengandung zat kimia berbahaya.

Peneliti menemukan terdapat kadar zat perfluoroalkyl and polyfluoroalkyl substances (PFAS) yang tinggi pada beberapa fitness tracker dan gelang smartwatch atau jam tangan pintar yang beredar di pasaran.
Penemuan itu didasarkan pada penemuan penelitian dari Universitas Notre Dame yang diterbitkan dalam Environmental Science & Technology Letters. Mereka melakukan pengujian terhadap 22 gelang jam tangan yang dibeli di AS dengan berbagai merek.
Hasilnya mengejutkan, peneliti mengungkapkan ada temuan zat kimia berbahaya yang bisa memicu kanker pada beberapa gelang smartwatch tersebut. Simak ulasan lengkapnya sebagai berikut, dikutip dari news.nd.edu.
Hasil Penelitian Zat Gelang Smartwatch

Mayoritas gelang tersebut diproduksi dengan menggunakan fluoroelastomer, polimer sintetis yang digunakan untuk membuat bahan karet tahan terhadap keringat, minyak kulit, dan losion.
Laboratorium Peaslee melakukan ujian terhadap sampel untuk menentukan total kandungan fluor pada material dan mengidentifikasi jenis PFAS tertentu. Kadar fluor yang tinggi merupakan tanda akan keberadaan PFAS.
Alyssa Wicks, mahasiswa pascasarjana di lab Peaslee sekaligus penulis utama penelitian tersebut mengatakan jika 15 dari 22 pita yang diuji memiliki presentasi fluor yang tinggi.
Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa 9 dari 22 gelang mengandung kadar PFAS jenis tinggi yang disebut asam perfluoroheksanoat (PFHxA). Kadar PFHxA berada pada gelang jam tangan dengan harga yang mahal, atau lebih dari 15 dollar.
"Lima belas dari 22 pita yang kami uji memiliki persentase konsentrasi fluor total yang tinggi, dan sembilan mengandung PFHxA," kata Wicks.
"Yang lainnya menggunakan beberapa surfaktan lain yang tidak teridentifikasi yang tidak ada dalam analisis yang kami targetkan,” lanjutnya.
Zat PFAS

Salah satu penulis penelitian dan profesor emeritus di Departemen Fisika dan Astronomi, Graham Peaslee mengatakan jika zat beracun yang ada di dalam gelang smartwatch tersebut memiliki kadar lebih dari produk-produk lainnya.
“Hal paling luar biasa yang kami temukan dalam penelitian ini adalah konsentrasi yang sangat tinggi dari satu PFAS saja. Ada beberapa sampel di atas 1.000 bagian per miliar PFHxA, yang jauh lebih tinggi daripada sebagian besar PFAS yang pernah kami lihat dalam produk konsumen,” katanya.
PFAS adalah struktur kimia tidak mengalami degradasi atau kerusakan. Ia dapat mencemari tanah dan sistem air tanah, serta bertahan di lingkungan selama beberapa dekade. PFAS juga dijuluki sebagai bahan kimia abadi.
Bahan kimia tersebut berkaitan dengan berbagai kondisi kesehatan termasuk imunosupresi, disregulasi hormonal, keterlambatan perkembangan pada anak-anak, berat badan lahir rendah dan pubertas yang dipercepat, tekanan darah tinggi pada wanita hamil, dan peningkatan risiko kanker tertentu, seperti kanker ginjal dan testis.
Di akhir, Peaslee juga mengatakan jika hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa diperlukan penelitian lanjutan yang lebih komprehensif untuk menguji kadar paparan pemakai gelang PFAS.