Potret Rumah Sederhana Wanita Paruh Baya Punya Suami Dua Berdinding Kayu Sering Dibantu Pemerintah
Yatemi diketahui seringkali mendapat bantuan dari kanan kiri. Seperti apa kisahnya?
Kisah wanita paruh baya asal Bojonegoro, Jawa Timur mendadak jadi perbincangan usai dia kedapatan tinggal bersama dua suami dalam satu atap.
Ketiganya pun diketahui hidup bersama di dalam rumah kayu sederhana. Banyak anggapan jika pemerintah hingga warga setempat tak memberi perhatian atas kesejahteraan Yatemi dan keluarga.
Nyatanya, hal demikian tak sepenuhnya benar. Yatemi diketahui seringkali mendapat bantuan dari kanan kiri. Seperti apa kisahnya? Simak ulasan selengkapnya berikut ini, dilansir dari kanal YouTube Sukorame LM, Selasa (10/9).
Rumah Sederhana Yatemi
Yatemi hidup bersama dua suami di Desa Jari, Gondang, Bojonegoro. Dia membina rumah tangga bersama dua suaminya di sebuah hunian sederhana di tepi hutan jati yang lebat.
Rumah kayu yang nampak tak bertetangga itu justru menjadi tempat andalan bagi keluarga Yatemi di masa kini.
Mereka mengungkap jika ketenangan justru didapatkan saat tinggal di hunian sederhana yang jauh dari keramaian itu.
"Mereka itu lebih tenang hidup menyendiri di sini," jelas si pemilik video.
"Jadinya mereka tetap tinggal di hutan," sambungnya.
Menjadi Perhatian Pemerintah
Viralnya kisah Yatemi dan dua suami membuat warganet menyebut jika wanita paruh baya itu tak mendapat perhatian dari pemerintah soal kesejahteraannya.
Padahal, si pemilik video mengungkap jika Yatemi dan keluarga telah seringkali mendapat berbagai bentuk perhatian dan bantuan dari pemerintah maupun yayasan di sekitar.
"Jadi sebenarnya juga itu sudah ada usaha dan bantuan dari pemerintah, tapi mereka tetap nyaman tinggal di sini," ungkapnya.
"Juga banyak pondok atau yayasan yang juga memberikan bantuan ke keluarga Mbah Yatemi ini," tambahnya.
Wanita Bersuami Dua & Satu Atap
Sebelumnya, kehidupan Yatemi yang bersuami dua terungkap dalam video singkat unggahan YouTube Sukorame LM.
Ketiganya pun membina rumah tangga di sebuah hunian sederhana di tepi hutan jati.
Rumah kayu yang terlihat tak memiliki tetangga kanan kiri itu menjadi tempat berlindung bagi keluarga Yatemi.
Yatemi yang telah lebih dulu menikah dengan Sartono diketahui kembali mengikat janji bersama Abdul Salim selang beberapa tahun usai keduanya membina rumah tangga.
Demi menyambung hidup, Yatemi beserta kedua suaminya diketahui membuka warung kecil di halaman rumah. Setiap harinya, kedua suami serta Yatemi berbagi peran demi mencukupi kebutuhan hidup.
Abdul Salim membantu Yatemi di bagian warung, sementara Sartono bakal siap siaga melayani pembeli bensin yang disediakan di depan warung.