Pria Diduga Intel Ketahuan Mahasiswa Demo Tolak UU TNI di Depan DPR, Kabur ke Barisan Polisi Sambil Tenteng Pistol
Video detik-detik pria diduga intel masuk ke rombongan mahasiswa dan ketahuan.

Demonstrasi menolak pengesahan RUU Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI kembali digelar di depan Gedung DPR-MPR RI, Jakarta Pusat, Kamis 27 Maret 2025 kemarin. Unjuk rasa berakhir ricuh usai polisi membubarkan secara paksa.
Sebuah video merekam detik-detik seorang pria diduga intel ketahuan menyusup ke dalam rombongan massa aksi, dibagikan melalui unggahan di akun Instagram @viralciledug. Terlihat pria tersebut sempat menjadi bulan-bulanan oleh sejumlah mahasiswa.
Pria berpakaian serba hitam itu juga tampak menenteng sebuah pistol di tangannya. Tak lama setelah itu, dia akhirnya berhasil kabur dari amukan massa dan langsung berlari ke arah barisan polisi.
"Aksi Demonstrasi kembali Turun ke jalan, Para mahasiswa kembali menggugat UU TNI di depan gedung DPR-MPR Jakarta. Nampak seorang pria yang belum diketahui identitasnya tengah menjadi bulan2an masa di lokasi aksi," tulis keterangan unggahan.

Seperti diketahui, aksi unjuk rasa tersebut dilaksanakan sebagai protes terhadap DPR yang mengesahkan revisi UU TNI. Massa menilai pengesahan ini memberikan jalan bagi militer untuk menduduki posisi-posisi sipil seperti Dwifungsi ABRI di masa Orde Baru.
Tak hanya di Jakarta, berbagai elemen masyarakat di beberapa daerah juga ikut turun ke jalan untuk menyampaikan aspirasi mereka dan menyatakan penolakan terhadap revisi UU TNI. Namun, aksi unjuk rasa banyak diwarnai dengan kericuhan.
Aparat yang bertugas mengamankan demo di berbagai daerah seperti Semarang, Surabaya, hingga Malang disebut melakukan tindakan represif terhadap peserta aksi. Aksi kekerasan selama demo berlangsung juga banyak dilaporkan.

Massa aksi di gedung DPR dibubarkan dengan water cannon
Sementara itu, massa aksi di sekitar gedung DPR/MPR juga terpaksa mundur setelah polisi menembakkan water cannon pada Kamis, 20 Maret 2025. Aparat kepolisian dikerahkan untuk membubarkan demonstrasi.
Beberapa petugas bermotor terlihat membawa pelontar gas air mata. Massa aksi pun terpaksa harus mundur. Beberapa demonstran juga ditangkap oleh aparat.
Massa Aksi Ditangkap Polisi
Di Semarang, lima orang ditangkap saat menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Gubernur dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Tengah pada 20 Maret 2025. Berdasarkan pernyataan beberapa orang, aparat juga disebut melakukan sejumlah kekerasan.
Sementara itu, demo tolak RUU TNI di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jawa Timur, pada Senin, 24 Maret 2025, juga berakhir ricuh.
Situasi memanas ketika aparat menangkap salah satu peserta aksi dengan tuduhan membawa bom molotov dalam keadaan mabuk. Namun, setelah diperiksa, tidak ditemukan bukti kepemilikan bom molotov.
Ojek Online Dihajar Polisi
Pada 20 Maret 2025, polisi juga sempat kedapatan menghajar seorang pria berbaju hitam di sekitar lokasi demo yang ternyata dia adalah seorang pengemudi ojek online (ojol).
Peristiwa itu terjadi di kolong jembatan layang JCC, tidak jauh dari lokasi aksi di depan Gedung DPR/MPR, Jakarta.Pria itu dipukuli dengan pentungan dan ditendang oleh beberapa polisi.
Berdasarkan informasi, korban awalnya diketahui tengah menepi di pinggir jalan untuk mengisi baterai ponsel. Namun, dia mendadak didatangi gerombolan polisi dan menuduhnya sebagai mahasiswa yang mengikuti demonstrasi. Korban dipukul dan ditendang hingga mengalami luka di bagian kepala.