Profil Mochtar Riady, Pendiri Lippo Group yang Juga Memiliki Beragam Usaha Lainnya
Sejak masa kecilnya, Mochtar telah menunjukkan minat yang besar terhadap dunia perbankan saat melihat bangunan megah Nederlandsche Handels Bank di Malang.
Mochtar Riady, yang dilahirkan dengan nama Lie Moe Tie pada tanggal 12 Mei 1929 di Malang, Jawa Timur, berasal dari latar belakang keluarga yang sederhana. Ayahnya, Li A Pi, adalah seorang pedagang batik yang merantau dari Fujian, China, ke Indonesia pada tahun 1918.
Sejak usia dini, Mochtar telah menunjukkan minat yang besar terhadap dunia perbankan, terutama setelah melihat bangunan megah Nederlandsche Handels Bank yang terletak di Malang. Meskipun bercita-cita menjadi seorang bankir, ia memulai kariernya dengan mengelola toko milik mertuanya di Jember ketika berusia 22 tahun. Keberhasilannya dalam mengembangkan toko tersebut menjadi yang terbesar di kota tidak membuatnya melupakan impian untuk terjun ke dunia perbankan.
Pada tahun 1954, Mochtar mengambil langkah berani untuk pindah ke Jakarta guna mengejar karier di sektor keuangan, meskipun harus memulai dari nol tanpa adanya jaringan atau pengalaman di bidang perbankan. Perjalanan kariernya di Jakarta tidaklah mudah, dimulai dari bekerja di sebuah CV hingga menjalankan bisnis kecil-kecilan bersama teman-temannya.
Namun, semangatnya untuk menjadi seorang bankir tidak pernah padam. Akhirnya, ia mendapatkan kesempatan untuk bergabung dengan Bank Kemakmuran, yang menjadi titik awal yang penting dalam kariernya di dunia perbankan. Berikut adalah perjalanan karier Mochtar Riady yang dirangkum pada hari Jumat, 13 Desember.
Karier di Bidang Perbankan
Peluang besar bagi Mochtar Riady muncul ketika ia diangkat sebagai direktur Bank Kemakmuran. Meskipun tidak memiliki pendidikan formal di bidang akuntansi, ia berusaha keras untuk memahami laporan keuangan serta mekanisme perbankan. Dengan strategi bisnis yang cerdas, Mochtar mampu meningkatkan kinerja bank tersebut dalam waktu yang relatif singkat.
Pada tahun 1971, ia berperan dalam proses merger antara Bank Kemakmuran, Bank Industri Jaya Indonesia, dan Bank Industri dan Dagang Indonesia, yang kemudian membentuk Panin Bank. Keahlian Mochtar dalam manajemen perbankan semakin diakui, sehingga ia diundang untuk bergabung dengan Bank Central Asia (BCA) pada tahun 1975. Di bawah kepemimpinannya, aset BCA mengalami pertumbuhan yang luar biasa, dari Rp12,8 miliar menjadi lebih dari Rp5 triliun sebelum ia meninggalkan bank tersebut pada tahun 1990.
Keberhasilan Mochtar dalam dunia perbankan membuatnya mendapatkan julukan "The Magic Man of Bank Marketing." Prinsip-prinsip yang ia anut, seperti kepercayaan, kejujuran, dan inovasi, telah menjadi landasan penting dalam setiap keputusan bisnis yang diambilnya. Dengan dedikasi dan visi yang jelas, ia tidak hanya berhasil membangun institusi keuangan yang kuat, tetapi juga meninggalkan jejak yang mendalam dalam industri perbankan Indonesia. Keberhasilannya menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama bagi mereka yang bercita-cita untuk meniti karier di bidang keuangan dan perbankan.
Mendirikan Lippo Group
Pada tahun 1981, Mochtar Riady mendirikan Lippo Group setelah mengakuisisi saham Bank Perniagaan Indonesia. Keberhasilannya dalam mengelola bank tersebut menjadi Lippo Bank menjadi titik awal bagi terbentuknya grup bisnis besar yang kini dikenal dengan nama Lippo Group.
Dalam waktu yang relatif singkat, Lippo Group mengalami pertumbuhan yang pesat dengan melakukan diversifikasi ke berbagai sektor. Di bidang properti, Lippo Group terkenal melalui pengembangan kawasan-kawasan mandiri seperti Lippo Karawaci dan Lippo Cikarang. Selain itu, mereka juga mengelola lebih dari 60 pusat perbelanjaan yang tergabung dalam Lippo Malls, serta sejumlah hotel yang dikelola di bawah merek Aryaduta.
Di samping itu, Lippo Group juga berkomitmen dalam bidang pendidikan dengan mendirikan Sekolah Pelita Harapan dan tiga universitas. Bisnis lainnya yang dijalankan oleh Lippo Group mencakup sektor kesehatan melalui jaringan rumah sakit Siloam, media melalui BeritaSatu Media Holdings, serta telekomunikasi melalui First Media.
Dengan lebih dari 50 anak perusahaan dan lebih dari 50 ribu karyawan, Lippo Group telah menjelma menjadi salah satu konglomerasi terbesar di kawasan Asia Tenggara. "Keberhasilan ini tidak lepas dari visi dan strategi yang tepat dalam mengembangkan berbagai sektor usaha," ujar Mochtar Riady.
Filosofi Bisnis Mochtar Riady
Keberhasilan Mochtar Riady tidak terlepas dari filosofi bisnis yang dikenal dengan sebutan "Lie Yi Lian Dje." Dalam filosofi ini, terdapat empat nilai utama yang dijunjung tinggi, yaitu ramah tamah (Lie), karakter baik (Yi), kejujuran (Lian), dan rasa malu (Dje). Prinsip-prinsip tersebut menjadikannya sosok yang dihormati di kalangan pelaku bisnis, dikenal sebagai orang yang berintegritas dan memiliki visi jauh ke depan.
Mochtar juga dikenal sebagai sosok yang mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan yang terjadi di pasar. Saat Indonesia menghadapi krisis moneter Asia pada tahun 1997, ia berhasil memimpin Lippo Group melewati masa-masa sulit tersebut dengan menerapkan strategi diversifikasi dan pengelolaan risiko yang sangat matang. Kepemimpinannya yang inovatif terus menginspirasi banyak pengusaha muda di Indonesia untuk mengambil langkah berani dalam berbisnis.
Dalam setiap langkah yang diambil dalam dunia bisnis, Mochtar selalu menekankan nilai pendidikan dan riset. Sebagai bukti komitmennya, ia mendirikan Mochtar Riady Institute of Nanotechnology, yang merupakan kontribusi nyata bagi pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia. Dengan langkah-langkah tersebut, ia berharap dapat mendorong kemajuan dan inovasi yang berkelanjutan di tanah air.
Nilai Kekayaan Mochtar Riady
Berdasarkan laporan yang dirilis oleh Forbes pada tahun 2024, Mochtar Riady memiliki total kekayaan mencapai USD 2,1 miliar, yang setara dengan sekitar Rp33,6 triliun. Dengan jumlah kekayaan tersebut, ia berhasil menempati posisi ke-25 dalam daftar orang terkaya di Indonesia. Sumber utama dari kekayaan ini berasal dari Lippo Group, yang saat ini dikelola oleh anak-anaknya, James dan Stephen Riady. Selain aset bisnis, warisan yang ditinggalkan Mochtar Riady mencakup nilai-nilai kepemimpinan dan integritas yang selalu ia terapkan dalam setiap langkahnya.
Di bawah kepemimpinan generasi penerusnya, Lippo Group terus mengalami perkembangan pesat dengan mencakup berbagai sektor, seperti keuangan, properti, kesehatan, pendidikan, dan teknologi. Mochtar Riady merupakan contoh nyata bahwa kerja keras, visi yang jelas, dan dedikasi dapat mengantarkan seseorang dari kondisi yang sederhana menuju kesuksesan yang besar. Kisah hidupnya menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang, terutama bagi mereka yang berambisi untuk mewujudkan mimpi mereka menjadi kenyataan.
Sektor bisnis apa saja yang dimiliki oleh Lippo Group?
Lippo Group beroperasi di berbagai sektor, termasuk keuangan, properti, kesehatan, pendidikan, media, dan telekomunikasi. Dengan diversifikasi bisnis yang luas, perusahaan ini mampu menjangkau berbagai segmen pasar dan memenuhi kebutuhan masyarakat di berbagai bidang.
"Lippo Group memiliki bisnis di sektor keuangan, properti, kesehatan, pendidikan, media, dan telekomunikasi." Keberadaan mereka di sektor-sektor ini menunjukkan komitmen untuk memberikan kontribusi positif bagi perkembangan ekonomi dan sosial di Indonesia.
Bagaimana cara Mochtar Riady memulai kariernya?
Mochtar Riady memulai perjalanan kariernya dengan mengelola sebuah toko kecil di Jember. Setelah itu, ia memutuskan untuk pindah ke Jakarta demi mengejar impiannya sebagai seorang bankir.
Apa prinsip dasar bisnis yang dianut Mochtar Riady?
Filosofi bisnis yang dianut oleh Mochtar Riady dikenal dengan istilah "Lie Yi Lian Dje." Istilah ini mengandung makna penting seperti keramahan, karakter yang baik, kejujuran, serta rasa malu yang harus dimiliki oleh setiap individu dalam berbisnis.
Konsep "Lie Yi Lian Dje" mencerminkan nilai-nilai yang harus dijunjung tinggi dalam dunia usaha. Dengan menerapkan prinsip-prinsip tersebut, diharapkan setiap orang dapat membangun hubungan yang baik dan saling menghormati dalam lingkungan bisnis.
Siapa yang saat ini memimpin Lippo Group?
Saat ini, manajemen Lippo Group berada di tangan generasi penerus Mochtar Riady, yaitu James dan Stephen Riady. Mereka melanjutkan warisan dan visi pendiri perusahaan, berusaha untuk membawa Lippo Group ke arah yang lebih inovatif dan berkelanjutan.