Pria ini Dulunya Loper Koran, Kini Jadi Pengusaha Sukses Hingga Pernah Jadi Cawapres
Cita-cita dan tekad bisa tumbuh dari mana saja, termasuk dari koran.
Cita-cita dan tekad bisa tumbuh dari mana saja, termasuk dari koran.
Pria ini Dulunya Loper Koran, Kini Jadi Pengusaha Sukses Hingga Pernah Jadi Cawapres
Terlahir sebagai anak kedua dari 12 bersaudara membuat pria ini terbiasa hidup mandiri dan membantu ibunya mengurus ke sepuluh adiknya.
Hingga akhirnya, pria ini sukses menjadi seorang pengusaha dengan kekayaan fantastis, dan juga menjadi tim kampanye Prabowo Gibran.
Saat menempuh pendidikan di SMP dan SMA dia sudah berpisah dengan kedua orang tuannya. Dia tinggal dan bersekolah di Palembang sedangkan orang tuanya di Ogan Komering Ilir. Jarak yang cukup jauh sekitar 100 kilometer antara tempatnya bersekolah dengan rumah orang tuanya.
Dia pun pernah menjadi loper koran, pekerjaan tersebut membuatnya nyaman karena ia dapat membaca berita setiap hari dan mampu menghasilkan uang yang bisa ditabung.
"Saya pernah menjadi loper koran, sebuah pekerjaan yang saya senangi," Mengutip laman resmi Kemahasiswaan.itb.ac.id, Rabu(8/11).
Dari pekerjaanya menjadi loper koran membuatnya memiliki mimpi untuk menjadi pengusaha koran dan mimpi itu harus dipupuk, hingga akhirnya dirinya harus melanjutkan pendidikan di ITB Bandung.
Dirinya diterima di ITB Bandung, itu merupakan pertama kalinya dia tinggal jauh dari orang tuanya. Selama berkuliah Dia hanya mendapatkan uang saku dari orang tuanya sebesar Rp 12.500.Meskipun uang tersebut tidak cukup untuk membiayai kehidupannya di Bandung, tetapi dirinya tetap mengatakan kepada orang tuanya bahwa uang tersebut cukup.
Selama berkuliah sosok satu ini aktif menjadi aktivis mahasiswa, pimpinan Himpunan Mahasiswa Patra, Senator ITB, dan menjadi aktivis Masjid Salman. Dia pun aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan Student Center.
Pria kelahiran 18 Desember 1953 diPalembang, Sumatera Selatan ini, merupakan anak dari pasangan suami istri H. Muhammad Tohir dan Hj. Aisyah binti Alaydrus. Pria ini adalah Muhammad Hatta Rajasa.
Saat berkuliah Hatta bersama dengan temannya mendapatkan pekerjaan di LEMIGAS untuk mengerjakan data logging sumur-sumur migas. Saat itu ia bersama dengan teman-temannya mendapatkan upah sebesar USD 21.000
Setelah lulus dari perkuliahannya memulai karir pada usia 24 tahun, sebagai teknisi lapangan di PT bina Putra jaya pada tahun 1977 hingga 1778. Pada tahun 1980, ia dipercaya menjadi wakil manajer teknis di sebuah perusahaan pengeboran minyak , PT Meta Epsi.
Hingga kini perusahaan dari Arthind telah memiliki berbagai anak perusahaan seperti PT Arthindo yang bergerak dalam bidang pengeboran minyak, Arthasia Cipta Pratama yang bergerak dalam bidang industri tambang batu bara.
Serta PT Artha Daya Coalindo yang merupakan perusahaan berkembang untuk menjadi price leader dalam menyediakan batubara dan bisnis transportasi batubara.
Setelah sukses dengan karirnya, Hatta memilih terjun ke dunia politik, dengan menjadi Ketua departemen sumber daya alam dan energi PArtai Amanat Nasional (PAN). karir politiknya mulai meroket dengan menjadi ketua Fraksi Reformasi DPR RI.
Karir politiknya semakin naik hingga pada tahun 2014, Hatta mencalonkan diri sebagai wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto. Namun pencalonannya belum berhasil, Hatta tetap menjadi sosok penting pasca Pilpres.
Namanya kembali menjadi sorotan setelah Prabowo-Gibran Rakabuming mengumumkannya sebagai Tim Kampanye Nasional (TKN). Hatta Rajasa dipercaya sebagai salah satu pembina Tim Kampanye Nasional.