Rekaman Telepon Terakhir Pilu Hind Rajab, Bocah Palestina Meminta Bantuan Sebelum Ditembak Mati 335 Peluru Israel
Hind Rajab menjadi saksi atas kekejaman yang dilakukan para tentara Israel.
Hind Rajab menjadi saksi atas kekejaman yang dilakukan para tentara Israel. Bocah yang berusia 6 tahun itu bersama keluarganya diketahui dihujani ratusan peluru.
Saat semua anggota keluarganya tewas, Rajab diketahui masih sempat hidup. Dia menghubungi operator panggilan darurat dan secara pilu memohon bantuan sembari menangis dengan suara bergetar.
Rekaman telepon hingga detik-detik terakhir kehidupannya sebelum akhirnya ikut tewas ditembak pun belakangan beredar luas di media sosial. Simak ulasan selengkapnya berikut ini.
Suara Rekaman Terakhir Hind Rajab
Suara rekaman tersebut selayaknya dibagikan dalam akun Instagram @makasar_iinfo beberapa waktu lalu. Dengan ilustrasi sebuah video singkat, tergambar jelas betapa mencekamnya situasi yang dihadapi Rajab kala itu.
"Rekaman suara terakhir Hind Rajab, gadis 6 tahun yang tewas dihujani 335 peluru Israel di mobil keluarganya," demikian dikutip dari keterangan unggahan.
Rajab diketahui merupakan satu di antara para anggota kerabatnya yang terlebih dahulu tewas mengaku terjebak di bawah tembakan saat melintas di Kota Gaza.
Kepada operator panggilan darurat, Rajab menggambarkan kondisi hingga situasi tragis yang tengah dialaminya.
Tangisan Pilu Minta Bantuan
Suara di ujung telepon terdengar kecil dan samar; suara seorang anak berusia enam tahun, terdengar di telepon seluler dari Gaza.
Suara Rajab kala itu terdengar bergetar. Dia merasa ketakutan luar biasa melihat kerabatnya wafat hingga melihat berbagai tembakan di luar mobil yang dijadikannya sebagai tempat persembunyian.
"Bawalah aku. Ayolah! Aku sangat takut. Ayolah! Panggilah seseorang untuk menjemputku, berjanjilah," ungkapnya.
Saat itu juga, petugas yang diketahui bernama Rana Faqih berusaha membuat bocah tersebut tetap tenang.
"Baik, sayang. Tentu saja sayang, aku datang untuk menjemputmu. Sekarang paman dari Bulan Sabit Merah, mereka berkoordinasi agar kami bisa datang menjemputmu," balas Rana.
"Apakah ada aktivitas artileri di sekitarmu?" sambung Rana.
"Iya, bawalah aku," balas Rajab.
"Sayang, demi Tuhan aku ingin membawamu tapi aku tak bisa melakukannya dengan tanganku sekarang," jawabnya.
Panggilan yang dilaporkan berlangsung selama tiga jam itu sesekali diisi Rana dengan banyak doa. Bacaan doa yang dilafalkan sang petugas kala itu tampak ditirukan Rajab secara perlahan.
"Mari kita menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang," ungkap Rana.
"Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam," kata Rajab.
"Bagus sekali, lihat dirimu. Kau telah menghafal dengan baik," balas Rana.
Namun tak berlangsung lama, sebuah tank disebut Rajab mendekat ke area mobilnya. Panggilan kemudian sempat terputus usai bocah berusia 6 tahun tersebut terdengar berteriak histeris.
Ditemukan 12 Hari Setelah Dinyatakan Hilang
Dilansir dari laman bbc, Rajab dan keluarganya diketahui berkendara pada 29 Januari lalu untuk mengevakuasi ke lokasi yang lebih aman.
Namun tak sengaja, mobil tersebut terparkir tak jauh dari tank para pasukan Israel hingga mendapat serangan.
Secara tragis, paramedis dari organisasi Bulan Sabit Merah Palestina akhirnya dapat mencapai lokasi tersebut tepat pada hari ke-12 usai Israel menyebut wilayah itu sebagai zona pertempuran aktif.
Mereka turut menemukan jasad Rajab bersama kelima jenazah kerabatnya di dalam mobil.
Sementara tak jauh dari lokasi, terdapat pula sisa mobil ambulans yang terbakar usai dibom. Padahal, ambulans itu secara khusus dikirim untuk menjemput Rajab.