Gara-gara Proyek Jalan, Siswa SD Negeri Menumpang Ujian di Rumah Warga dengan Kondisi Memprihatinkan
Siswa SD Negeri Bugel Kulon Progo harus rela mengungsi ke rumah warga karena sekolahnya terdampak pembangunan JJLS.
Siswa SD Negeri Bugel Kulon Progo harus rela mengungsi ke rumah warga karena sekolahnya terdampak pembangunan JJLS.
Gara-gara Proyek Jalan, Siswa SD Negeri Menumpang Ujian di Rumah Warga dengan Kondisi Memprihatinkan
Pembangunan Jalur Jalan Lintas Selatan di Yogyakarta memakan korban.
Bukan korban nyawa melainkan ratusan siswa yang harus mengalah kehilangan tempat belajarnya karena sekolah mereka akan dilewati proyek pembangunan jalan.
Akibatnya, siswa SD Negeri Bugel, Panjatan, Kulon Progo harus menggunakan rumah warga sebagai ruang kelas sementara. Padahal, mereka saat itu tengah melaksanakan ujian praktik.
Kegiatan ujian di rumah warga pun hanya bisa dilakukan dengan cara yang seadanya. Dengan ruangan yang sempit, ditambah minimnya penerangan membuat siswa harus menyesuaikan diri dengan kondisi tersebut. Simak ulasannya sebagai berikut.
SD Negeri di Kulon Progo Terdampak Pembangunan Jalan
Sebuah video yang diunggah oleh akun Tiktok @pandanganjogja memperlihatkan penampakan anak-anak sekolah yang harus rela mengungsi untuk belajar karena sekolah SD yang biasa ditempatinya harus segera dikosongkan.
Sebanyak 106 siswa SD terpaksa harus mengungsi ke rumah warga yang terletak di belakang sekolah. Rumah yang tidak ditempati oleh pemiliknya itu untuk sementara dipakai oleh ratusan siswa SD tersebut untuk melaksanakan ujian praktik.
“Ini ada perusahaan JJLS yang kebetulan proses pembuatan jalan itu pas menabrak lokasi sekolah. Pengerjaan mungkin sudah akan dilakukan mungkin ya. Kami sudah diminta untuk meninggalkan gedung,”
ucap Ngadikin, Kepala SD Negeri Bugel.
Fasilitas Terbatas dan Minim Penerangan
Nasib para siswa yang harus pindah kelas karena sekolahnya terdampak pembangunan tentu perlu diperhatikan lebih jauh. Pasalnya, mereka saat ini sedang belajar dengan kondisi yang sangat terbatas.
Ruang tamu warga bukanlah tempat yang ideal untuk melakukan kegiatan belajar mengajar. Mereka sangat kekurangan fasilitas yang memadai, ditambah lagi dengan penerangan di dalam kelas yang sangat minim.
“Yang pertama memang terlalu sempit, yang kedua antara kelas yang satu dengan kelas yang lain kan terlalu dekat. Jadi kalau kita satu guru di kelas ini bersuara di kelas lain bersuara nanti akan gaduh gitu,” ucap Darmini, Wali Kelas 5 SD Bugel.
Belum diketahui sampai kapan siswa akan menggunakan rumah warga untuk sekolah. Sampai saat ini, pemerintah belum menyediakan sekolah pengganti yang bisa dipakai siswa SD Negeri Bugel untuk belajar.