Ternyata Ada Presiden Indonesia Bernama Assaat,Eks Camat Pilih Sepeda Ketimbang Mobil
Merdeka.com - Indonesia ternyata tidak hanya memiliki 7 nama presiden. Selain ketujuh nama presiden yang umum didengar, ada satu nama presiden Indonesia yang jarang sekali disebutkan dalam buku sejarah, ia adalah Mr. Assaat, Presiden Indonesia dari Minangkabau.
Mr. Assaat adalah sosok penting dalam perjalanan mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang sempat diganggu oleh Belanda pada tahun 1949. Saat itu, dia memimpin Republik Indonesia yang menjadi bagian dalam Republik Indonesia Serikat (RIS).
Seperti apa latar belakang Mr. Assaat dan bagaimana sejarahnya sehingga ia bisa menjadi Presiden Republik Indonesia? Simak ulasannya sebagai berikut.
-
Siapa presiden pertama Indonesia? Siapa nama presiden pertama Indonesia?Jawaban: Ir. Soekarno
-
Siapa yang menjadi Presiden RI selama 9 bulan? Mengutip dari beberapa sumber, jabatan Mr. Asaat berlangsung selama 9 Bulan, mulai dari 27 Desember 1949 hingga 15 Agustus 1950.
-
Apa peran Mr. Assaat di masa genting Indonesia? Bergelar Datuk Mudo, Mr. Assaat adalah sosok politisi ketika pemerintah Indonesia dalam situasi genting. Saat itu, ada momen yang mungkin tidak bisa dilupakan. Ya, ia menjadi pemangku jabatan Presiden Republik Indonesia.
-
Siapa yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia? Mari kita hormati para pemberani yang telah berjuang untuk kemerdekaan kita. Selamat Hari Kemerdekaan 17 Agustus!
-
Siapa Bapak Persandian Republik Indonesia? Mayjen TNI (Purn) dr. Roebiono Kertopati lahir pada 11 Maret 1914 di Ciamis, Jawa Barat dan wafaf di usia 70 tahun pada 23 Juni 1984.
-
Siapa yang berjuang untuk Indonesia? Kata-kata ini membangkitkan semangat juang dan patriotisme dalam diri setiap pemuda Indonesia.
Siapakah Mr. Assaat?
Mr. Assaat memiliki gelar Datuk Mudo, lahir pada 18 September 1904 di Kubang Putiah, Banuhampu, Agam, Hindia Belanda. Assaat pernah mengenyam pendidikan di STOVIA. Namun, ia keluar dan pindah ke AMS. Dari sana, Assaat melanjutkan pendidikannya di Sekolah Tinggi Hukum di Jakarta.
©2023 Merdeka.com/instagram.com/jadoel.ig
Ketika menjadi mahasiswa, Assaat berkecimpung dalam gerakan Jog Sumatranen Bond. Selain itu, untuk memuluskan jalan perjuangannya di politik, Assaat bergabung dengan Partai Indonesia atau Partindo.
Dia sempat pergi ke Belanda dan belajar di Universitas Leiden. Sepulang dari Belanda pada tahun 1939, Assaat menjadi advokat. Pada saat Jepang masuk, dia sempat diangkat menjadi Camat Gambir, kemudian Wedana Mangga besar di Jakarta.
Pengangkatan Mr. Assaat menjadi Presiden
Karier Assaat memuncak ketika dia menjadi ketua BP-KNIP (Badan Pekerja- Komite Nasional Indonesia Pusat). Pada tahun 1949, Belanda menyerahkan kedaulatan Indonesia kepada RIS. Soekarno dilantik menjadi Presiden RIS, Moh. Hatta sebagai Perdana Menteri RIS.
Sementara itu, Assaat dilantik menjadi Presiden Republik Indonesia yang merupakan negara bagian dari RIS di Yogyakarta. Hal tersebut diyakini merupakan sebuah taktik dari Belanda yang bertujuan untuk memecah belah RI.
Meskipun para pemimpin Indonesia menyadari taktik itu, mereka tidak secara terang-terangan melancarkan protes. Penerimaan tersebut berdasar karena para pemimpin Indonesia membutuhkan pengakuan dari Belanda tentang kedaulatan Indonesia.
Assaat menjadi Presiden Republik Indonesia selama 8 bulan. Masa jabatannya berakhir bersamaan dengan peleburan negara-negara bagian RIS menjadi RI pada 15 Agustus 1950. Mr. Assaat pun kembali menyerahkan kembali jabatan Presidennya kepada Ir. Soekarno.
Menjadi Bagian dari Pemerintah
Setelah menyerahkan jabatannya kepada Soekarno, Assaat kembali ke Jakarta dan melebur dalam pemerintahan Republik Indonesia. Dia menduduki jabatan sebagai Anggota Parlemen (DPR-RI).
Assaat juga sempat masuk dalam Kabinet Natsir menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri pada September 1950 sampai Maret 1951. Lima tahun kemudian, Assat menjabat sebagai formatur kabinet bersama dengan Soekiman Wirjosandjojo dan Wilopo.
©2023 Merdeka.com/instagram.com/jadoel.ig
Mereka mencalonkan Bung Hatta sebagai Perdana Menteri karena ketidakpuasan mereka dengan kebijakan pemerintah pusat. Assaat menentang keras sistem politik Demokrasi Terpimpin karena dianggap lebih condong kepada Partai Komunis Indonesia.
Pandangan tersebut membuatnya harus melarikan diri ke Sumatera Selatan dan lahirlah Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI). Assaat sempat ditahan selama 4 tahun (1962-1966) karena dianggap terlibat dengan PRRI.
Lebih Pilih Sepeda ketimbang Mobil
Assat wafat pada tahun 1976 di rumahnya di Warung Jati, Jakarta Selatan. Meskipun demikian, jasanya menjadi presiden Indonesia masih dikenang sampai sekarang.
©2023 Merdeka.com/instagram.com/jadoel.ig
Salah satu kisah yang patut dijadikan teladan dari sosok Presiden Republik Indonesia ini adalah kesederhanaannya. Meskipun menjadi seorang presiden, Assaat tidak ingin menikmati kemewahan dengan mengendarai mobil.
Assat lebih memilih untuk melakukan perjalanan dengan sepeda meskipun jabatan yang ia emban adalah seorang pemimpin tertinggi. Kesederhanaan itulah yang perlu dicontoh oleh semua masyarakat Indonesia termasuk para pemimpin negeri dewasa ini. (mdk/mff)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sosok Mr. Asaat, seorang Datuk Mudo yang ditunjuk sebagai Pelaksana Jabatan Presiden Republik Indonesia.
Baca SelengkapnyaTernyata ini alasan Jokowi sering bagi-bagi sepeda kepada masyarakat.
Baca SelengkapnyaCek kesehatan tersebut guna sebagai syarat pendaftaran capres ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 19 Oktober nanti.
Baca SelengkapnyaAsisten ajudan Presiden Jokowi Kompol Syarif Muhammad Fitriansyah membeberkan alasan Jokowi gemar bagi-bagi sepeda.
Baca SelengkapnyaKIsah Presiden ke-2 RI pernah ingin jadi sopir taksi dan berhenti dari militer.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi dikenal memiliki kegemaran pada dunia otomotif. Dia terlihat menunggangi sepeda motornya saat melakukan kunjungan ke sejumlah wilayah Tanah Air.
Baca SelengkapnyaJokowi dan Jan Ethes menggowes sepedanya melewati beberapa titik ikonik kota.
Baca SelengkapnyaUcapan Kaesang Pangarep itu sontak dikomentari warganet.
Baca SelengkapnyaPrabowo bertolak menuju Istana Merdeka menaiki mobil Indonesia 1 berkelir putih dengan tulisan 'Garuda' di bagian belakangnya. Simak foto-fotonya!
Baca SelengkapnyaMohammad Hatta adalah pahlawan nasional yang dikenal cerdas, jujur, dan bijaksana.
Baca SelengkapnyaJokowi menghabiskan akhir pekan dengan bersepeda pagi di kawasan CFD.
Baca SelengkapnyaLuat Siregar, sosok wali kota Medan pertama setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Baca Selengkapnya