Sosok Mr. Assaat, Datuk Mudo yang Pernah Menjabat Sebagai Presiden RI Selama 9 Bulan
Sosok Mr. Asaat, seorang Datuk Mudo yang ditunjuk sebagai Pelaksana Jabatan Presiden Republik Indonesia.
Keberadaan pria yang satu ini begitu penting ketika Pemerintah Pusat dalam gejolak.
Sosok Mr. Assaat, Datuk Mudo yang Pernah Menjabat Sebagai Presiden RI Selama 9 Bulan
Bergelar Datuk Mudo, Mr. Assaat adalah sosok politisi ketika pemerintah Indonesia dalam situasi genting. Saat itu, ada momen yang mungkin tidak bisa dilupakan. Ya, ia menjadi pemangku jabatan Presiden Republik Indonesia.Mr. Assaat dikenal sebagai pria yang pintar. Masa-masa mengenyam pendidikan beliau tidak berjalan dengan mulus. Tetapi, ia berhasil mendapat gelar Mr. (Meester in de Rechten) atau sarjana hukum di Universitas Leiden. Tak heran namanya tersemat kata (Mr).
Simak profil dan peran Mr. Assaat yang dirangkum merdeka.com berikut ini.
Berpindah Sekolah
Mr. Asaat lahir di Agam Dalam, Sumatra Barat, 18 September 1904. Masa pendidikannya penuh tantangan dan halangan. Ia mulai sekolah agama di Adabiah, Padang lalu melanjutkan ke MULO Padang.
Kemudian, Asaat sempat pindah ke Batavia dan sekolah di STOVIA. Di sekolah ini dirinya merasa tidak cocok menjadi seorang dokter. Asaat pun akhirnya memilih sekolah Hukum Rechts Hoge School (RHS). Mulai dari sini, Asaat mulai aktif organisasi yang tergabung dalam Jong Sumatranen Bond.
Di RHS sendiri Asaat menemukan kesulitan dalam kelulusannya. Hal ini disebabkan karena pihak sekolah tidak pernah memberikan keterangan lulus kepadanya. Merasa kecewa, ia kabur ke Belanda dan menempuh pendidikan tinggi di Universitas Leiden.
-
Siapa wakil presiden RI ke-9? Pada hari Kamis, 26 Juli 2001, Hamzah terpilih sebagai Wakil Presiden ke-9 Republik Indonesia.
-
Siapa presiden RI pertama? Merupakan presiden pertama RI yang sering disebut sebagai bapak proklamator.
-
Apa fakta menarik soal Presiden RI? Ternyata ada fakta menarik dari tahun lahir para Presiden Republik Indonesia.
-
Kapan Mohammad Hatta terpilih sebagai Wakil Presiden pertama RI? Kemudian pada 17 Agustus 1945 di Jalan Pagesangan Timur 56 tepatnya pukul 10.00 kemerdekaan Indonesia diproklamasikan oleh Soekarno dan Mohammad Hatta atas nama bangsa Indonesia. Keesokan harinya, pada tanggal 18 Agustus 1945 Soekarno diangkat sebagai Presiden Republik Indonesia dan Hatta sebagai Wakil Presiden.
-
Siapa presiden pertama Indonesia? Siapa nama presiden pertama Indonesia?Jawaban: Ir. Soekarno
-
Apa saja ragam kata-kata 17 Agustus dari tokoh Sumut? Banyak kata-kata inspiratif dari tokoh nasional yang bisa memupuk rasa nasionalisme. Selain itu, kata-kata ini juga dapat membangkitkan semangat kemerdekaan.
Situasi Pemerintahan Genting
Pasca kemerdekaan Indonesia situasi pemerintahan sangatlah tidak kondusif. Revolusi negara harus berjalan meskipun Belanda masih terus bertahan di beberapa tempat.Pihak Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dan Badan Pekerjanya sempat melakukan pemindahan markas yang bermula di Jakarta, kemudian pindah ke Yogyakarta pada tahun 1945, lalu ke Purworejo, kemudian kembali lagi ke Yogyakarta.
KNIP sempat dipimpin Sutan Sjahrir, ketika ia ditunjuk sebagai Perdana Menteri, KNIP dikuasai oleh Soepomo yang kemudian menjadi Menteri Pembangunan dan Pemuda. Mr. Assaat yang ditunjuk menjadi ketua KNIP didampingi dr. Abdul Halim.
Sempat Diasingkan
Pada saat Agresi Militer Belanda II, Mr. Assaat ditangkap oleh pemerintah Belanda dan diusir dari ibukota bersama Soekarno, Hatta, Sutan Sjahrir, Agus Salim dan sebagainya.
Mr. Asaat bersama Hatta, Gafar, dan Suryadarma diasingkan di Manumbung, Pulau Bangka.
Pelaksana Tugas Presiden
Setelah perjanjian Konferensi Meja Bundar (KMB) pada tanggal 27 Desember 1949, terbentuklah Republik Indonesia Serikat (RIS) yang mengubah sistem pemerintahan sementara.
Soekarno saat itu menjabat sebagai Presiden dan Mohammad Hatta sebagai Perdana Menteri RIS. Sedangkan Republik Indonesia terdapat kekosongan kekuasaan. Sesuai dengan konsitusi yang ada, Mr. Asaat pada saat itu memimpin KNIP ditunjuk menjadi presiden Republik Indonesia.
Mengutip dari beberapa sumber, jabatan Mr. Asaat berlangsung selama 9 Bulan, mulai dari 27 Desember 1949 hingga 15 Agustus 1950. Selama menjabat, dirinya tidak mau dipanggil dengan sebutan Paduka dan hidupnya sangat sederhana.
Pertentangan dengan Pemerintah
Ketika Soekarno menjalankan sistem Demokrasi Terpimpin, Mr. Asaat menjadi salah satu tokoh yang menentangnya. Meski tetap menghormatinya, Assaat hanya menentang cara berpolitik Soekarno yang cenderung ke sayap kiri atau PKI.
Di momen ini, Assaat merasa terancam karena Demokrasi Terpimpin menjadi sebuah kediktatoran terselubung. Ia selalu diawasi oleh intel dan juga PKI, kemudian ia memutuskan kabur secara diam-diam menuju ke Stasiun Tanah Abang.
Mr. Assaat lantas kabur hingga ke Pulau Sumatra selama beberapa hari. Kedatangannya ke Sumatra bertepatan dengan terbentuknya PRRI. Kemudian ia berkeliaran di hutan-hutan Sumatra.